Tampilkan postingan dengan label My Movie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Movie. Tampilkan semua postingan

19 Februari 2012

Little Miss Perfect

Somehow, aku teringat akan sebuah percakapan antara Quinn dan Shelby di Serial TV Glee season 3:


Quinn: Yeah, well, I'm not going back to being that girl. Little miss blonde perfect.
Shelby: Quinn, were you ever really that girl? I mean, would that kind of girl even get pregnant in the first place?

Kalau kalian suka menonton serial TV ini, kalian pasti tahu bahwa Quinn hamil di luar nikah saat dia masih duduk di bangku sekolah (high school). Sebenarnya, dia adalah seorang gadis yang "perfect": kapten cheerleader, populer, memiliki keluarga yang terhormat. Tapi sayangnya, karena dia hamil di luar nikah, dia harus menyerahkan bayinya kepada Shelby untuk diadopsi, karena dia belum mampu menjadi orang tua.

Sejak itu, Quinn berusaha menjadi populer lagi. Dia ingin memiliki kembali kejayaannya di masa lalu. Namun dia gagal. Sehingga dia mengubah citra dirinya menjadi seorang cewek berandalan yang dekil. Dia ingin meninggalkan citra dirinya yang "perfect". Dan berubah menjadi orang yang lain sama sekali.

There's something funny about the above conversation. Dalam hatinya, Quinn tetap selalu berpikir bahwa dia adalah seorang gadis yang sempurna. Sekalipun dia hamil di luar nikah, dia tetap berpikir bahwa dia adalah gadis yang sempurna. Padahal kenyataannya, dia tidak pernah menjadi sempurna. Kenyataannya, tidak ada manusia yang sempurna.

Kesalahan terbesar manusia adalah ketika dia berusaha mati-matian untuk menjadi yang paling sempurna. You know what, you'll never be perfect. Karena dengan menjadi sempurna, artinya tidak ada lagi tempat untuk kesalahan. When you always want to be perfect, any mistakes will be unforgivable. That's hurt. Because you'll never not making any mistakes. People always make mistakes all the time.

Aku rasa inilah kesalahan terbesar dalam diriku yang sampai saat ini pun masih terus menjadi pergumulanku. Aku pikir, aku harus menjadi sempurna supaya orang lain bisa mencintaiku. Aku pikir, bila aku melakukan kesalahan maka aku tidak layak untuk dicintai. Ternyata aku salah. Karena ketika aku berpikir seperti itu, maka aku pun tidak akan pernah membiarkan orang yang aku cintai melakukan kesalahan sedikit pun terhadapku. And that really hurts. Karena sesempurna apapun cinta orang itu kepadaku, dia akan tetap melakukan kesalahan, baik sadar maupun tidak sadar. Sehingga bila aku terus mengharapkan dia untuk mencintaiku tanpa cacat dan cela, justru aku yang akan selalu terluka.

I am wrong. I think it all wrong all the time. I can never be the Little Miss Perfect, a girl who always right all the time. I think I have to forgive myself for committing some mistakes sometime. Because making mistakes doesn't turn you into someone who is unworthy. It's common. It proves us that we are human. And it enables me to love someone who is not perfect too. Because we are equal. Because I allow him or her to make mistakes too.

I love my father and mother. I love my sisters too. I love my family. I know that they are not perfect. And it takes a lot of humility to finally say and understand and realize that we are not perfect. And I want to stop being a Little Miss Perfect too. I really do. I just want to be an ordinary girl who gives spaces for mistakes in my life. And I just want to love them with my imperfect love. And hope that it will be enough for them to forgive all of my mistakes.

And you know what, Shelby juga mengatakan hal yang sama pada Quinn selanjutnya:

Shelby: First step to becoming an adult: Stop punishing yourself for things you did when you were a child.

So, let's stop being a child. And forgive ourselves for being imperfect.


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2012


Baca selengkapnya...

12 September 2011

Pain And Scar

Siapa yang ngga kenal dengan panda cute nan imut yang satu ini:
Cute Baby Po
Yup yup yup.. Dia adalah Po si Pendekar Naga (Dragon Warrior). Belum lama ini dia mulai beraksi di bioskop Indonesia. Maklum, karena aksi boikot-memboikot film Hollywood, Po jadi terlambat datang ke tanah air.

Anyway, aku kebetulan sudah menonton Film Kung Fu Panda 2 ini 2 kali. Dan walaupun sudah nonton untuk kedua kalinya, tetap saja aku tertawa habis-habisan dari awal hingga akhir film. Yang menarik, film ini bukan hanya sekedar lucu saja, tetapi juga menyuguhkan tampilan animasi yang luar biasa detail dan sempurna, juga cerita yang sangat menyentuh. *SPOILER ALERT*

Bagi yang sudah menonton (atau yang belum menonton tapi tidak keberatan untuk diberi bocoran alur cerita), pasti mengenal Lord Shen si Burung Merak. Putra Mahkota Gongmen City. Yang, bila bukan karena ambisinya untuk menguasai seluruh China, pasti sudah diwarisi tahta kerajaan oleh ayahnya.

Lord Shen The Peacock
Kedua orang tua Shen telah menebarkan banyak sukacita ke seluruh penjuru China lewat kembang api yang mereka ciptakan. Tetapi Shen tidak puas hanya dengan membuat kembang api. Dia menciptakan bahan peledak dari bahan pembuat kembang api. Lantas, bukan sukacita lagi yang ia tebarkan, melainkan perang dan kerusakan.

Dengan ambisinya yang membara untuk menguasai seluruh China, Shen berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dia adalah seorang yang kuat dan tidak tertandingi. Tetapi muncul sebuah ramalan bahwa suatu hari dia akan dikalahkan oleh seorang pendekar panda. Panik dengan munculnya ramalan tersebut, Shen akhirnya mem-bumi-hangus-kan Desa Panda, tempat Po kecil tinggal. Desa Panda yang awalnya aman dan tentram akhirnya musnah dan hancur berantakan. Kecewa dengan tindakan Shen tersebut, akhirnya ayahnya mengusir dia dari Kota Gongmen.

Tahun berganti tahun, setelah kematian ayahnya, Shen kembali ke Kota Gongmen untuk merebut kembali tahtanya. Po yang telah tumbuh dewasa pun tanpa sengaja diberi tugas untuk menyelamatkan Kota Gongmen. Di sanalah dia bertemu muka dengan Shen. Po tidak pernah ingat akan apa yang terjadi pada Desa Panda hingga dia berhadapan dengan Shen. Beberapa kali ia terpukul jatuh hanya karena terbersit sekelumit ingatan akan Desa Panda-nya yang dihancurkan ketika ia masih kecil dahulu. Dan akhirnya, setelah dia dikalahkan oleh Shen dan hampir tewas, barulah dia kembali ke puing-puing Desa Panda dan mengingat kembali masa kecilnya yang dihancurkan oleh keegoisan Shen.

Po di Rumah Masa Kecilnya
Ketika mengingat hal ini pertama kali, Po pun merasa sedih dan hancur dan kalah. Namun, bukan Ksatria Naga namanya bila dia kalah begitu saja. Po pun bangkit untuk menghadapi armada meriam Shen. Berbekal ilmu "Inner Peace" yang diajarkan Master Shifu, Po berhasil menangkap semua peluru meriam yang ditembakkan armada kapal Shen dan menghancurkan semuanya.

Yang menarik, ketika Po berhadapan dengan Shen di detik-detik kekalahannya, Shen bertanya padanya: "Bagaimana kau melakukannya? Bagaimana kau bisa menemukan 'Inner Peace'?? Aku sudah menghancurkan hidupmu." Lalu Po menjawab, "Itulah masalahnya, Shen. Luka bisa sembuh. (Pains heal...)" Lalu Shen menjawab, "Luka memang bisa sembuh. Tapi bekasnya tetap ada. (Pain does heal. But scars did not)". Lalu Po menjawab, "Tidak, bekas luka pun bisa sembuh (No, scars heal too.)". Tapi Shen tetap bersikukuh bahwa bekas luka selamanya akan selalu ada. Dan dalam kemarahan dia menyerang Po sehingga membuat tiang kapal rubuh dan menimpa dirinya sendiri.

Secuplik percakapan di bagian klimaks cerita ini yang amat menyentuh saya. Ada 2 tokoh dalam percakapan ini: Shen yang selalu menyimpan lukanya seumur hidupnya dan Po yang meraskan luka dalam hidupnya tapi tidak memendamnya. Keduanya memiliki masalah yang sama: luka hati. Tapi keduanya memiliki paradigma yang berbeda. Sehingga keduanya memiliki akhir cerita yang berbeda pula:
1. Shen, mati dalam kemarahannya dan karena kecerobohannya sendiri
2. Po, menjadi Pendekar Naga yang dikenang dan disanjung sebagai Penyelamat China

Teman, aku setuju bahwa luka hati itu menyakitkan. Terlebih lagi bila kita dilukai oleh orang yang paling dekat dengan kita dan yang paling kita percayai. Rasa sakitnya akan luar biasa berlipat ganda. Tetapi, bila kita terus memendam luka itu seperti yang dilakukan Shen, kita tidak akan dapat membagikan sukacita pada orang-orang di sekitar kita. Yang kita bagikan hanyalah luka, kehancuran dan kesedihan pula.

Ketika kita dilukai, kita pasti merasa sedih. Itu adalah hal yang wajar. Kita merasa kecewa, marah, kesal, itu semua sangatlah wajar. Tidak ada yang salah dengan merasakan semua perasaan negatif itu. Tetapi, suatu hari kita harus melepaskannya dan membiarkan hati kita lepas dari segala luka dan perasaan-perasaan negatif tersebut. Kita harus bisa mengampuni orang yang melukai kita agar kita bisa menemukan "Inner Peace". Ibaratnya, bila kita terus memendam rasa sakit hati di dalam hati, kita seperti mencengkram sebuah mata pisau, pada akhirnya kita sendiri yang akan terluka.

Ketika berhadapan dengan luka, jadilah seperti Po. Dia tahu bahwa Shen lah yang telah menghancurkan keluarganya. Tapi dia tidak membunuh Shen. Shen lah yang tanpa sengaja membunuh dirinya sendiri. Po tidak meminta Shen untuk menebus kesalahannya. Po tidak membenci Shen. Dia hanya ingin menyelamatkan China. Dia berfokus pada tujuan yang lebih mulia, jauh lebih mulia daripada hanya sekedar membalas dendam. Dari situlah akhirnya Po dapat menemukan "Inner Peace"-nya. Dan semua rasa sakit hatinya pun hilang. Lenyap. Tak berbekas. Skadoosh!!


Bagaimana dengan kita, teman-teman. Adakah seseorang yang pernah menghancurkan kehidupanmu? Apakah sampai saat ini kamu masih tidak bisa mengampuninya? Jangan mencengkram mata pisau itu lagi. Lepaskan saja, dan biarkan Tuhan membalut dan menyembuhkan lukamu itu dengan kasih-Nya yang lembut. GOD loves you.. 


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

13 Juli 2011

No Need For A Second Chance

Sudah nonton film "Insidious"? Kalau sudah, pertanyaan yang mengikuti setelah itu pasti: "Bisa tidur ga abis nonton film itu?" Hahaha. Karena film ini super thrilling dan horor abis!! Setelah keluar dari teater pun, rasanya bulu kuduk masih merinding dan jantung masih deg-degan. Fiuh!! Luar biasa. Ini salah satu film horor terbaik yang pernah aku tonton (bersaing ketat dengan "Shutter" dan "Jalangkung 2").

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil yang memiliki kemampuan Astral. Artinya, rohnya bisa keluar dari tubuhnya dan berjalan-jalan ke "dunia lain" sementara tubuhnya tertidur lelap di "dunia ini". Ketika tubuhnya ditinggalkan oleh rohnya, ternyata banyak makhluk jahat dan roh gentayangan yang mengincar tubuhnya karena mereka berebutan ingin bisa merasuki tubuhnya. Kenapa mereka begitu inginnya memiliki tubuh kosong ini? Karena mereka ingin memiliki kesempatan kedua untuk hidup di dunia ini. Wow!!

Sebegitu berharganya kah kesempatan kedua? Well, aku rasa jelas YA! Apalagi bila kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan namun berada dalam kondisi di mana kita tidak memiliki kesempatan untuk memperbaikinya sama sekali. Satu kesempatan lagiiii saja akan menjadi amat sangat berharga. Dari cerita dalam film ini, aku mulai berpikir: "Bagaimana dengan aku ketika nanti aku sudah tidak ada di dunia ini lagi? Akan ke manakah aku pergi? Layakkah aku menghadap St. Petrus di Gerbang Surga? Bagaimana kalau nasibku ternyata menjadi seperti roh-roh gentayangan di film ini? Bingung harus ke mana, tidak tahu arah, tersesat, ingin kembali lagi ke dunia tidak bisa, ingin pulang ke Surga pun tidak tahu jalannya ke mana. Bagaimana bila nanti aku masih memiliki hutang atau menyisakan luka di hati saudaraku? Aku akan pergi dengan penyesalan yang amat dalam! Tapi aku tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk memperbaikinya.." Wah, rasanya mengerikan sekali membayangkan hal-hal ini bukan?!

Namun akhirnya aku menemukan jawabanku: "I will live my life with the best that I can be!!" Aku akan menjadi aku yang TERBAIK selama aku masih diberi kesempatan untuk menginjakkan kakiku di atas dunia ini. Aku akan menggapai semua mimpi-mimpiku selagi aku punya kesempatan sehingga aku tidak perlu menyesali suatu apapun ketika Tuhan memanggil aku nanti. Hey! I won't need any second chance!! Aku percaya saat nanti Tuhan memanggilku, Dia akan datang menjemputku dengan barisan malaikat-Nya untuk mengantarku ke Surga! Kenapa? Karena aku adalah anak-Nya yang sangat Dia sayangi. Thanks, God!!



Aku tidak perlu khawatir akan hal apapun. Yesus berkata,
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." (Yoh 14:2)
Bila kita adalah sahabat-Nya, tentu Dia akan mengenal kita dan menyediakan tempat bagi kita di Surga. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi sahabat-Nya? Dengan menjadikan Yesus sebagai juruselamat dan teladan hidup kita. As simple as that!

Tetapi sayangnya masih banyak orang di dunia ini yang hidup seolah-olah mereka tidak akan pernah mati. Mereka terjebak dalam kebahagiaan semu yang ditawarkan dunia: free sex, narkoba, pecandu alkohol, materialistis, korupsi, dan masih banyak lagi. Mungkin mereka pikir setelah mereka hidup di dunia ini tidak ada pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan selama mereka hidup. Padahal dengan cara hidup seperti itu, mereka telah menandatangani kontrak untuk menjadi roh gentayangan yang mendambakan kesempatan kedua untuk hidup lagi di dunia ini ketika mereka mati nanti. Menyedihkan!!

Teman, seorang bijak berkata: "Live as if you are dying!" Hiduplah seolah-olah kamu sedang sekarat! Karena orang yang sekarat adalah orang yang paling tahu betapa berharganya hidup yang dia miliki, betapa berharganya setiap langkah yang masih boleh dia tapaki, betapa berharganya setiap hembusan nafas yang masih boleh dia hirup. Hiduplah sebagaimana Yesus hidup. Setiap langkah-Nya menjadi berkat, setiap ucapan-Nya menjadi firman yang hidup, setiap perbuatan tangan-Nya memulihkan orang lain. Dan ketika Dia wafat, seluruh Surga dan bumi bersorak-sorai menyambut kemenangan-Nya, karena Dia taat kepada Bapa sampai akhir hayat-Nya. Jadilah seperti Dia. Tentu tidak akan se-sempurna Dia. Tapi paling tidak, ketika saatnya tiba nanti, Tuhan kita yang selalu melihat kedalaman hati kita akan tahu bahwa kita layak untuk masuk ke dalam Rumah-Nya yang kudus. Sehingga kita tidak perlu lagi mendambakan kesempatan kedua untuk bisa hidup lagi dan menebus dosa-dosa kita.

God love you all.. ^_^


© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

26 April 2010

See The Unseen, Believe The Unbelievable

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

Beberapa hari yang lalu, aku menonton film Book Of Eli. Pertamanya, aku pikir film itu adalah film action. Adegan-adegan berantem yang keren menghiasi awal film dengan begitu apik. Tapi ternyata, setelah menonton sekian lama, baru aku sadari bahwa film ini bukan film action. Justru film ini menceritakan tentang iman seseorang bernama Eli yang mendapat tugas dari Roh Kudus untuk mengantarkan Alkitab terakhir yang tersisa di bumi ke barat. Jadi inget cerita Sun Go Kong dan Tong Sam Cong ya? Haha.

Yang menarik, dikisahkan dalam film ini bahwa Eli bukanlah seorang rohaniwan. Dia hanya seorang manusia biasa. Dia bahkan tidak tahu dari mana asal suara-suara dalam hatinya itu yang memerintahkan dia untuk terus berjalan selama 30 tahun ke barat hanya untuk membawa sebuah Alkitab usang. Dia bahkan tidak tahu apa yang ada di barat sana. Orang-orang berkata bahwa di barat sudah tidak ada kehidupan. Tapi dengan penuh keyakinan dia tetap melangkah ke sana walaupun dia tidak tahu apa yang bisa diharapkannya ketika dia sampai di barat. Lebih dari itu, ketika dia ditawari kekuasaan dan harta agar mengurungkan niatnya untuk pergi ke barat, dengan keras kepala dia menolaknya. Hanya satu hal yang dia tahu: dia harus pergi ke barat untuk mengantarkan buku usang itu karena ada suara dalam hatinya yang memerintahkan dia untuk melakukannya.

Konyol ya? Aku sendiri merasa dia adalah orang yang bodoh. Selama menonton film ini aku bertanya-tanya: Apa yang Eli harapkan? Kenapa dia mau terus setia berjalan selama 30 tahun lebih tanpa tahu tujuan yang harus dia capai? Lebih konyol nya lagi, tanpa dia tahu siapa yang memerintahkannya!! Tapi dengan lugunya Eli hanya menjawab: "Aku tahu aku harus pergi ke barat." Konyol sekali....

Lalu aku mulai mengerti apa sebenarnya yang Eli lihat. Dia melihat apa yang belum dilihat orang lain: KESELAMATAN. Dia percaya bahwa keselamatan itu akan datang bila dia sukses menunaikan tugasnya ke barat. Dia punya visi, yaitu menyelamatkan umat manusia. Dan dia percaya visi itu akan tercapai. Dia bahkan memegang teguh visi itu sehingga dia dengan sekuat tenaga mempertahankan Alkitab usang itu agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Dia bisa melihat hal yang tidak dilihat orang lain. Dia mempercayai hal yang sebenarnya mustahil terjadi. Maka lihatlah buah semuanya itu di akhir film: Keselamatan itu akhirnya benar-benar terjadi.


Jadilah kepadamu menurut imanmu

Itu yang Yesus katakan kepada dua orang buta yang memohon kesembuhan kepada-Nya. Sebelum menyembuhkan mereka, Dia bertanya kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Maka kesembuhan itu terjadi.

Itulah kekuatan sebuah iman. Bahkan iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung ke dasar lautan. Kita tidak perlu menunggu sampai mendapat tugas mengantar kitab suci seperti Eli untuk memiliki iman yang teguh. Dalam kehidupan kita sehari-hari pun kita harus terus memiliki keyakinan itu. Apapun yang kita yakini dan pegang teguh, pasti akan terjadi.

Misalnya, bila kita terus berpikir bahwa pekerjaan kita menyebalkan, maka pekerjaan itu akan terasa semakin menyebalkan. Bila kita percaya bahwa teman baik kita mengkhianati kita, maka suatu saat teman baik kita itu pasti akhirnya akan mengkhianati kita.

Namun sebaliknya, bila kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita, tentu kita akan selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Walaupun pekerjaan kita terasa menyebalkan, belajarlah untuk tetap bersyukur. Belajarlah untuk melihat sesuatu yang belum terlihat seperti Eli. Percayalah bahwa di ujung jalan sana, akan ada hal besar yang menanti kita. Sesuatu yang di luar batas pemikiran kita. Sesuatu yang hebat dan luar biasa yang telah Tuhan rancang bagi kita.

Seluruh aspek dalam kehidupan kita membutuhkan iman, bila kita ingin mencapai akhir yang luar biasa. Coba bayangkan, apa yang terjadi bila setelah lelah berjalan selama 10 tahun tanpa menemukan apa-apa Eli berhenti berjalan. Akankah keselamatan datang bagi umat manusia yang sudah hancur saat itu? Aku rasa tidak. Itulah kekuatan sebuah iman. Buahnya pasti berlimpah-limpah dan luar biasa baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah merasa lelah dan mau menyerah di tengah jalan? Well, terjadilah sesuai dengan imanmu. Bila memang imanmu sudah kalah, maka kamu akan keluar dari area pertandingan sebagai orang yang kalah. Tapi bila kamu tetap percaya, maka kamu akan keluar menjadi seorang pemenang yang lebih dari sekedar pemenang. Karena bila kamu tetap setia, bukan hanya apa yang kamu cita-citakan saja yang kamu peroleh, tetapi juga kamu dapat menaklukkan musuh terbesar dari semua manusia: diri sendiri.


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2010


Bookmark and Share
Baca selengkapnya...

28 Februari 2010

Why Jack Bauer Going Back To America?

Sekarang ini, aku sedang keranjingan nonton serial TV Amerika berjudul "24". Lakon dalam serial ini adalah seorang pria bernama Jack Bauer. Dia adalah seorang Federal Agent yang bekerja di Counter Terorist Unit (CTU). Agensi ini bertugas untuk melindungi semua warga Amerika dari serangan teroris yang sangat ekstrim sekali (mulai dari serangan biologis sampai serangan nuklir).

Saya sudah menonton serial ini sampai season 6. Yang menarik, di akhir setiap season, hidup Jack Bauer pasti dalam kondisi yang benar-benar mengenaskan (*spoiler alert*):

  • Season 1 = Istrinya meninggal dibunuh wanita yang paling dipercayainya di pekerjaannya (wanita ini bahkan adalah selingkuhannya.... )
  • Season 2 = *lupa gimana ending nya... LOL...*
  • Season 3 = Dia depresi akan semua pekerjaannya yang begitu "brutal", dia bahkan harus menembak mati seorang koleganya hanya untuk mencegah si teroris melepaskan virus yang berbahaya di Amerika. Akhirnya dia mengundurkan diri dari CTU.
  • Season 4 = Dia memiliki seorang kekasih, tetapi dia terpaksa membiarkan calon mantan suami kekasihnya mati karena dia harus menyelamatkan seorang saksi. Padahal calon mantan suami kekasihnya ini tertembak karena menyelamatkannya. Ditambah lagi, dia menjadi kambing hitam karena menerobos masuk ke kedutaan China dan tanpa sengaja duta besar China tertembak oleh tentara China sendiri saat kejadian itu. Tapi dia yang dijadikan kambing hitam sehingga dia harus memalsukan kematiannya sendiri agar tidak ditangkap dan dipenjarakan di China. Bahkan Amerika yang dibelanya pun tidak dapat melakukan apa pun untuk melindunginya. Sehingga dia terpaksa menghilang dan menggunakan nama lain.
  • Season 5 = Dia menyelamatkan Amerika dari serangan teroris yang ternyata digawangi oleh Presiden Amerika sendiri. Hayah....!! Lebih parahnya lagi, dia terpaksa keluar dari persembunyiannya demi menyelamatkan Amerika. Karena dia keluar dari persemunyiannya, akhirnya dia malah tertangkap oleh agen China dan dipenjarakan di China. Dan sekali lagi, Amerika tidak dapat bebuat apa-apa untuk menolongnya.
  • Season 6 = Dia dibebaskan dari penjara China hanya untuk dijadikan "tumbal". Namun setelah berhasil melarikan diri dari penumbalan itu, dia akhirnya sekali lagi menyelamatkan Amerika. Sayangnya, di tengah-tengah misi, dia mengetahui bahwa mantan kekasihnya berusaha membebaskan dia dari penjara China. Di tengah usaha pembebasan itu, kekasihnya ditangkap dan disiksa oleh tentara China sehingga menderita kelainan jiwa. Dan dia lah yang dipersalahkan oleh ayah wanita itu atas apa yang terjadi kepada anaknya.

Tragis sekali ya nasib seorang tentara. Dia yang mati-matian menjaga kehidupan semua penduduk sipil yang bahkan tidak mengenalnya dan tidak pernah memberikan penghargaan kepadanya satu kali pun. Yang dia terima hanya caci maki dan penderitaan. Kasihan sekali. Tapi mau bagaimana lagi, itulah hidup seorang SOLDIER. Kehidupan yang keras. Karena seorang SOLDIER menyadari bahwa dunia tidak pernah begitu indah sebagaimana yang dibayangkan kebanyakan orang. SOLDIER yang menjaga agar kehidupan para penduduk sipil tetap aman dan nyaman. Mereka berjuang mati-matian tanpa kenal lelah demi mengembalikan kedamaian di muka bumi. Tanpa dikenal oleh jutaan orang yang telah mereka selamatkan bahkan terkadang tanpa mendapatkan tanda jasa apapun.

Tapi satu hal yang aku pertanyakan (walaupun Jack Bauer hanya seorang tokoh fiksi): Mengapa Jack Bauer akhirnya selalu kembali ke pangkuan Amerika? Sesakit apapun masa lalu yang disebabkan oleh rakyat Amerika untuk kehidupannya, dia selalu kembali untuk menyelamatkan Amerika ketika Amerika membutuhkannya. Apa yang sebenarnya ada di pikirannya? Tidakkah dia merasa sakit hati pada Amerika yang telah berkali-kali menghancurkan hidupnya? Kalau Jack Bauer adalah seorang tokoh nyata, tentu dia sudah masuk rumah sakit jiwa. Hahaha. Tapi kalo memang ada seorang Jack Bauer di dunia nyata, kira-kira apa yang membuatnya begitu setia kepada Amerika?


Aku rasa, hanya ada 1 hal yang membuatnya seperti itu: DETERMINATION (kebulatan tekad). Dia memiliki 1 tujuan dalam hidupnya, dan dia akan selalu melakukan apa saja agar tujuan itu tercapai, yaitu melindungi Amerika. Walaupun akhirnya banyak yang harus dia korbankan: hidupnya, keluarganya, kekasihnya, masa depannya, SEGALANYA... Dia tidak ragu-ragu untuk menyerahkannya. GILA!! Tapi itulah seorang prajurit sejati, A TRUE SOLDIER. Dia tidak akan pernah menyerah untuk melindungi apa yang seharusnya dia lindungi.

Bagaimana dengan kita? Sanggupkan kita menjadi perajurit-Nya yang sejati seperti itu? Apa yang menjadi tekad dan tujuan hidup kita sebagai seorang prajurit-Nya? Apa yang sebenarnya kita lindungi dan perjuangkan? Kebenaran? Pembebasan? Sukacita? Damai sejahtera? Kasih?

Apapun itu, yakinkanlah dirimu bahwa kamu memberikan yang terbaik untuk mempertahankannya. Seperti Jack Bauer yang memberikan dirinya sehabis-habisnya untuk melindungi dan memperjuangkan Amerika. Sudah saatnya kita belajar menjadi seorang patriot dan melindungi apa yang kita anggap berharga di dalam hidup kita, yaitu Kebenaran-Nya.


GBU alwayz ^_^ 


© hiLda


Bookmark and Share
Baca selengkapnya...