Tampilkan postingan dengan label Live-Love-Laugh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Live-Love-Laugh. Tampilkan semua postingan

16 Maret 2015

AHA! Moment

Apa yang kita pikir kita tahu ternyata tidak selalu sama dengan apa yang orang lain pikir seharusnya kita tahu. Apa yang kita pikir kita tahu hanyalah sebuah kotak tertutup yang hanya bisa dilihat oleh kita dari dalam. Sementara orang lain melihat kotak itu dari luar. So, bagaimana pun juga pasti ada perbedaan.

Ini misalnya. Beberapa bulan yang lalu, aku diminta untuk menulis sebuah kesaksian, tentang bagaimana hidupku diubahkan sebelum dan setelah aku bergabung dalam komunitasku. Berdasarkan cerita kesaksian ini, dibuatlah dua buah kata yang menggambarkan kondisi sebelum dan setelah bergabung dalam komunitas.

And to my surprise, here is the words I got:

Before
After

Aku pikir aku akan mendapat kata-kata tentang yang dulunya takut bermimpi menjadi berani bermimpi. Karena aku pikir itulah perubahan yang aku rasakan. Ternyata mereka yang membaca ceritaku menangkap hal yang lain yaitu di mana aku dulu mengerjakan segala sesuatu sendiri menjadi belajar untuk mengandalkan Tuhan. Yang mana aku ketahui adalah kelemahanku tetapi tidak aku ketahui masih aku lakukan sampai sekarang.

It hits me! Like very hard in the face! Aku melupakan kelemahanku yang satu ini sampai pada detik di mana aku melihat kata yang tertera di kertasku, yang mereka tuliskan untukku. Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya?!

Terkadang kita merasa diri kita sudah cukup pintar, sehingga merasa bahwa apa yang kita ketahui sudah cukup. Tidak perlu ada campur tangan dari orang lain. Tidak perlu ada koreksi dari dunia luar. Unfortunately, that's wrong! Kita butuh orang lain untuk menyadarkan kita ketika kita sudah terlalu buta untuk melihat apa kelemahan kita. Dan teguran itu bisa datang dari mana saja, bahkan dari selembar kertas yang ditulis berdasarkan kesaksian hidup kita sendiri.


Ya, mengandalkan kekuatanku sendiri adalah sesuatu yang selalu orang lain tegur dari diriku. Ini bukan pertama kalinya. Dulu pun sudah ada orang yang memperingatkan aku tentang ini. Stephen King mengatakan:

It doesn’t matter if you really liked that twist of that character; if a lot of people are telling you something is wrong with your piece, it is. 

Sama dalam hidup, bila hanya ada satu atau dua orang yang mengatakan ada yang salah dengan tindakanmu, berarti tindakanmu itu mungkin benar mungkin juga salah. Gunakan kebijaksanaanmu untuk menentukannya. Namun bila ada sepuluh bahkan dua puluh orang yang mengatakan itu salah berarti sudah saatnya kamu mengoreksi dirimu. Tidak selayaknya kita mencari pembenaran atas hal itu. Seberapa liberalnya pun dirimu, dan sekeras apapun kamu bersorak "Be yourself!", apa yang salah tetap salah.

Hey! Nobody is perfect! And that is the beauty of life. Because nobody is perfect, we are all allowed to make mistakes and make repentance from it. Just remember, make repentance first then allow God's grace to flow through. Not the other way around.


Thank you, my Super God!



GBU alwayz.... ^_^

© hiLda 2015

PS: Thank you to Yolanda for sharing me an article of Stephen King...

Baca selengkapnya...

03 September 2014

Ketika Cinta Menjadi Basi

Ternyata di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Semua hal pasti ada kadaluarsanya. Menurut hukum fisika, energi itu tetap. Jadi dia tidak akan pernah menghilang melainkan hanya berubah bentuk saja. Dan menurut Alkitab kekuatan yang paling besar adalah kasih. Namun bahkan kekuatan sebesar itu pun dapat berubah.

Saya ingat ketika pertama kali saya jatuh cinta pada tunangan saya. (Hey! I finally can call him my fiancé!!!). Rasanya tidak ada satu hal pun yang dapat mengalahkan cinta kami. Pacaran jarak jauh pun saya bela-belain. Setiap malam stand by di depan laptop untuk video call. Ketika dia pulang saya mengosongkan semua jadwal saya di weekend untuk menghabiskan waktu bersamanya. Rasanya dunia milik berdua. Rasanya cinta ini terlalu dahsyat untuk dapat berubah.

Namun ada masanya ketika saya merasa dia begitu jauh. Mungkin dia mulai lupa pada saya. Saya mulai ragu apakah cinta kami memang sedahsyat yang dulu saya bayangkan. Ketika keraguan datang, cinta pun mulai berubah bentuk menjadi curiga. Curiga jangan-jangan dia sudah tidak sayang lagi pada saya. Lama-kelamaan curiga berubah menjadi kemarahan. Marah karena dia lebih memedulikan pekerjaannya daripada saya. Setelah marah datanglah kesedihan. Sedih karena saya berpikir saya telah mencintai orang yang salah.

Namun untungnya, energi dapat kembali kepada bentuknya yang semula. Hanya saja dia membutuhkan energi yang lain. Untuk mengubah cinta kembali kepada wujudnya yang semula dibutuhkan sebuah energi yang namanya keyakinan. Ketika saya sedih dan mempertanyakan keadaan saya, saya mengingat kembali segala proses yang saya jalani hingga saya dapat bertemu dengan dia. Segala takdir yang bersentuhan dan terkait sehingga membawa saya kepada di mana saya berada sekarang. Ketika saya mengingatnya kembali, saya pun yakin bahwa keputusan saya adalah keputusan yang tepat. Dengan penuh keyakinan saya pun membuang amarah saya dan kecurigaan pun menghilang karena saya yakin dia mencintai saya. Lewat keyakinan saya menemukan kembali semangat saya untuk memperbaiki hubungan ini dan mau berubah untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. 

Hal ini tidak hanya berlaku untuk cinta kepada pasangan. Saya pun mengalami ini ketika cinta saya kepada pelayanan saya diuji. Juga dalam cinta saya kepaga keluarga saya, cinta saya kepada Tuhan, cinta saya kepada profesi saya, bahkan cinta saya untuk menulis blog, dan segala hal lain yang pernah saya jatuh-cinta-i. Cinta membutuhkan pengingat konstan. Artinya kita harus terus mengingatkan diri kita sendiri kenapa kita mencintai pada awal mulanya. Semuanya kembali ke sana. 

Cinta dapat berubah bentuk. Cinta dapat menjadi basi. Namun tidak seperti nasi basi yang akan selalu basi, cinta dapat kembali menjadi cinta yang segar bila kita terus yakin bahwa apa yang kita cintai itu memang layak untuk dicintai. Dan keyakinan itulah yang harus kita perjuangkan setiap saat.

Selamat mencintai!! 


Because live is beautiful....

© hiLda 2014

Baca selengkapnya...