26 April 2010

See The Unseen, Believe The Unbelievable

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

Beberapa hari yang lalu, aku menonton film Book Of Eli. Pertamanya, aku pikir film itu adalah film action. Adegan-adegan berantem yang keren menghiasi awal film dengan begitu apik. Tapi ternyata, setelah menonton sekian lama, baru aku sadari bahwa film ini bukan film action. Justru film ini menceritakan tentang iman seseorang bernama Eli yang mendapat tugas dari Roh Kudus untuk mengantarkan Alkitab terakhir yang tersisa di bumi ke barat. Jadi inget cerita Sun Go Kong dan Tong Sam Cong ya? Haha.

Yang menarik, dikisahkan dalam film ini bahwa Eli bukanlah seorang rohaniwan. Dia hanya seorang manusia biasa. Dia bahkan tidak tahu dari mana asal suara-suara dalam hatinya itu yang memerintahkan dia untuk terus berjalan selama 30 tahun ke barat hanya untuk membawa sebuah Alkitab usang. Dia bahkan tidak tahu apa yang ada di barat sana. Orang-orang berkata bahwa di barat sudah tidak ada kehidupan. Tapi dengan penuh keyakinan dia tetap melangkah ke sana walaupun dia tidak tahu apa yang bisa diharapkannya ketika dia sampai di barat. Lebih dari itu, ketika dia ditawari kekuasaan dan harta agar mengurungkan niatnya untuk pergi ke barat, dengan keras kepala dia menolaknya. Hanya satu hal yang dia tahu: dia harus pergi ke barat untuk mengantarkan buku usang itu karena ada suara dalam hatinya yang memerintahkan dia untuk melakukannya.

Konyol ya? Aku sendiri merasa dia adalah orang yang bodoh. Selama menonton film ini aku bertanya-tanya: Apa yang Eli harapkan? Kenapa dia mau terus setia berjalan selama 30 tahun lebih tanpa tahu tujuan yang harus dia capai? Lebih konyol nya lagi, tanpa dia tahu siapa yang memerintahkannya!! Tapi dengan lugunya Eli hanya menjawab: "Aku tahu aku harus pergi ke barat." Konyol sekali....

Lalu aku mulai mengerti apa sebenarnya yang Eli lihat. Dia melihat apa yang belum dilihat orang lain: KESELAMATAN. Dia percaya bahwa keselamatan itu akan datang bila dia sukses menunaikan tugasnya ke barat. Dia punya visi, yaitu menyelamatkan umat manusia. Dan dia percaya visi itu akan tercapai. Dia bahkan memegang teguh visi itu sehingga dia dengan sekuat tenaga mempertahankan Alkitab usang itu agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Dia bisa melihat hal yang tidak dilihat orang lain. Dia mempercayai hal yang sebenarnya mustahil terjadi. Maka lihatlah buah semuanya itu di akhir film: Keselamatan itu akhirnya benar-benar terjadi.


Jadilah kepadamu menurut imanmu

Itu yang Yesus katakan kepada dua orang buta yang memohon kesembuhan kepada-Nya. Sebelum menyembuhkan mereka, Dia bertanya kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Dan mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Maka kesembuhan itu terjadi.

Itulah kekuatan sebuah iman. Bahkan iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung ke dasar lautan. Kita tidak perlu menunggu sampai mendapat tugas mengantar kitab suci seperti Eli untuk memiliki iman yang teguh. Dalam kehidupan kita sehari-hari pun kita harus terus memiliki keyakinan itu. Apapun yang kita yakini dan pegang teguh, pasti akan terjadi.

Misalnya, bila kita terus berpikir bahwa pekerjaan kita menyebalkan, maka pekerjaan itu akan terasa semakin menyebalkan. Bila kita percaya bahwa teman baik kita mengkhianati kita, maka suatu saat teman baik kita itu pasti akhirnya akan mengkhianati kita.

Namun sebaliknya, bila kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita, tentu kita akan selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Walaupun pekerjaan kita terasa menyebalkan, belajarlah untuk tetap bersyukur. Belajarlah untuk melihat sesuatu yang belum terlihat seperti Eli. Percayalah bahwa di ujung jalan sana, akan ada hal besar yang menanti kita. Sesuatu yang di luar batas pemikiran kita. Sesuatu yang hebat dan luar biasa yang telah Tuhan rancang bagi kita.

Seluruh aspek dalam kehidupan kita membutuhkan iman, bila kita ingin mencapai akhir yang luar biasa. Coba bayangkan, apa yang terjadi bila setelah lelah berjalan selama 10 tahun tanpa menemukan apa-apa Eli berhenti berjalan. Akankah keselamatan datang bagi umat manusia yang sudah hancur saat itu? Aku rasa tidak. Itulah kekuatan sebuah iman. Buahnya pasti berlimpah-limpah dan luar biasa baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah merasa lelah dan mau menyerah di tengah jalan? Well, terjadilah sesuai dengan imanmu. Bila memang imanmu sudah kalah, maka kamu akan keluar dari area pertandingan sebagai orang yang kalah. Tapi bila kamu tetap percaya, maka kamu akan keluar menjadi seorang pemenang yang lebih dari sekedar pemenang. Karena bila kamu tetap setia, bukan hanya apa yang kamu cita-citakan saja yang kamu peroleh, tetapi juga kamu dapat menaklukkan musuh terbesar dari semua manusia: diri sendiri.


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2010


Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think about this post?