Tampilkan postingan dengan label Philippines Trip. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Philippines Trip. Tampilkan semua postingan

14 Agustus 2011

Philippines Trip Part 2: Sincere As A Child

Kita semua sudah tidak asing lagi dengan ungkapan: "Ngga ada yang gratis di dunia ini!" Betul tidak? Dan sadar atau tidak, pemikiran itu sudah tertanam dalam pikiran kita yang paling dalam. Bayangkan saja kehidupan di Jakarta untuk parkir saja harus membayar minimal Rp 2.000. Memang bukan jumlah yang besar, tapi ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi yang gratis di kehidupan kota besar. Kalau mau mendapat kemudahan, semuanya harus menggunakan uang. Kalau tidak ada uang, tukang parkir saja enggan memberi kita senyuman.

Tapi tidak begitu halnya dengan anak ini:
The Little Boy from Boracay Island

Dia adalah seorang anak kecil yang aku temui dalam liburanku ke Boracay. Boracay adalah sebuah kawasan wisata pantai pasir putih yang terdapat di Filipin. Pantai di sini sangat indah dan bersih. Dan masyarakat di sini sangat berbeda dengan masyarakat di kota besar karena Boracay terletak di sebuah pulau yang terpisah dari Pulau Luzon. Untuk mencapai Boracay, kita perlu naik pesawat dari Manila lalu disambung dengan naik perahu menuju pulau ini. Jadi kehidupan masyarakat di sini benar-benar tergantung dari sektor pariwisata.

Singkat cerita, di hari liburan kami, kami mengambil sebuah paket tur mengelilingi Pulau Boracay selama 1 hari. Kami menaiki sebuah kapal nelayan dan mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di pulau ini seperti Crocodile Island (spot snorkling paling bagus di Boracay), Crystal Cove (lokasi gua yang di dalamnya terdapat kristal alami mirip stalagtit), dan juga beberapa tempat menarik lainnya. Sebelum memulai perjalanan kami, bapak nelayan yang mengendarai kapal kami hendak mengisi bensin terlebih dahulu. Maka kami menepi di sebuah pantai tempat mereka akan membeli bahan bakar.

Ketika kami menepi, seorang anak lelaki menaiki kapal kami sambil membawa sebuah keranjang kecil di tangannya lalu duduk di sebelahku. Dia mengulurkan sebuah gelang kaki yang terbuat dari cangkang kerang dan diuntai menggunakan tali. Dengan senyum polos dia meletakkannya di tanganku dan berkata, "For foot." Tapi karena kami semua tidak tertarik, maka aku menggeleng-gelengkan kepalaku sambil berkata, "No. Thank you." Tapi dia tidak menyerah, lalu dia menawarkan kepada kami rosario yang terbuat dari magnet. Akhirnya karena merasa kasihan (dan cukup tertarik juga dengan rosario unik ini) kami membeli rosario yang dia jual tersebut. Lalu terjadilah transaksi, sementara gelang kaki yang pertama kali dia tawarkan masih ada di dalam tanganku. 

Setelah dia mengambil uang bayaran kami, aku menyodorkan kembali gelang tersebut kepadanya. Tapi sambil tersenyum dia berkata, "No. That's for you. A gift." Hahaha. Aku tidak tahu harus berkata apa. Seorang anak nelayan kecil yang polos dengan mudahnya memberikan sebuah hadiah gratis kepada seorang pembeli yang hanya membeli 2 buah rosario magnet darinya. Hmm, apa dia ngga rugi ya? Selama ini, kalau aku belanja di mal, biasanya aku baru mendapat hadiah gratis bila aku belanja lebih dari Rp 250.000. Sementara untuk 2 rosario ini aku bahkan tidak menghabiskan uang sampai Rp 100.000. Well, mungkin dalam pandanganku anak ini rugi (dalam hal uang). Tapi aku rasa dia jauh lebih tulus daripada para pebisnis ternama di Jakarta. Penjual biasanya  memberi hadiah kepada pembeli dengan harapan mereka akan membeli barang lebih banyak lagi. Tapi anak ini memberi hadiah karena dia ingin memberi hadiah. Dia tidak berkata, "Beli 5 gratis 1 deh." Tapi dia hanya memberikannya begitu saja, tanpa ada yang meminta. Lagipula, para penjual pada umumnya baru mau memberikan hadiah setelah mendapatkan laba yang cukup besar. Tapi dia, kurasa, tidak memikirkan berapa laba yang dia dapat dari penjualan 2 rosario tersebut sebelum dia memberikan gelang itu padaku. Dia hanya ingin memberi hadiah pada orang asing yang berkunjung ke pulaunya. Tidak ada intensi bisnis yang tersembunyi di dalamnya sama sekali. Polos, tulus, lucu, dan jarang sekali kutemukan orang semacam ini lagi jaman sekarang.

Gelang hadiah dari Si Anak Nelayan
Kuakui, memang gelang yang dia berikan itu bukan gelang yang bagus-bagus amat. Hanya sebuah gelang biasa karya anak pantai. Tapi bukan barangnya yang aku hargai, ketulusan anak itulah yang aku kagumi. Senang rasanya bila kita bisa memberikan sesuatu dengan tulus kepada orang lain. Walaupun bukan barang yang mahal dan luar biasa indah, ketulusan hati seseorang sudah cukup untuk menyentuh hati seorang manusia. Seperti yang telah dilakukan anak lelaki ini padaku. Sampai saat ini aku masih menyimpan gelang yang dia berikan agar terus menjadi pengingat bagiku aku untuk bisa bersikap tulus dan tidak menuntut balas jasa seperti seorang anak lelaki kecil polos di Boracay itu.

GBU alwayz... ^_^


© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

26 Juli 2011

Philippines Trip Part 1: I Met My Idol At Last!!

Ini adalah orang-orang yang aku masukkan dalam daftar "People Who Inspired You" di halaman Facebook-ku (selain kedua orang tuaku juga tentunya):
Dari 4 orang di atas, Yesus, Bunda Maria, dan Bunda Teresa sudah pulang ke surga. Tersisa 1 orang idolaku yang masih bisa aku temui di muka bumi ini: Bo Sanchez.

Di dalam blog IJOFREAK ini, aku pernah menerjemahkan satu seri blog Bo Sanchez yang berjudul "Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk". Siapakah dia sebenarnya? Dia adalah seorang pewarta yang inspiratif, pelayan Tuhan yang rendah hati, pengusaha yang berhasil, juga ayah yang luar biasa dan suami yang romantis!! Setiap tulisan yang dia buat selalu membawa inspirasi baru bagiku pribadi. Dan setiap pengajarannya tentang Firman selalu membuka mataku untuk mengerti isi Firman tersebut dari sudut pandang yang lebih praktis. Bukan hanya aku saja yang telah merasa terberkati dengan setiap karyanya. Ribuan warga Filipin yang hadir dalam Persekutuan mingguannya, The Feast, juga telah merasakannya.

Memang, dia pernah berkunjung ke Indonesia beberapa tahun yang lalu. Tapi saat itu aku belum begitu mengenal siapa dia. Dia belum menjadi idolaku. Aku hanya tahu bahwa dia adalah seorang penulis yang banyak menerbitkan buku bestseller. That's all. But, the more I know about him, the more I admired him. Setiap Firman yang dia ceritakan seolah berasal dari rhema di dalam hatinya, sehingga Firman itu begitu hidup dan menyentuh hati orang-orang, bahkan orang yang tidak suka membaca Alkitab sekalipun. Karena dia menjelaskan inti dari setiap Firman itu dengan bahasa yang mudah dan sederhana dan praktis (dapat dipraktekkan).

Bagiku, dia adalah salah seorang role model-ku. Role model adalah seseorang yang menjadi contoh untuk kita. Sebagian aspek dalam kehidupannya ingin kita tiru. Kita ingin menjadi seperti mereka. Karena itu kita belajar dari mereka. Dalam bahasa yang lebih umum, kita mengidolakan mereka.

Kalau ditanya, siapa idolamu? Beberapa mungkin akan menjawab, Justin Bieber, seorang anak yang berawal dari Youtube dan sekarang melakukan tur keliling dunia. Atau mungkin ada juga yang mengidolakan Oprah Winfrey atau Presiden Barrack Obama yang telah membuat banyak perubahan di Amerika. Sebenarnya, di sekitar kita ada banyak orang hebat yang bisa kita jadikan idola. Dan bukan hanya sekedar idola, tetapi juga sebagai inspirasi. Kita bisa belajar dari cara mereka melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain dan melakukan perubahan, atau bagaimana mereka bisa mencetak suatu prestasi yang luar biasa!

Kita membutuhkan seorang idola untuk menjadi sumber pembelajaran kita. Karena kita tidak punya cukup banyak waktu dalam kehidupan kita untuk melakukan cukup banyak kesalahan. Kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat oleh idola kita dan melakukan solusi yang pernah mereka lakukan. We need an idol! We need someone to inspire us to become a better person.

Masalahnya, ada banyak orang yang tidak memiliki idola. Atau lebih ironisnya lagi, mereka mengidolakan orang yang salah. Banyak orang yang tergila-gila dengan Justin Bieber, tapi that's it. Mereka hanya mengaguminya. Tapi tidak belajar bagaimana untuk berubah dari seorang artis Youtube menjadi seorang artis internasional. Padahal bila kita mau belajar dari pengalaman, keberhasilan dan kegagalan orang lain, kita akan menghemat banyak waktu untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dengan yang pernah mereka lakukan dulu.


Bo Sanchez & Hilda
Kembali ke Bo Sanchez. Ketika bertemu dengannya, yang ingin aku katakan hanyalah, "Terima kasih karena telah menjadi inspirasi bagiku!" And I did it!! Dan ketika aku mendapat kesempatan untuk menjabat tangannya, rasanya aku begitu kagum dan tidak bisa berhenti tersenyum. Here is why: he is sooooo humble!! Walaupun dia tidak pernah mengenalku dia tersenyum kepadaku dan menyapaku seolah-olah kami adalah teman lama. Dia bukan seorang artis. Dia bukan seorang selebritis. Sesukses dan sebanyak apapun uang di dalam rekeningnya, dia tetap seorang  pelayan Tuhan yang rendah hati!! OMG!! I want to be like him!

Teman, temukanlah idolamu. Jadikanlah mereka draft untuk menjadi gambaran seperti apa kamu nantinya di masa yang akan datang. Belajarlah dari mereka tapi tetap jadi dirimu apa adanya. Dan satu hal yang paling penting, berhati-hatilah dalam mencari seorang idola. Jangan sampai kita mengidolakan orang yang salah yang malah membawa kita kepada kehancuran. Dan ingatlah ini, siapapun yang kamu pilih menjadi idolamu, tetap jadikan Yesus sebagai idolamu yang nomor 1. Manusia bisa membuat kita kecewa dan melakukan kesalahan, tapi hanya Dia-lah idola sejati yang tidak bercacat cela. HE is the only one that PERFECT!!


GBU alwayz... ^_^


© hiLda 2011
Baca selengkapnya...