09 Januari 2011

I'm Cool And I'm Not Bad!!

Ada seorang teman yang bernah bilang begini: "Kalau mau populer, caranya cuma 2: jadi pinter banget atau jadi nakal banget. Karena gw ga bisa jadi pinter banget, jadi gw nakal banget aja."

Hummm... Okay. Kehidupan masa muda jaman sekarang memang seperti itu. Kalau jadi anak baik-baik akhirnya kita hanya akan di-bully oleh anak-anak yang lain. Kita sadari atau tidak, akhirnya terbentuklah opini seperti ini:


Bad = Cool
Nakal = Keren

Tapi benarkah satu-satunya cara untuk jadi keren adalah dengan jadi anak yang nakal? Apakah anak baik-baik tidak bisa jadi keren?

Di sinilah persepsi kita yang salah. Anak baik-baik identik dengan citra cupu. Anak baik-baik ngga bisa apa-apa dan lemah. Anak baik-baik itu membosankan dan ngga gaul. Anak baik-baik itu penakut dan ga berani menantang arus. Nah, lewat beberapa persepsi ini aku akan membuktikan bahwa baik itu tidak sama dengan cupu.

1. Baik = lemah
Banyak orang berpendapat bahwa anak baik-baik itu lemah dan ga bisa ngapa-ngapain. Kita ambil satu contoh kejadian: Kalau anak baik-baik diajakin berantem, karena dia baik dan ga mau berantem, maka dia tidak akan melawan. Tapi apakah tidak melawan sama dengan lemah? Bahkan di film Spiderman 3 pun Peter Parker berkata, "Musuh terakhir setiap manusia adalah dirinya sendiri." Jadi, dengan tidak membalas pukulan orang lain, si anak baik ini mengalahkan keinginan dirinya sendiri untuk membalas. Bukankah itu justru membuktikan bahwa dia kuat? Justru dia keren bukan?!

2. Baik = ngga gaul
Katanya anak baik-baik itu membosankan, ngga gaul, ngga tahu arus jaman. Kita ambil satu contoh kejadian lagi: Anak baik-baik diajak pergi dugem tapi dia menolak karena tahu godaan macam apa yang harus dia hadapi di arena dugem. Dia tahu itu tidak baik dan tidak berguna, maka dia menolak. Karena dia menolak, teman-temannya mengecap dia sebagai anak ga gaul. Tapi apakah dengan menolak dugem berarti dia ngga gaul? Justru teman-temannya yang pergi ke dugem itu lah yang bergaul dengan orang-orang yang salah. Si anak baik-baik ini tahu mana pergaulan yang baik dan mana pergaulan yang dapat menghancurkannya. Dengan menolak, berarti dia dapat memilih mana yang baik dan tidak baik, dan yang lebih penting adalah bahwa dia memilih sesuatu yang baik. Bukankah justru itu yang keren?!

3. Baik = penakut
Anak baik-baik itu selalu menyanggupi apapun. Konon, anak baik-baik selalu nge-iya-in apapun yang diminta dari dia. Dia maunya semua damai, jadi dia iya-iya aja (kan dia baik). Tapi apakah dengan selalu ngomong iya berarti dia anak baik? Salah! Anak baik-baik bukanlah anak bodoh yang cuma tau ngomong IYA doank. Anak baik-baik tahu kapan dia harus ngomong iya, kapan dia harus ngomong tidak. Bukan cuma asal semua damai dan semua baik-baik saja (Ingat bahwa tidak adanya konflik bukan berarti keadaan baik-baik saja, begitu juga sebaliknya). Anak baik-baik tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik. Jadi, dia tahu kapan harus berkata TIDAK untuk sesuatu yang tidak baik. Keren kan?!

Jadi, anak baik-baik itu tidak sama dengan anak cupu. Ayo ubah konsep kita! Anak baik-baik adalah orang yang tahu kebenaran. And that's definitely cool! 

Jadi, jangan takut kalau kita dicap "anak baik-baik"! 'Coz that's cool, guys! Justru orang-orang yang berpersepsi negatif terhadap anak baik-baik lah yang tidak tahu bahwa sebenarnya mereka sama sekali ngga keren. Mereka ngga punya jati diri dan hanya mengikuti arus dunia tanpa tahu kebenaran. Payah!

So, jangan takut jadi anak baik-baik. Mengutip dari Paus Yohanes Paulus II:

"Do not affraid to be holy"

GBU alwayz ^_^

NB: Masih banyak persepsi-persepsi negatif lain tentang anak baik-baik. Mari kita tunjukkan betapa kerennya jadi anak baik-baik! =D

© hiLda 2011

Bookmark and Share
Baca selengkapnya...