08 Mei 2011

Thailand Trip Part 3: What Will Your Pose Be?

Another share about my trip to Bangkok. Ketika aku mampir di Bangkok, aku sempat mengunjungi sebuah tempat yang menarik. Apakah tempat itu? Ini dia:


Madame Tussauds - Bangkok

Madame Tussauds Wax Museum. Tempat apaan sih ini? Ini adalah tempat di mana kamu bisa memenuhi mimpimu untuk bertemu dengan berbagai tokoh-tokoh dunia. Well, memang ngga bertemu secara langsung sih, yang ada di sini cuma patung lilinnya aja. Replika tokoh atau artis dunia yang bener-bener dibikin mirip dengan aslinya. Ngga percaya? Ini buktinya:

Hilda ketemu sama Mahatma Gandhi

Hahaha. Bener-bener mirip dengan yang di foto kan? Yang menarik, di dalam museum patung lilin ini ada berbagai macam seksi. Dan setiap patung lilin ditempatkan di seksi yang sesuai dengan kontribusi sang tokoh aslinya bagi dunia. Mahatma Gandhi ditempatkan di seksi "History" atau Tokoh Sejarah. Maju beberapa langkah dari sana, kita akan menemukan seksi "Arts & Science" atau Tokoh Seni dan Ilmu Pengetahuan. Di sana aku bertemu dengan Sang Maestro Pelukis.

Pablo Picasso dan replika koleksi lukisannya

Di sudut di mana patung Picasso diletakkan, terdapat banyak hiasan lukisan, kuas cat dan kanvas. Menarik sekali ya, semuanya didekorasi untuk mencerminkan keunggulan sang penghuni lokasi. Sehingga rasanya benar-benar masuk ke dalam dunia sang tokoh dunia itu sendiri. Dari sana, aku masuk ke seksi "Music" di mana para Tokoh Musik berada. And guess what? I met The King of Pop.

Posing with Michael Jackson

Walaupun kisah hidupnya kelam dan dia meninggal dengan tragis, tapi dia tetap selalu diingat orang dengan pose khas-nya ini. Lagipula, siapa sih yang ngga kenal Michael Jackson? Bila ada yang mengucapkan kata "Moonwalk", kata berikutnya yang pasti langsung terlintas dalam pikiran kita adalah "Michael Jackson". Ya, dia memang meninggalkan kesan yang sangat dalam bagi dunia.

Lalu, setelah berhari-hari pulang dari sana, aku mulai berkhayal. Bila suatu hari, salah satu kru museum Madame Tussauds ada yang menawari Hilda untuk dibuatkan patung lilin, kira-kira pose macam apa yang akan dilakukan oleh Hilda Si Patung Lilin ya? Di seksi mana dia akan ditempatkan? Dan dekorasi macam apa yang akan menghiasi pojokan di mana dia ditempatkan?

Dalam benakku muncul berbagai khayalan. Lalu aku memutuskan dua pose ini sebagai pose terbaik impianku:
  1. Hilda yang sedang tersenyum sambil mengenakan pakaian yang sederhana, berdiri di tengah taman bunga yang dihiasi pohon-pohon rindang dan kupu-kupu. Sebuah label di bawah kaki Hilda Si Patung Lilin berbunyi: Hilda-Aktifis Lingkungan Hidup. Hmm.. Not bad kan?! Hahaha.
  2. Hilda yang memegang mic dan sedang bernyanyi sambil tersenyum dengan ekspresi wajah yang damai dan ramah. Sebuah label di bawah kaki Hilda Si Patung Lilin berbunyi: Hilda-Musisi Perdamaian. Wow!! Keren ya?!?!
Hahaha. Anyway, semuanya hanya khayalan. Aku tidak pernah berharap ada orang yang akan menciptakan Hilda Si Patung Lilin. Tapi di balik semua khayalan ini sebenarnya terdapat sebuah mimpi, sebuah cita-cita, sebuah niat luhur yang tertanam jauh di dalam lubuk hati seseorang. Atau bahasa kerennya "The Calling" atau "Panggilan Suci" masing-masing orang (cie ileeehhh...). Suatu nilai luhur yang menjadi kerinduan masing-masing orang untuk dia kontribusikan bagi dunia, bagi komunitas, bagi orang lain. 

Kalau ditulis seperti ini, kelihatannya memang konyol dan "kejauhan". Bagaikan punuk yang merindukan bulan, gak akan kesampaian. Aku saja yang menulis dua poin di atas merasa bahwa semuanya itu konyol buanget. Jauh dari jangkauanku (sekarang). Tapi di balik kekonyolan itu tersimpan mimpi-mimpiku. Seperti itulah aku ingin dikenal oleh orang-orang di sekitarku nanti.

Dari sekedar khayalan konyol, aku percaya, suatu hari nanti aku pasti bisa mencapainya. Karena aku tidak memperlakukan khayalan itu hanya sebagai khayalan. Aku ingin mencapainya, aku menjadikannya tujuan. Bila suatu hari nanti aku berhasil mencapainya, that will be my own Lifetime Achievement.

Teman, jangan takut untuk bermimpi. Yang namanya mimpi, cita-cita, semuanya berawal dari khayalan. Perbedaan antara orang yang dapat mencapai cita-citanya dengan yang tidak adalah apakah khayalan itu tetap ditinggal menjadi khayalan atau berubah menjadi tujuan hidup si pengkhayal. Mulailah dari pengkhayal, tapi berakhirlah sebagai pemenang. Jangan membuat mimpi yang biasa-biasa saja. Bermimpilah yang besar. Dan bawa semua cita-citamu itu kepada Tuhan, biar Dia yang bukakan jalan supaya kita dapat mencapainya. Bila memang cita-citamu itu sesuai dengan "Panggilan Suci"-mu, pasti kamu dapat menggapainya. 

Hei pengkhayal, jangan berhenti berkhayal. Dan jangan berhenti sebagai pengkhayal karena kita diciptakan untuk menjadi pemenang.

GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...