25 Desember 2011

The Greatest Love Story Of All

This is the day when the greatest love story of all time began.

Kalau diteliti, setiap cerita cinta romantis yang paling hebat dan terkenal selalu bercerita tentang 1 hal: Undeserved love (cinta yang tidak pantas). Maksudnya? Let me give you some examples:
  1. Romeo & Juliet: Cinta yang tidak pantas antara 2 anak muda yang berasal dari 2 keluarga yang bermusuhan
  2. Edward Cullen & Bella Swan (Twilight): Cinta yang tidak pantas antara vampir dan manusia
  3. Tao Ming Se & San Chai (Meteor Garden): Cinta yang tidak pantas antara seorang ahli waris keluarga kaya dan seorang perempuan biasa.
  4. and so on.. and so on..
Kenapa cerita cinta semacam itu begitu mengharukan dan menyentuh hati banyak orang? Karena untuk bisa mewujudkan cinta yang tidak pantas seperti itu butuh perjuangan dan pengorbanan yang amat sangat besar. Semakin lebar jurang yang terbentang antara kedua insan tersebut, semakin besar usaha yang mereka perlukan untuk membangun jembatan untuk menyeberanginya.

Tapi sadarkah kalian bahwa cerita cinta paling hebat dan luar biasa yang pernah ada di dalam dunia justru tidak diperankan oleh seorang pria dan wanita yang saling jatuh cinta? Cerita cinta yang paling hebat itu dilakoni oleh Allah dan kita. Dia begitu mencintai kita, manusia, yang amat sangat tidak pantas untuk menerima cinta-Nya. Kita yang berdosa, murtad, sombong, dan benar-benar tidak layak untuk dicintai oleh seorang Allah.

Betapa konyolnya Dia, sehingga ketika Dia melihat jurang antara Dia dan kita yang terbentang begitu jauh dan dalam, Dia mengutus anak-Nya yang tunggal, seorang penghuni surga yang begitu berkuasa dan hebat, untuk menjadi manusia yang kotor dan hina. Isn't that insane? Why would He even do that?

And for making things worse, Dia hidup hanya untuk dibunuh oleh manusia yang amat sangat Dia cintai. Isn't that soooo tragic??!!

Banyak orang jaman sekarang yang mengolok-olok apa yang Yesus lakukan di kayu salib. Mereka bahkan berkata: "If Jesus had died for all of our sins, why don't we just enjoy them?" That is just sooo DUMB!!! Bagaimana mungkin ada yang tidak mengerti keindahan cinta di balik kisah tersebut? Bila kalian bisa begitu tersentuh, bahkan menangis, ketika menonton film Romeo & Juliet, bagaimana mungkin kalian tidak tersentuh melihat kisah cinta yang dilakoni Yesus ini, yang jelas-jelas membuktikan betapa besarnya cinta-Nya bagi kita sendiri, bagi KAMU!!

Dan 1 hal lagi yang membuat kisah cinta ini jauh lebih hebat dan indah dari kisah cinta mana pun, bahkan karya Shakespeare yang paling hebat sekalipun: Kisah cinta Yesus ini NYATA. Bahkan tercatat dalam sejarah. Apakah kalian masih berani memperolok cerita cinta ini?

Hari ini adalah peringatan di mana cerita cinta ini bermula. Ketika pengorbanan yang paling besar atas nama cinta itu terjadi. Coba bayangkan, bila kamu sudah memiliki segalanya, mobil, rumah, pekerjaan yang mapan, keluarga yang hangat; maukah kamu melepaskan semuanya itu dan menjadi seorang gembel yang tinggal di pinggir jalan? Itulah yang Yesus lakukan bagi kita hari ini. Dengan melepaskan segala ke-Allah-an-Nya, dengan menjadi sama seperti manusia, dia memulai cerita cinta yang paling hebat sepanjang masa ini.

And this love story still applies, for me, for you, for everyone in this whole wide world. He still loves you like crazy up until now...


Have a merry happy Christmas..

GBU alwayz… ^_^


© hiLda 2011



Baca selengkapnya...

22 Desember 2011

K-Con Part 2: The Power of A Leader

This is the final session in Leadership Conference at Kerygma Conference 2011. Dalam video ini, Bo Sanchez menjelaskan bahwa: authority comes with power. Jadi, seorang pemimpin yang telah dipilih oleh Tuhan pasti juga diberi kekuatan untuk dapat melaksanakan tugasnya. That power is divine. So we can only get it from GOD. Tapi, seringkali seorang pemimpin memakai otoritasnya, tapi tidak kekuatannya. Karena ada saluran yang harus dimiliki agar seorang pemimpin dapat memperoleh kekuatan tersebut, tetapi dia tidak menggunakannya. Apakah itu? Check this out...



Aku percaya, bila semakin banyak pemimpin-pemimpin berkualitas yang muncul di Indonesia, bangsa ini pasti akan berubah drastis ke arah yang jauh lebih baik. Video ini baru pembuka saja. Masih ada pesan lain yang disampaikan oleh Bo Sanchez dalam sesi ini. Nantikan lanjutannya di posting-an ku berikutnya..


GBU alwayz... ^_^



Baca selengkapnya...

28 November 2011

K-Con Part 1: The Magician

Last week is a very exciting experience for me. Aku (dengan modal nekat) ikut pergi ke Kerygma Conference 2011 yang diadakan oleh Bo Sanchez di Manila. Aku pergi bersama dengan 10 orang lainnya. Banyak cerita yang menyenangkan dan benar-benar mengajariku sesuatu yang baru. Tapi kali ini aku hanya akan membagikan sebuah video ini.

Setelah meng-edit dengan susah payah (hehe..) akhirnya video pendek ini rampung juga. Namanya JB. Dia adalah seorang Magician. Dia mengisi acara di tengah-tengah Leadership Conference tanggal 18 November 2011 tepat sebelum sesi puncak. Yang menarik, orang ini bukan hanya Magician biasa (macam Dedy Corbuzier). Dia adalah seorang pelayan juga. Sehingga trik sulapnya menjadi lebih bermakna seperti yang satu ini:




Sebuah magic trick yang sudah sering kita lihat sebelumnya. Tapi dia membawakannya melalui pengalaman hidupnya yang telah diubahkan oleh Tuhan. Sungguh menyentuh.... T.T

Intinya, dia hanya menyampaikan, Tuhan tidak pernah pandang bulu dalam memberikan berkat. Dia tidak pandang bulu dalam membagikan kasih-Nya. Seberapa hancurnya pun hidup kita, dia akan tetap selalu bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang indah dan luar biasa. Asal kita mau dipakai oleh-Nya. Tidak perlu menjadi seorang yang terkenal dan dikagumi banyak orang, tapi hanya sekedar menjadi anak yang baik, pegawai yang baik, adik yang baik, istri yang baik, kakak yang baik, dan seterusnya. Di mana pun kita berada, Dia bisa mengubah kita menjadi LUAR BIASA, asal kita menjawab "OK" kepada-Nya.

Life is much more beautiful with God. Trust me on that.


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

10 November 2011

Where's The Hero??


Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menembus badai sudah biasa

Lagu anak-anak di atas menceritakan tentang betapa gagahnya nenek moyang kita, Bangsa Indonesia, dahulu kala. Seperti yang kita pelajari dalam mata pelajaran sejarah saat kita masih sekolah, Bangsa Indonesia dahulu terbagi menjadi berbagai kerajaan maritim yang sangat kuat dan dikagumi bangsa lain.

Hari ini adalah Hari Pahlawan. Hari di mana kita memberikan penghargaan khusus pada para pahlawan kita yang berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Ironisnya, jiwa kepahlawanan di bangsa kita ini lama kelamaan semakin menghilang. Sehingga lagu di atas hanya menjadi sebuah sejarah indah yang tidak dapat lagi dijumpai dalam kehidupan Bangsa Indonesia jaman sekarang.

Tadi malam aku berkunjung ke sebuah mal di daerah Jakarta Barat. Ketika aku menaiki lift, tiba-tiba ada dua orang yang ikut naik ke lift dan menunjuk-nunjuk kea rah atrium mal di lantai dasar. Mereka berbisik-bisik tentang seseorang yang baru saja melompat dari lantai 4 mal tersebut dan sekarang terkapar tak berdaya di atrium mal sambil ditontoni seluruh pengunjung mal. Wow!! Mendengar seperti itu aku pun melongok ke luar lift untuk melihat, dan benar saja, seorang pria terkapar tak berdaya dikelilingi satpam-satpam untuk dibawa ke rumah sakit. Seram sekali!!!

Sedih rasanya melihat kejadian ini di hari ini. Hari ini adalah Hari Pahlawan. Hari di mana kita mengenang ketangguhan para pahlawan kita. Seorang pahlawan jelas tidak akan menyerah semudah itu dan lari dari permasalahan hidupnya dengan mencoba bunuh diri. Hanya seorang pengecut yang melakukannya. Seberat apapun masalah yang dihadapi seorang pahlawan, dia akan tetap terus berjuang sampai titik darah penghabisan hingga dia menang. Seorang pahlawan seharusnya berani, seorang pahlawan seharusnya tangguh, seorang pahlawan seharusnya mampu menaklukkan badai.

Dan kita ini adalah bangsa yang memiliki sejarah kepahlawanan yang sangat hebat. Lihatlah Gajahmada dengan Sumpah Palapa-nya, atau Soekarno dengan keberhasilannya memerdekakan Indonesia dari penjajah. Tapi lihatlah generasi sekarang, hampir setiap hari selalu ada berita tentang orang yang bunuh diri, kasus pemerkosaan, korupsi. Shame on US!!! Tidakkah kita malu akan diri kita sendiri?!

Hai generasi muda Indonesia. Bolehlah kita suka memakai produk import atau jalan-jalan ke luar negeri. Tapi di Indonesia inilah kita dilahirkan dan dibesarkan. Aku rasa Ibu Pertiwi saat ini sedang menangis melihat tingkah laku anak mudanya. Seberat apapun permasalahan dalam hidup kita, kita harus tetap memiliki jiwa kepahlawanan dalam hati kita. Jangan menyerah! Jangan mengambil langkah yang bodoh dan menghancurkan masa depan kita sendiri. 

Kurang uang? Kerja, jangan korupsi! 
Ketagihan nonton film porno? Pergi ke gym atau ikuti kegiatan rohani atau sosial, jangan memperkosa anak orang! 
Punya masalah yang berat? Jangan lari dari masalahmu, hadapi dengan berani dan cari pemecahannya!

Firman Tuhan berkata, 
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Kor 10:13). 
Yang artinya, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan asal kita cukup berani untuk menghadapinya.

Teman, sebagai generasi muda Indonesia, mari kita belajar untuk menjadi lebih tangguh dan tahan uji. Memang Negara Indonesia saat ini tengah carut marut. Tapi bila Bangsa Indonesia juga ikut-ikutan carut marut, maka 10 tahun lagi tidak akan ada lagi yang namanya Bangsa atau Negara Indonesia. Lewat keseharian kita, mari kita belajar untuk menjadi seorang pahlawan. Pahlawan bagi orang tua kita, teman-teman kita, keluarga kita, dan yang terutama, menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri.


Selamat Hari Pahlawan, Bangsa Indonesia…
GBU always… ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

08 November 2011

Officially 24

1 hari sama dengan 24 jam
2 lusin sama dengan 24 buah

24 bukan jumlah yang banyak
Bila membeli baju 2 lusin di Tanah Abang
Paling hanya mendapat diskon tak seberapa

Tapi 24 tahun 
telah mengajariku begitu banyak...

Lembah kekalahan atau puncak kemenangan
Cerahnya persahabatan atau gelapnya permusuhan
Hangatnya cinta atau dinginnya kekecewaan

Semuanya pernah aku lewati...

Namun,
tak kalah banyak yang masih menanti

Di balik 24, masih ada 25
Sebuah misteri yang saat ini belum bisa aku ungkap
Tapi sudah menanti di balik gerbang
Menantiku untuk menguaknya

No worries...
I will fly and reach for glory...

For Your love
And all your love
Will always strengthen me...

Thanks my sweet Jesus,
Thanks my lovely Mom and Dad,
Thanks my awesome sisters,
Thanks my beloved boyfriend,
Thanks my amazing friends,
Thanks for all of you who always support my back..

This year, I will try harder to reach for my dreams..

In Jesus name..
Amen... ^_^


Baca selengkapnya...

02 November 2011

Utuslah Roh-Mu, Ya Tuhan

A dream come true..

Saat kami berdiskusi tentang lagu yang ingin kami ciptakan, terlintas di benakku untuk menjadikan lagu Mazmur Tanggapan menjadi lagu yang lebih "gaul" dan "ngga ngebosenin" a la anak muda. Suatu hari, saat kami pergi pelayanan di hari Pentakosta, temanku Bernard menyanyikan lagu Mazmur ini di misa sebagai Mazmur Tanggapan. Nadanya begitu indah, agung, dan menyentuh, sehingga kami pun terinspirasi untuk menggarap lagu ini menjadi sesuatu yang baru.

Persembahan berikut ini kami bawakan di acara "Campus Fire 2011" PD Binus yang diadakan pada tanggal 16 Oktober 2011 di Kampus Kijang, Binus University. Sempat terjadi kesalahan teknis di awal lagu (mic mati... T_T ), dan beberapa kesalahan teknis lain yang membuat persembahan kami tidak sempurna, but this is our best shot and hope someday we will have a better chance to fix everything up and give our best offering to HIM.. 

Hope you'll like it too, guys... And don't forget to leave your comment.. Cekidot... =D



Reff:
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan
Dan jadi baru seluruh muka bumi

1. Allahku, nama-Mu hendak kupuji
Engkau amat agung, berdandan sinar kebesaran

2. Ya Tuhan berselubungkan cahaya bagai jubah raja
Langit Kau pasang bagai kemah

3. Firman-Mu disampaikan oleh angin
Api yang berkobar tunduk pada-Mu bagai hamba.





"Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi." 
(Mzm 104:30)



GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

12 September 2011

Pain And Scar

Siapa yang ngga kenal dengan panda cute nan imut yang satu ini:
Cute Baby Po
Yup yup yup.. Dia adalah Po si Pendekar Naga (Dragon Warrior). Belum lama ini dia mulai beraksi di bioskop Indonesia. Maklum, karena aksi boikot-memboikot film Hollywood, Po jadi terlambat datang ke tanah air.

Anyway, aku kebetulan sudah menonton Film Kung Fu Panda 2 ini 2 kali. Dan walaupun sudah nonton untuk kedua kalinya, tetap saja aku tertawa habis-habisan dari awal hingga akhir film. Yang menarik, film ini bukan hanya sekedar lucu saja, tetapi juga menyuguhkan tampilan animasi yang luar biasa detail dan sempurna, juga cerita yang sangat menyentuh. *SPOILER ALERT*

Bagi yang sudah menonton (atau yang belum menonton tapi tidak keberatan untuk diberi bocoran alur cerita), pasti mengenal Lord Shen si Burung Merak. Putra Mahkota Gongmen City. Yang, bila bukan karena ambisinya untuk menguasai seluruh China, pasti sudah diwarisi tahta kerajaan oleh ayahnya.

Lord Shen The Peacock
Kedua orang tua Shen telah menebarkan banyak sukacita ke seluruh penjuru China lewat kembang api yang mereka ciptakan. Tetapi Shen tidak puas hanya dengan membuat kembang api. Dia menciptakan bahan peledak dari bahan pembuat kembang api. Lantas, bukan sukacita lagi yang ia tebarkan, melainkan perang dan kerusakan.

Dengan ambisinya yang membara untuk menguasai seluruh China, Shen berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dia adalah seorang yang kuat dan tidak tertandingi. Tetapi muncul sebuah ramalan bahwa suatu hari dia akan dikalahkan oleh seorang pendekar panda. Panik dengan munculnya ramalan tersebut, Shen akhirnya mem-bumi-hangus-kan Desa Panda, tempat Po kecil tinggal. Desa Panda yang awalnya aman dan tentram akhirnya musnah dan hancur berantakan. Kecewa dengan tindakan Shen tersebut, akhirnya ayahnya mengusir dia dari Kota Gongmen.

Tahun berganti tahun, setelah kematian ayahnya, Shen kembali ke Kota Gongmen untuk merebut kembali tahtanya. Po yang telah tumbuh dewasa pun tanpa sengaja diberi tugas untuk menyelamatkan Kota Gongmen. Di sanalah dia bertemu muka dengan Shen. Po tidak pernah ingat akan apa yang terjadi pada Desa Panda hingga dia berhadapan dengan Shen. Beberapa kali ia terpukul jatuh hanya karena terbersit sekelumit ingatan akan Desa Panda-nya yang dihancurkan ketika ia masih kecil dahulu. Dan akhirnya, setelah dia dikalahkan oleh Shen dan hampir tewas, barulah dia kembali ke puing-puing Desa Panda dan mengingat kembali masa kecilnya yang dihancurkan oleh keegoisan Shen.

Po di Rumah Masa Kecilnya
Ketika mengingat hal ini pertama kali, Po pun merasa sedih dan hancur dan kalah. Namun, bukan Ksatria Naga namanya bila dia kalah begitu saja. Po pun bangkit untuk menghadapi armada meriam Shen. Berbekal ilmu "Inner Peace" yang diajarkan Master Shifu, Po berhasil menangkap semua peluru meriam yang ditembakkan armada kapal Shen dan menghancurkan semuanya.

Yang menarik, ketika Po berhadapan dengan Shen di detik-detik kekalahannya, Shen bertanya padanya: "Bagaimana kau melakukannya? Bagaimana kau bisa menemukan 'Inner Peace'?? Aku sudah menghancurkan hidupmu." Lalu Po menjawab, "Itulah masalahnya, Shen. Luka bisa sembuh. (Pains heal...)" Lalu Shen menjawab, "Luka memang bisa sembuh. Tapi bekasnya tetap ada. (Pain does heal. But scars did not)". Lalu Po menjawab, "Tidak, bekas luka pun bisa sembuh (No, scars heal too.)". Tapi Shen tetap bersikukuh bahwa bekas luka selamanya akan selalu ada. Dan dalam kemarahan dia menyerang Po sehingga membuat tiang kapal rubuh dan menimpa dirinya sendiri.

Secuplik percakapan di bagian klimaks cerita ini yang amat menyentuh saya. Ada 2 tokoh dalam percakapan ini: Shen yang selalu menyimpan lukanya seumur hidupnya dan Po yang meraskan luka dalam hidupnya tapi tidak memendamnya. Keduanya memiliki masalah yang sama: luka hati. Tapi keduanya memiliki paradigma yang berbeda. Sehingga keduanya memiliki akhir cerita yang berbeda pula:
1. Shen, mati dalam kemarahannya dan karena kecerobohannya sendiri
2. Po, menjadi Pendekar Naga yang dikenang dan disanjung sebagai Penyelamat China

Teman, aku setuju bahwa luka hati itu menyakitkan. Terlebih lagi bila kita dilukai oleh orang yang paling dekat dengan kita dan yang paling kita percayai. Rasa sakitnya akan luar biasa berlipat ganda. Tetapi, bila kita terus memendam luka itu seperti yang dilakukan Shen, kita tidak akan dapat membagikan sukacita pada orang-orang di sekitar kita. Yang kita bagikan hanyalah luka, kehancuran dan kesedihan pula.

Ketika kita dilukai, kita pasti merasa sedih. Itu adalah hal yang wajar. Kita merasa kecewa, marah, kesal, itu semua sangatlah wajar. Tidak ada yang salah dengan merasakan semua perasaan negatif itu. Tetapi, suatu hari kita harus melepaskannya dan membiarkan hati kita lepas dari segala luka dan perasaan-perasaan negatif tersebut. Kita harus bisa mengampuni orang yang melukai kita agar kita bisa menemukan "Inner Peace". Ibaratnya, bila kita terus memendam rasa sakit hati di dalam hati, kita seperti mencengkram sebuah mata pisau, pada akhirnya kita sendiri yang akan terluka.

Ketika berhadapan dengan luka, jadilah seperti Po. Dia tahu bahwa Shen lah yang telah menghancurkan keluarganya. Tapi dia tidak membunuh Shen. Shen lah yang tanpa sengaja membunuh dirinya sendiri. Po tidak meminta Shen untuk menebus kesalahannya. Po tidak membenci Shen. Dia hanya ingin menyelamatkan China. Dia berfokus pada tujuan yang lebih mulia, jauh lebih mulia daripada hanya sekedar membalas dendam. Dari situlah akhirnya Po dapat menemukan "Inner Peace"-nya. Dan semua rasa sakit hatinya pun hilang. Lenyap. Tak berbekas. Skadoosh!!


Bagaimana dengan kita, teman-teman. Adakah seseorang yang pernah menghancurkan kehidupanmu? Apakah sampai saat ini kamu masih tidak bisa mengampuninya? Jangan mencengkram mata pisau itu lagi. Lepaskan saja, dan biarkan Tuhan membalut dan menyembuhkan lukamu itu dengan kasih-Nya yang lembut. GOD loves you.. 


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

14 Agustus 2011

Philippines Trip Part 2: Sincere As A Child

Kita semua sudah tidak asing lagi dengan ungkapan: "Ngga ada yang gratis di dunia ini!" Betul tidak? Dan sadar atau tidak, pemikiran itu sudah tertanam dalam pikiran kita yang paling dalam. Bayangkan saja kehidupan di Jakarta untuk parkir saja harus membayar minimal Rp 2.000. Memang bukan jumlah yang besar, tapi ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi yang gratis di kehidupan kota besar. Kalau mau mendapat kemudahan, semuanya harus menggunakan uang. Kalau tidak ada uang, tukang parkir saja enggan memberi kita senyuman.

Tapi tidak begitu halnya dengan anak ini:
The Little Boy from Boracay Island

Dia adalah seorang anak kecil yang aku temui dalam liburanku ke Boracay. Boracay adalah sebuah kawasan wisata pantai pasir putih yang terdapat di Filipin. Pantai di sini sangat indah dan bersih. Dan masyarakat di sini sangat berbeda dengan masyarakat di kota besar karena Boracay terletak di sebuah pulau yang terpisah dari Pulau Luzon. Untuk mencapai Boracay, kita perlu naik pesawat dari Manila lalu disambung dengan naik perahu menuju pulau ini. Jadi kehidupan masyarakat di sini benar-benar tergantung dari sektor pariwisata.

Singkat cerita, di hari liburan kami, kami mengambil sebuah paket tur mengelilingi Pulau Boracay selama 1 hari. Kami menaiki sebuah kapal nelayan dan mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di pulau ini seperti Crocodile Island (spot snorkling paling bagus di Boracay), Crystal Cove (lokasi gua yang di dalamnya terdapat kristal alami mirip stalagtit), dan juga beberapa tempat menarik lainnya. Sebelum memulai perjalanan kami, bapak nelayan yang mengendarai kapal kami hendak mengisi bensin terlebih dahulu. Maka kami menepi di sebuah pantai tempat mereka akan membeli bahan bakar.

Ketika kami menepi, seorang anak lelaki menaiki kapal kami sambil membawa sebuah keranjang kecil di tangannya lalu duduk di sebelahku. Dia mengulurkan sebuah gelang kaki yang terbuat dari cangkang kerang dan diuntai menggunakan tali. Dengan senyum polos dia meletakkannya di tanganku dan berkata, "For foot." Tapi karena kami semua tidak tertarik, maka aku menggeleng-gelengkan kepalaku sambil berkata, "No. Thank you." Tapi dia tidak menyerah, lalu dia menawarkan kepada kami rosario yang terbuat dari magnet. Akhirnya karena merasa kasihan (dan cukup tertarik juga dengan rosario unik ini) kami membeli rosario yang dia jual tersebut. Lalu terjadilah transaksi, sementara gelang kaki yang pertama kali dia tawarkan masih ada di dalam tanganku. 

Setelah dia mengambil uang bayaran kami, aku menyodorkan kembali gelang tersebut kepadanya. Tapi sambil tersenyum dia berkata, "No. That's for you. A gift." Hahaha. Aku tidak tahu harus berkata apa. Seorang anak nelayan kecil yang polos dengan mudahnya memberikan sebuah hadiah gratis kepada seorang pembeli yang hanya membeli 2 buah rosario magnet darinya. Hmm, apa dia ngga rugi ya? Selama ini, kalau aku belanja di mal, biasanya aku baru mendapat hadiah gratis bila aku belanja lebih dari Rp 250.000. Sementara untuk 2 rosario ini aku bahkan tidak menghabiskan uang sampai Rp 100.000. Well, mungkin dalam pandanganku anak ini rugi (dalam hal uang). Tapi aku rasa dia jauh lebih tulus daripada para pebisnis ternama di Jakarta. Penjual biasanya  memberi hadiah kepada pembeli dengan harapan mereka akan membeli barang lebih banyak lagi. Tapi anak ini memberi hadiah karena dia ingin memberi hadiah. Dia tidak berkata, "Beli 5 gratis 1 deh." Tapi dia hanya memberikannya begitu saja, tanpa ada yang meminta. Lagipula, para penjual pada umumnya baru mau memberikan hadiah setelah mendapatkan laba yang cukup besar. Tapi dia, kurasa, tidak memikirkan berapa laba yang dia dapat dari penjualan 2 rosario tersebut sebelum dia memberikan gelang itu padaku. Dia hanya ingin memberi hadiah pada orang asing yang berkunjung ke pulaunya. Tidak ada intensi bisnis yang tersembunyi di dalamnya sama sekali. Polos, tulus, lucu, dan jarang sekali kutemukan orang semacam ini lagi jaman sekarang.

Gelang hadiah dari Si Anak Nelayan
Kuakui, memang gelang yang dia berikan itu bukan gelang yang bagus-bagus amat. Hanya sebuah gelang biasa karya anak pantai. Tapi bukan barangnya yang aku hargai, ketulusan anak itulah yang aku kagumi. Senang rasanya bila kita bisa memberikan sesuatu dengan tulus kepada orang lain. Walaupun bukan barang yang mahal dan luar biasa indah, ketulusan hati seseorang sudah cukup untuk menyentuh hati seorang manusia. Seperti yang telah dilakukan anak lelaki ini padaku. Sampai saat ini aku masih menyimpan gelang yang dia berikan agar terus menjadi pengingat bagiku aku untuk bisa bersikap tulus dan tidak menuntut balas jasa seperti seorang anak lelaki kecil polos di Boracay itu.

GBU alwayz... ^_^


© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

26 Juli 2011

Philippines Trip Part 1: I Met My Idol At Last!!

Ini adalah orang-orang yang aku masukkan dalam daftar "People Who Inspired You" di halaman Facebook-ku (selain kedua orang tuaku juga tentunya):
Dari 4 orang di atas, Yesus, Bunda Maria, dan Bunda Teresa sudah pulang ke surga. Tersisa 1 orang idolaku yang masih bisa aku temui di muka bumi ini: Bo Sanchez.

Di dalam blog IJOFREAK ini, aku pernah menerjemahkan satu seri blog Bo Sanchez yang berjudul "Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk". Siapakah dia sebenarnya? Dia adalah seorang pewarta yang inspiratif, pelayan Tuhan yang rendah hati, pengusaha yang berhasil, juga ayah yang luar biasa dan suami yang romantis!! Setiap tulisan yang dia buat selalu membawa inspirasi baru bagiku pribadi. Dan setiap pengajarannya tentang Firman selalu membuka mataku untuk mengerti isi Firman tersebut dari sudut pandang yang lebih praktis. Bukan hanya aku saja yang telah merasa terberkati dengan setiap karyanya. Ribuan warga Filipin yang hadir dalam Persekutuan mingguannya, The Feast, juga telah merasakannya.

Memang, dia pernah berkunjung ke Indonesia beberapa tahun yang lalu. Tapi saat itu aku belum begitu mengenal siapa dia. Dia belum menjadi idolaku. Aku hanya tahu bahwa dia adalah seorang penulis yang banyak menerbitkan buku bestseller. That's all. But, the more I know about him, the more I admired him. Setiap Firman yang dia ceritakan seolah berasal dari rhema di dalam hatinya, sehingga Firman itu begitu hidup dan menyentuh hati orang-orang, bahkan orang yang tidak suka membaca Alkitab sekalipun. Karena dia menjelaskan inti dari setiap Firman itu dengan bahasa yang mudah dan sederhana dan praktis (dapat dipraktekkan).

Bagiku, dia adalah salah seorang role model-ku. Role model adalah seseorang yang menjadi contoh untuk kita. Sebagian aspek dalam kehidupannya ingin kita tiru. Kita ingin menjadi seperti mereka. Karena itu kita belajar dari mereka. Dalam bahasa yang lebih umum, kita mengidolakan mereka.

Kalau ditanya, siapa idolamu? Beberapa mungkin akan menjawab, Justin Bieber, seorang anak yang berawal dari Youtube dan sekarang melakukan tur keliling dunia. Atau mungkin ada juga yang mengidolakan Oprah Winfrey atau Presiden Barrack Obama yang telah membuat banyak perubahan di Amerika. Sebenarnya, di sekitar kita ada banyak orang hebat yang bisa kita jadikan idola. Dan bukan hanya sekedar idola, tetapi juga sebagai inspirasi. Kita bisa belajar dari cara mereka melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain dan melakukan perubahan, atau bagaimana mereka bisa mencetak suatu prestasi yang luar biasa!

Kita membutuhkan seorang idola untuk menjadi sumber pembelajaran kita. Karena kita tidak punya cukup banyak waktu dalam kehidupan kita untuk melakukan cukup banyak kesalahan. Kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat oleh idola kita dan melakukan solusi yang pernah mereka lakukan. We need an idol! We need someone to inspire us to become a better person.

Masalahnya, ada banyak orang yang tidak memiliki idola. Atau lebih ironisnya lagi, mereka mengidolakan orang yang salah. Banyak orang yang tergila-gila dengan Justin Bieber, tapi that's it. Mereka hanya mengaguminya. Tapi tidak belajar bagaimana untuk berubah dari seorang artis Youtube menjadi seorang artis internasional. Padahal bila kita mau belajar dari pengalaman, keberhasilan dan kegagalan orang lain, kita akan menghemat banyak waktu untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dengan yang pernah mereka lakukan dulu.


Bo Sanchez & Hilda
Kembali ke Bo Sanchez. Ketika bertemu dengannya, yang ingin aku katakan hanyalah, "Terima kasih karena telah menjadi inspirasi bagiku!" And I did it!! Dan ketika aku mendapat kesempatan untuk menjabat tangannya, rasanya aku begitu kagum dan tidak bisa berhenti tersenyum. Here is why: he is sooooo humble!! Walaupun dia tidak pernah mengenalku dia tersenyum kepadaku dan menyapaku seolah-olah kami adalah teman lama. Dia bukan seorang artis. Dia bukan seorang selebritis. Sesukses dan sebanyak apapun uang di dalam rekeningnya, dia tetap seorang  pelayan Tuhan yang rendah hati!! OMG!! I want to be like him!

Teman, temukanlah idolamu. Jadikanlah mereka draft untuk menjadi gambaran seperti apa kamu nantinya di masa yang akan datang. Belajarlah dari mereka tapi tetap jadi dirimu apa adanya. Dan satu hal yang paling penting, berhati-hatilah dalam mencari seorang idola. Jangan sampai kita mengidolakan orang yang salah yang malah membawa kita kepada kehancuran. Dan ingatlah ini, siapapun yang kamu pilih menjadi idolamu, tetap jadikan Yesus sebagai idolamu yang nomor 1. Manusia bisa membuat kita kecewa dan melakukan kesalahan, tapi hanya Dia-lah idola sejati yang tidak bercacat cela. HE is the only one that PERFECT!!


GBU alwayz... ^_^


© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

13 Juli 2011

No Need For A Second Chance

Sudah nonton film "Insidious"? Kalau sudah, pertanyaan yang mengikuti setelah itu pasti: "Bisa tidur ga abis nonton film itu?" Hahaha. Karena film ini super thrilling dan horor abis!! Setelah keluar dari teater pun, rasanya bulu kuduk masih merinding dan jantung masih deg-degan. Fiuh!! Luar biasa. Ini salah satu film horor terbaik yang pernah aku tonton (bersaing ketat dengan "Shutter" dan "Jalangkung 2").

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil yang memiliki kemampuan Astral. Artinya, rohnya bisa keluar dari tubuhnya dan berjalan-jalan ke "dunia lain" sementara tubuhnya tertidur lelap di "dunia ini". Ketika tubuhnya ditinggalkan oleh rohnya, ternyata banyak makhluk jahat dan roh gentayangan yang mengincar tubuhnya karena mereka berebutan ingin bisa merasuki tubuhnya. Kenapa mereka begitu inginnya memiliki tubuh kosong ini? Karena mereka ingin memiliki kesempatan kedua untuk hidup di dunia ini. Wow!!

Sebegitu berharganya kah kesempatan kedua? Well, aku rasa jelas YA! Apalagi bila kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan namun berada dalam kondisi di mana kita tidak memiliki kesempatan untuk memperbaikinya sama sekali. Satu kesempatan lagiiii saja akan menjadi amat sangat berharga. Dari cerita dalam film ini, aku mulai berpikir: "Bagaimana dengan aku ketika nanti aku sudah tidak ada di dunia ini lagi? Akan ke manakah aku pergi? Layakkah aku menghadap St. Petrus di Gerbang Surga? Bagaimana kalau nasibku ternyata menjadi seperti roh-roh gentayangan di film ini? Bingung harus ke mana, tidak tahu arah, tersesat, ingin kembali lagi ke dunia tidak bisa, ingin pulang ke Surga pun tidak tahu jalannya ke mana. Bagaimana bila nanti aku masih memiliki hutang atau menyisakan luka di hati saudaraku? Aku akan pergi dengan penyesalan yang amat dalam! Tapi aku tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk memperbaikinya.." Wah, rasanya mengerikan sekali membayangkan hal-hal ini bukan?!

Namun akhirnya aku menemukan jawabanku: "I will live my life with the best that I can be!!" Aku akan menjadi aku yang TERBAIK selama aku masih diberi kesempatan untuk menginjakkan kakiku di atas dunia ini. Aku akan menggapai semua mimpi-mimpiku selagi aku punya kesempatan sehingga aku tidak perlu menyesali suatu apapun ketika Tuhan memanggil aku nanti. Hey! I won't need any second chance!! Aku percaya saat nanti Tuhan memanggilku, Dia akan datang menjemputku dengan barisan malaikat-Nya untuk mengantarku ke Surga! Kenapa? Karena aku adalah anak-Nya yang sangat Dia sayangi. Thanks, God!!



Aku tidak perlu khawatir akan hal apapun. Yesus berkata,
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." (Yoh 14:2)
Bila kita adalah sahabat-Nya, tentu Dia akan mengenal kita dan menyediakan tempat bagi kita di Surga. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi sahabat-Nya? Dengan menjadikan Yesus sebagai juruselamat dan teladan hidup kita. As simple as that!

Tetapi sayangnya masih banyak orang di dunia ini yang hidup seolah-olah mereka tidak akan pernah mati. Mereka terjebak dalam kebahagiaan semu yang ditawarkan dunia: free sex, narkoba, pecandu alkohol, materialistis, korupsi, dan masih banyak lagi. Mungkin mereka pikir setelah mereka hidup di dunia ini tidak ada pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan selama mereka hidup. Padahal dengan cara hidup seperti itu, mereka telah menandatangani kontrak untuk menjadi roh gentayangan yang mendambakan kesempatan kedua untuk hidup lagi di dunia ini ketika mereka mati nanti. Menyedihkan!!

Teman, seorang bijak berkata: "Live as if you are dying!" Hiduplah seolah-olah kamu sedang sekarat! Karena orang yang sekarat adalah orang yang paling tahu betapa berharganya hidup yang dia miliki, betapa berharganya setiap langkah yang masih boleh dia tapaki, betapa berharganya setiap hembusan nafas yang masih boleh dia hirup. Hiduplah sebagaimana Yesus hidup. Setiap langkah-Nya menjadi berkat, setiap ucapan-Nya menjadi firman yang hidup, setiap perbuatan tangan-Nya memulihkan orang lain. Dan ketika Dia wafat, seluruh Surga dan bumi bersorak-sorai menyambut kemenangan-Nya, karena Dia taat kepada Bapa sampai akhir hayat-Nya. Jadilah seperti Dia. Tentu tidak akan se-sempurna Dia. Tapi paling tidak, ketika saatnya tiba nanti, Tuhan kita yang selalu melihat kedalaman hati kita akan tahu bahwa kita layak untuk masuk ke dalam Rumah-Nya yang kudus. Sehingga kita tidak perlu lagi mendambakan kesempatan kedua untuk bisa hidup lagi dan menebus dosa-dosa kita.

God love you all.. ^_^


© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

14 Juni 2011

Thailand Trip Part 4: Extraordinary Simple

Being extraordinary, doesn't necessarily being complicated. Kebanyakan orang berpikir bahwa untuk menjadi orang hebat, seseorang harus luar biasa pintar, berpendidikan tinggi, memiliki embel-embel yang panjang di belakang namanya (MBA, MBSc, bla bla blaa...). Coba lihat video di bawah ini. Menurutku dia adalah orang yang hebat juga.


Orang ini adalah seorang penjual Thai Ice Tea di Pasar Chatuchak, Bangkok. Pasar ini berhektar-hektar luasnya, ada ribuan toko dengan ribuan penjual dan pembeli yang berkeliaran di sana setiap harinya. Segala macam barang ada di pasar ini, mulai dari baju, barang kerajinan, tas, aksesoris, alat-alat berkebun, hingga binatang peliharaan. Lengkap deh pokoknya. Tapi, orang ini hanya menjual Thai Ice Tea. Sebuah minuman yang biasa dijual di pinggir jalan. Tapi kenapa dia lebih mencolok dibandingkan dengan toko-toko di sebelahnya? Padahal barang yang dia jual adalah sesuatu yang sangat biasa.

Kalau kamu melihat videonya, tentu tidak sulit untuk menjawab pertanyaan di atas. Pertama, dia memutar lagu jadul yang ngga jelas. Hahaha. Aku yakin lagu yang dia putar itu tidak termasuk dalam chart lagu populer saat ini di Thailand. Tapi, sekalipun jadul, lagu itu menarik banyak perhatian pengunjung pasar. Yang kedua, dia tidak hanya menjual Thai Ice Tea. Tapi juga membuat Thai Ice Tea-nya sambil berputar-putar dan mengocok Thai Ice Tea-nya dengan menuangkannya dari atas ke bawah dengan atraksi yang memukau. Aku yakin, kalau aku yang melakukannya, setelah selesai atraksi, tidak ada satu tetes pun minuman yang tersisa di dalam gelas (semuanya pasti jatuh ke lantai. Hahaha.). Dan yang ketiga, yang paling penting, Thai Ice Tea buatannya sangat enak. Enak gila!! Beda dengan Thai Ice Tea lain yang dijual di dalam botol atau di pinggir jalan.

Simple. Hanya sebuah Thai Ice Tea. Bukan minuman ginseng ribuan tahun. Bukan wine berusia puluhan tahun. Hanya Thai Ice Tea. Dan dia dapat memberikan lebih daripada hanya segelas Thai Ice Tea. Dia memberikan atraksi yang memukau, Thai Ice Tea yang enak, dan menelurkan inspirasi buatku untuk menulis blog ini. Simple, but extraordinary.

Teman, aku rasa untuk menjadi orang yang hebat tidak harus dibarengi dengan gelar yang panjang atau kepala botak bak profesor. Untuk menjadi orang yang hebat, cukup dengan melakukan apa yang terbaik yang bisa dilakukan untuk hal-hal yang menjadi tanggung jawab kita. Atau bahkan lebih. Apapun profesi yang kita jalani. Mau itu tukang bajaj, cleaning service, koki, akuntan, programmer, apapun. Asal kita melakukan yang terbaik, kita adalah orang yang hebat, we are extraordinary.

Ada orang-orang yang menduduki jabatan penting di pemerintahan. Semua orang memandang mereka dengan kagum. Semua orang berpikir mereka adalah orang yang hebat. Tapi beberapa tahun kemudian, mereka dikejar KPK karena terkena kasus korupsi. Apakah mereka itu orang yang hebat? Are they extraordinary? Absolutely NOT!! Mereka hanyalah orang yang haus kekuasaan dan narcis. Mereka senang dipuja, tapi mereka lupa tugas yang menjadi tanggung jawab mereka sebenarnya. Sehingga akhirnya mereka hanya termotivasi akan kursi pemerintahan dan keagungan yang mengikutinya, tapi mereka tidak mau menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. They are NOT an extraordinary person.

Aku lebih memilih menjadi seorang yang simple. Doing the best that I can for anything that is in front of me right now. Tidak perlu diembel-embeli dengan jabatan yang tinggi atau panggilan yang rumit. Karena kalau kita terpatok pada hal-hal itu, kita akan sangat tergoda untuk menjadi sombong dan meninggalkan integritas kita.

Teman, tidak sulit untuk menjadi seorang yang extraordinary. It is actually extraordinarily simple. Bahkan Rasul Paulus pun berkata: 

"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kol 3:23) 

Dia tidak meminta kita untuk mencari gelar dan jabatan yang hebat untuk memuliakan Tuhan. TIDAK. Yang dia minta adalah kita melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin, dengan segenap hati. Itulah yang Tuhan inginkan dalam karya-karya kita di dunia. Sekecil apapun, sesederhana apapun, bila kita melakukannya sepenuh hati, pasti akan membuahkan hasil yang luar biasa.

Let's become an extraordinary person. Jangan hanya menjadi orang yang baik, tapi jadilah orang yang HEBAT!!


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

08 Mei 2011

Thailand Trip Part 3: What Will Your Pose Be?

Another share about my trip to Bangkok. Ketika aku mampir di Bangkok, aku sempat mengunjungi sebuah tempat yang menarik. Apakah tempat itu? Ini dia:


Madame Tussauds - Bangkok

Madame Tussauds Wax Museum. Tempat apaan sih ini? Ini adalah tempat di mana kamu bisa memenuhi mimpimu untuk bertemu dengan berbagai tokoh-tokoh dunia. Well, memang ngga bertemu secara langsung sih, yang ada di sini cuma patung lilinnya aja. Replika tokoh atau artis dunia yang bener-bener dibikin mirip dengan aslinya. Ngga percaya? Ini buktinya:

Hilda ketemu sama Mahatma Gandhi

Hahaha. Bener-bener mirip dengan yang di foto kan? Yang menarik, di dalam museum patung lilin ini ada berbagai macam seksi. Dan setiap patung lilin ditempatkan di seksi yang sesuai dengan kontribusi sang tokoh aslinya bagi dunia. Mahatma Gandhi ditempatkan di seksi "History" atau Tokoh Sejarah. Maju beberapa langkah dari sana, kita akan menemukan seksi "Arts & Science" atau Tokoh Seni dan Ilmu Pengetahuan. Di sana aku bertemu dengan Sang Maestro Pelukis.

Pablo Picasso dan replika koleksi lukisannya

Di sudut di mana patung Picasso diletakkan, terdapat banyak hiasan lukisan, kuas cat dan kanvas. Menarik sekali ya, semuanya didekorasi untuk mencerminkan keunggulan sang penghuni lokasi. Sehingga rasanya benar-benar masuk ke dalam dunia sang tokoh dunia itu sendiri. Dari sana, aku masuk ke seksi "Music" di mana para Tokoh Musik berada. And guess what? I met The King of Pop.

Posing with Michael Jackson

Walaupun kisah hidupnya kelam dan dia meninggal dengan tragis, tapi dia tetap selalu diingat orang dengan pose khas-nya ini. Lagipula, siapa sih yang ngga kenal Michael Jackson? Bila ada yang mengucapkan kata "Moonwalk", kata berikutnya yang pasti langsung terlintas dalam pikiran kita adalah "Michael Jackson". Ya, dia memang meninggalkan kesan yang sangat dalam bagi dunia.

Lalu, setelah berhari-hari pulang dari sana, aku mulai berkhayal. Bila suatu hari, salah satu kru museum Madame Tussauds ada yang menawari Hilda untuk dibuatkan patung lilin, kira-kira pose macam apa yang akan dilakukan oleh Hilda Si Patung Lilin ya? Di seksi mana dia akan ditempatkan? Dan dekorasi macam apa yang akan menghiasi pojokan di mana dia ditempatkan?

Dalam benakku muncul berbagai khayalan. Lalu aku memutuskan dua pose ini sebagai pose terbaik impianku:
  1. Hilda yang sedang tersenyum sambil mengenakan pakaian yang sederhana, berdiri di tengah taman bunga yang dihiasi pohon-pohon rindang dan kupu-kupu. Sebuah label di bawah kaki Hilda Si Patung Lilin berbunyi: Hilda-Aktifis Lingkungan Hidup. Hmm.. Not bad kan?! Hahaha.
  2. Hilda yang memegang mic dan sedang bernyanyi sambil tersenyum dengan ekspresi wajah yang damai dan ramah. Sebuah label di bawah kaki Hilda Si Patung Lilin berbunyi: Hilda-Musisi Perdamaian. Wow!! Keren ya?!?!
Hahaha. Anyway, semuanya hanya khayalan. Aku tidak pernah berharap ada orang yang akan menciptakan Hilda Si Patung Lilin. Tapi di balik semua khayalan ini sebenarnya terdapat sebuah mimpi, sebuah cita-cita, sebuah niat luhur yang tertanam jauh di dalam lubuk hati seseorang. Atau bahasa kerennya "The Calling" atau "Panggilan Suci" masing-masing orang (cie ileeehhh...). Suatu nilai luhur yang menjadi kerinduan masing-masing orang untuk dia kontribusikan bagi dunia, bagi komunitas, bagi orang lain. 

Kalau ditulis seperti ini, kelihatannya memang konyol dan "kejauhan". Bagaikan punuk yang merindukan bulan, gak akan kesampaian. Aku saja yang menulis dua poin di atas merasa bahwa semuanya itu konyol buanget. Jauh dari jangkauanku (sekarang). Tapi di balik kekonyolan itu tersimpan mimpi-mimpiku. Seperti itulah aku ingin dikenal oleh orang-orang di sekitarku nanti.

Dari sekedar khayalan konyol, aku percaya, suatu hari nanti aku pasti bisa mencapainya. Karena aku tidak memperlakukan khayalan itu hanya sebagai khayalan. Aku ingin mencapainya, aku menjadikannya tujuan. Bila suatu hari nanti aku berhasil mencapainya, that will be my own Lifetime Achievement.

Teman, jangan takut untuk bermimpi. Yang namanya mimpi, cita-cita, semuanya berawal dari khayalan. Perbedaan antara orang yang dapat mencapai cita-citanya dengan yang tidak adalah apakah khayalan itu tetap ditinggal menjadi khayalan atau berubah menjadi tujuan hidup si pengkhayal. Mulailah dari pengkhayal, tapi berakhirlah sebagai pemenang. Jangan membuat mimpi yang biasa-biasa saja. Bermimpilah yang besar. Dan bawa semua cita-citamu itu kepada Tuhan, biar Dia yang bukakan jalan supaya kita dapat mencapainya. Bila memang cita-citamu itu sesuai dengan "Panggilan Suci"-mu, pasti kamu dapat menggapainya. 

Hei pengkhayal, jangan berhenti berkhayal. Dan jangan berhenti sebagai pengkhayal karena kita diciptakan untuk menjadi pemenang.

GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011
Baca selengkapnya...

24 April 2011

Paskah Is VICTORY!!!

Pada suatu hari, di hari kelulusanku dari SMU, saat nama-nama peraih penghargaan disebutkan satu per satu, aku mendengar namaku disebut. Aku bukan peraih penghargaan siswa terbaik, bukan juga peraih ranking satu di kelas. Aku hanya meraih peringkat kelima dari total nilai Ujian Akhir Nasional terbaik di kelas. Bukan sesuatu yang besar, piagam yang kudapat pun hanya selembar kertas A5, tapi perasaan menang dan bangga yang aku rasakan jauh melampaui segalanya. Terutama karena orang tuaku dapat dengan bangga melihat anaknya maju meraih penghargaan di atas panggung. Rasanya sangat luar biasa, walaupun kemenangan yang kuraih jauh dari luar biasa.

Pada suatu hari yang lain, aku mendapat tugas untuk melobi pembicara untuk acara PD kami. Naas bagi kami saat itu, karena sepertinya seluruh pembicara di Jakarta sudah di-booking semuanya. Aku terus-menerus menelepon para pembicara yang dikira cocok untuk membawakan tema yang dipilih untuk hari itu, tapi 10 pembicara yang aku lobi semuanya tidak dapat hadir. Rasanya sangat frustrasi karena hari H sudah tinggal 3 hari lagi. Rasanya sudah hampir putus asa. Tapi dengan dukungan dari tim yang lain, akhirnya aku menelepon pembicara kesebelas. Puji Tuhan, akhirnya ada juga yang bisa membantu kami. Begitu mendengar bahwa dia bisa membantu kami, hatiku rasanya melompat kegirangan. Semua rasa putus asa dan frustrasi lenyap digantikan ungkapan syukur kepada Tuhan karena PD kami dapat berjalan juga sesuai rencana. PD hari itu mungkin terasa seperti PD pada umumnya bagi yang lain, tapi bagiku, begitu semua acara selesai dengan baik, aku merasa menang karena Tuhan masih mengijinkan PD kami ini terselenggara.

Kemenangan adalah hal yang pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Entah kemenangan kecil saat bermain PS atau Dota, entah kemenangan besar yang membuat orang itu akhirnya dikenal di seluruh dunia. Bagiku, semua kemenangan yang pernah aku raih dalam hidup, seberapa besar pun kemenangan itu, hanyalah kemenangan kecil bila dibandingkan dengan kemenangan Kristus di kayu salib. Itulah yang kita rayakan di Hari Paskah. Kemenangan itulah yang seharusnya kita rayakan di Hari Paskah. Kenapa kita harus merasa menang? Karena iman kita telah menang! Karena Yesus telah memenangkan kita atas dunia. Karena dengan iman kita, kita mengalahkan dunia (1 Yoh 5:4). Karena dengan wafat-Nya kita ditebus dan menang atas dosa. Kita menang atas maut. Kita menang!! Kemenangan hidup yang jauh lebih besar daripada hanya memenangkan Nobel.

Ya, kita memang sudah menang. Tapi seringkali kita tidak menyadari kemenangan itu dan membiarkan hari perayaan Paskah lewat begitu saja tanpa perayaan kemenangan apapun. Tri Hari Suci kita lewati sebagai rutinitas tanpa kita hayati apa makna di dalam setiap prosesi yang kita jalani setiap tahun. Buatku, aku pun masih belajar menghayati kemenangan itu dengan lebih dalam lagi. Tapi yang pasti, Paskah sebenarnya lebih daripada sekedar telur dan kelinci. Dalam bayanganku, setiap hari Paskah, mungkin Surga menyelenggarakan pesta besar dan super mewah untuk merayakan kemenangan Tuhan kita. Jadi, mengapa kita yang ada di bumi tidak ikut merayakannya juga? 


© hiLda 2011


Bookmark and Share
Baca selengkapnya...

23 April 2011

A Love Song For My Crucified King



Thank you for the cross Lord
Thank you for the price You paid
Bearing all my sin and shame
In love You came
And gave amazing grace

Thank you for this love Lord
Thank you for the nail pierced hands
Washed me in Your cleansing flow
Now all I know
Your forgiveness and embrace

Worthy is the Lamb
Seated on the throne
Crown You now with many crown
You reign victorious
High and lifted up
Jesus Son of God
The Darling of Heaven crucified
Worthy is the Lamb
Worthy is the Lamb


* Mungkin bagi kita sekarang, yang sudah terbiasa mendengar cerita sengsara Tuhan Yesus, Jumat Agung hari ini hanyalah sebuah rutinitas tahunan. Tapi andaikan saja kita berada di Bukit Golgota 2000 tahun yang lalu, mungkin kita baru bisa merasakan perih dan sakit yang dirasakan Tuhan kita. Menonton film Passion Of The Christ saja sudah mengiris hati, apalagi bila kita benar-benar berada di sana. 

Ya, jalan yang di tempuh bukanlah jalan yang mudah. Apalgi semua itu Dia lakukan hanya untuk membuktikan betapa besar Kasih Bapa kepada kita, manusia yang tidak tahu berterima kasih ini. Sudah selayaknya kita menghormati dan mengucapkan terima kasih kepada Yesus, karena bila Dia tidak mau mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu, kita yang hidup di jaman sekarang ini tidak akan pernah mengenal seberapa besar kasih Bapa. Thank You for The Cross, Lord... *


Bookmark and Share

Baca selengkapnya...

10 April 2011

Thailand Trip Part 2: Kill Your Self(ishness)

Kata orang, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Well.. kenyataannya, rumput di negeri sendiri memang lebih hijau. Tetapi tidak ada yang merawatnya. Sehingga walaupun rumput tetangga tidak sehijau rumput sendiri, tetap saja terlihat lebih indah.

Another share about Thailand. Aku kagum karena orang-orang Thailand bisa menjaga dan merawat kelestarian alam mereka. Waktu itu aku sempat mencoba Elephant Trekking. Ini adalah sebuah kegiatan di mana kita masuk ke hutan sambil menunggangi seekor gajah. Seharusnya kegiatan seperti ini berlangsung selama beberapa jam, tapi aku hanya mencoba trekking yang pendek yang selesai hanya dalam 20 menit.

Selama trekking ini, kami mengelilingi desa mereka di daerah Kanchanaburi. Kami melewati beberapa rumah penduduk asli di sana. Dan ternyata mereka memelihara gajah di halaman belakang rumah mereka. Ternyata, gajah-gajah ini selain mereka jadikan sebagai objek wisata untuk mata pencaharian, juga mereka gunakan untuk membantu kegiatan mereka sehari-hari. Karena daerah ini adalah daerah pedesaan, gajah-gajah di sini juga tidak begitu terawat seperti gajah-gajah di kebun binatang di kota. Kuping mereka banyak ditumbuhi jamur berwarna merah muda, yang tandanya mereka mungkin tidak rajin dimandikan oleh para pemiliknya.

Melihat suasana seperti ini, aku jadi teringat pada rumahku di Cimahi. Dulu waktu aku SD, aku sering sekali bangun pagi dan mendengar suara bebek dan kerbau di sebelah rumahku. Well, jangan bingung, karena sebelah rumahku dulu adalah bentangan sawah yang luas. Ketika musim panen tiba, semua padi menguning dengan indah, lalu para petani akan membawa kerbau-kerbau mereka untuk membajak sawah. Setiap hari mereka juga menggiring bebek-bebek untuk mencari makan di sawah. Menyenangkan sekali melihat itu semua. Tapi, semua itu hanyalah tinggal kenangan. Karena sekarang sebelah rumahku sudah dibangun rumah-rumah semuanya. Tak ada lagi sawah, tidak ada lagi bebek, tidak ada lagi kerbau. Sepertinya orang-orang Cimahi (yang dulunya kota kecil) sudah mulai kebelet pengen jadi "orang kota" sehingga meninggalkan gaya kehidupan "kampung" seperti membajak sawah dan menggiring bebek, yang mana, sebenarnya, jauh lebih menyenangkan daripada jalan-jalan di mal terus-menerus setiap hari.

Ada lagi hal yang menarik perhatianku. Saat itu, di Kanchanaburi, kami tinggal di sebuah rafting house, yaitu rumah yang dibangun di pinggir sungai. Walaupun sedikit seram terbawa arus sungai ketika kami tidur, overall tempat ini cukup menyenangkan. Benar-benar terasa unsur pedesaan dan menyatu dengan alam. Sungai tempat rumah ini dibangun pun begitu jernih airnya. Tidak ada bungkus plastik mengambang yang merusak pemandangan, ataupun bau busuk sampah yang sangat erat melekat dengan image sungai di ibukota kita tercinta (a.k.a Jakarta). Cobalah bandingkan sungai ini dengan sungai di Jakarta. Banyak juga orang-orang yang membangun rumah dadakan di pinggir sungai-sungai Jakarta. Tapi mereka bukannya merawat dan menjaga, mereka malahan mengotori dan merusak sungai-sungai itu. Bangunan yang mereka buat pun kumuh dan tidak teratur. Ditambah dengan pabrik-pabrik yang membuang limbah secara sembarangan ke sungai itu juga, jadilah adonan kopi hitam berbuih yang menghiasi badan air sungai di kota Jakarta. Sungguh tidak terawat (padahal katanya Jakarta itu ibukota, Kanchanaburi itu bukan ibukota loh).

Okay, mungkin perbandingannya kurang seimbang. Karena Jakarta adalah kota besar yang padat penduduknya sedangkan Kanchanaburi adalah kota kecil yang ramah lingkungan. Mari kita cari lawan yang seimbang untuk sungai di Jakarta. Ini adalah foto sungai di Bangkok. Sungai ini adalah sungai terbesar di Bangkok, namanya Chao Praya. Orang-orang juga terbiasa menggunakan sungai ini sebagai sarana transportasi. Ternyata tetap lebih bersih dan indah daripada sungai-sungai di Jakarta ya. Sama-sama ibukota yang padat penduduknya loh.

Dan yang satu ini adalah favoritku. Namanya Sky. Dia adalah salah satu penghuni Tiger Temple, sebuah kuil di pegunungan Kanchanaburi di mana para bhiksu-nya tinggal bersama dengan berbagai macam hewan. Semua hewan yang ada di sini dirawat oleh para bhiksu sejak mereka masih bayi. Karenanya mereka sangat akrab dengan manusia. Bahkan macan-macan yang sudah dewasa pun mau menurut pada perintah manusia. Mereka tahu bahwa mereka ada dalam masalah bila pelatih mereka membawa sapu lidi. Bahkan kita bisa bermain dengan mereka, permainannya menggunakan sebuah sandal karet yang diikat di tongkat. Macan-macan ini nanti akan berusaha untuk menangkapnya sementara kita menggoyang-goyangkan tongkat tersebut. Lucu sekali. Di tempat ini juga ada banyak binantang-binatang lain, seperti babi ini. Dia tidak takut sama sekali dengan manusia. Lucu sekali.


Dan inilah yang paling aku kagumi dari Thailand. Tempat ini namanya Erawan Waterfall. Sebuah reservasi alam yang memiliki 7 air terjun yang bertingkat-tingkat. Untuk bisa naik ke gunung ini dan melihat air terjunnya, para pengunjung dilarang membawa makanan yang memiliki kemasan satu kali pakai. Kita hanya diperbolehkan membawa minuman dalam kemasan reusable. Andaikan kita membawa air minum dalam botol plastik, botol tersebut akan diberi nomor dan ditandai. Saat kita kembali dari puncak air terjun, kita harus menunjukkan kembali botol tersebut untuk memastikan kita tidak membuang sampah di dalam kawasan reservasi. Luar biasa. Mereka benar-benar menjaga keindahan alam di hutan ini. Bahkan di dalam kolam di setiap air terjun, masih terdapat ikan-ikan yang berenang bebas. Mereka suka sekali memakan kulit mati yang ada di tubuh manusia. Sehingga kita bisa merasakan fish spa gratis di sana. Sesuatu yang tidak pernah lagi aku temukan di hutan mana pun di Pulau Jawa.


Itulah rumput tetangga kita. Sudah bukan rahasia lagi bahwa sebenarnya Indonesia menyimpan lebih banyak lagi keunikan dan keindahan alam di dalamnya. Tetapi kita tidak pernah mengeksplorasinya. Yang menjadi fokus orang-orang Indonesia jaman sekarang hanyalah pembangunan mal dan apartemen. Ya, mal dan apartemen berkembang dengan pesat di Jakarta. Mereka tidak lagi mengingat hutan dan kehidupan alam yang tersembunyi jauh dari kehidupan kota. We are killing ourselves. Kita membunuh diri kita sendiri. Mal dan apartemen tidak dapat menghasilkan oksigen bagi kita. Mal dan apartemen hanya menghasilkan banyak uang. Padahal kita tidak dapat bernapas dengan uang bukan? Kita hanya dapat bernapas dengan udara yang mengandung oksigen.

Teman, kita adalah generasi muda Indonesia. Indonesia adalah jantung dunia, karena negara kita ini terletak di garis khatulistiwa. Negeri kita ini indah, jauh lebih indah daripada sekedar Pacific Place atau Grand Indonesia. Jangan menjadi orang yang egois dengan hanya mau hidup enak dan terbawa arus kehidupan materialistis jaman sekarang. Ada banyak hal yang telah Tuhan ciptakan yang jauh lebih indah daripada tas Gucci atau sepatu Hush Puppies. Mari kita belajar untuk mencintai alam ini lebih lagi. We have to kill our selfishness, do not kill our selves with our selfishness. 

-Special thanks to Marcell for these lovely pictures-

© hiLda 2011

Bookmark and Share
Baca selengkapnya...

15 Maret 2011

Thailand Trip Part 1: The King

Thailand
Beberapa waktu yang lalu, aku berkesempatan untuk menengok salah satu negara tetangga kita. Negara itu adalah Thailand. Puji Tuhan buat kesempatan ini karena di sana aku bisa mempelajari banyak hal yang menarik. Salah satunya adalah seberapa besar makna seorang raja.

Kita yang lahir di negara demokratis, tentu tidak pernah merasakan kepemimpinan seorang raja. Seorang presiden, seberapa besar pun kekuasaannya, tetap dapat digulingkan oleh rakyatnya bila kepemimpinannya tidak memuaskan sebagian besar rakyatnya. Lain dengan seorang raja. Kekuasaan seorang raja itu absolut, posisi seorang raja itu paling tinggi dan tidak tergantikan. Seorang raja adalah seseorang yang mengundang decak kagum dan penuh dengan karisma sehingga seluruh rakyatnya rela melakukan apapun bagi rajanya.

Pecahan Uang Baht
Begitulah di Thailand. Negara Thailand dipimpin oleh seorang raja. Dan katanya, raja di negeri ini sangat dihormati sehingga tindakan sekecil apapun yang dianggap menghina raja dapat diberi hukuman penjara. Uniknya, di sepanjang jalanan kota Bangkok, hiasan yang paling utama adalah foto raja (plus foto ratu di beberapa tempat sebagai sedikit variasi. Hehe.). Foto raja ini akan dicetak sebesar papan iklan billboard dan dipajang di tengah kota, di depan gedung pemerintahan, di perempatan jalan, bahkan di toko kelontong (dengan ukuran lebih kecil sebesar foto 12R). Bahkan, gambar raja tercetak di seluruh jenis uang Baht (mata uang Thailand). Mulai dari recehan 1 Baht hingga lembaran 1000 Baht, semuanya bergambar raja. Bahkan, ketika aku berkesempatan menonton  sebuah acara tarian kebudayaan Thailand, sebelum acara dimulai seluruh hadirin diminta berdiri untuk menghormati raja. Padahal sang raja tidak ada di sana waktu itu. Saat itu hanya dimainkan lagu kebangsaan Thailand sambil diputar video tentang kepemimpinan sang raja di layar. Bahkan katanya, gadis-gadis Thailand akan belajar menari dari kecil dengan harapan akan diminta untuk menari di hadapan raja suatu hari nanti, dan itu adalah kehormatan yang paling besar bagi setiap wanita di Thailand. Woow… Aku pikir, luar biasa sekali raja ini. Dia menyentuh setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Aku yang turis saja sampai hafal dengan wajahnya walaupun hanya menghabiskan waktu 1 minggu di sana.

Grand Palace-Bangkok
Lebih luar biasanya lagi, aku berkesempatan mengunjungi istana-istana raja Thailand di jaman dahulu. Di sana, dibangun beberapa istana dengan desain dan keunikannya masing-masing. Semua gedung dibangun dengan detail yang begitu indah. Ada yang bergaya arsitektur China, Barat, bahkan ada yang bergaya arsitektur Thailand lengkap dengan kuil-kuilnya dan tidak kalah indahnya. Setiap istana tersebut begitu besar dan megah. Beberapa kompleks istana yang boleh dimasuki oleh turis bahkan memamerkan interior yang megah dan indah. Semuanya kelihatan kuno, tapi megah dan indah. Karena di tempat itulah seorang raja pernah tinggal. Semua yang ada di sana adalah yang terbaik dan terindah. Bahkan karpet yang hanya menghiasi lantainya pun sangat indah dan tertata dengan begitu apik dan bersih. Indah sekali. Itulah persembahan para rakyat bagi rajanya. Pengagungan yang begitu tinggi dilambangkan lewat setiap benda yang ada di dalam istana-istana tersebut.

Seorang raja pasti adalah seorang yang sangat berwibawa. Seorang raja adalah orang yang nomor satu yang ada di negeri tersebut. Segala titah raja adalah kewajiban. Dapat bertemu dengan raja adalah suatu kehormatan yang tiada bandingnya. Dapat memberikan persembahan yang berkenan di hati raja dan menyenangkan hati raja merupakan kehormatan yang paling tinggi bagi setiap rakyatnya. Seorang abdi rela melakukan apapun demi setia melayani Sang Raja. Menentang raja adalah kejahatan yang paling keji dan pasti mendapat hukuman mati.

Bagi kita yang tinggal di negara demokratis, apakah kita pernah benar-benar mengerti apa makna kata “Raja”? Kita sering memanggil Tuhan kita “King of kings” (Raja di atas segala raja). Tapi pujian itu hanya keluar dari mulut kita begitu saja tanpa kita sadari apa maknanya. Benarkah kita sudah menempatkan Tuhan dalam posisi “Raja” di hidup kita?

Buatku, Tuhan memang pantas disebut “King of kings” karena Dia adalah Raja yang tidak pernah menyalahgunakan kekuasaannya dan mencintai rakyat-Nya sedemikian besar sehingga rela melakukan apa saja agar rakyat-Nya bahagia. Dia tidak menghukum mati kita bila kita melakukan kesalahan, melainkan memeluk kita dengan penuh kasih dan mengampuni kita. Dia tidak meminta kita menghormati-Nya, karena tanpa penghormatan kita pun Tuhan tetap agung dan mulia. Dia tidak memaksa kita untuk melayani-Nya, tetapi Dia mengajak kita menjadi teman sekerja-Nya, kolega-Nya, sahabat-Nya, bukan kacung, bukan pembantu.

Kalau memang raja di Thailand, yang hanya seorang manusia, saja bisa dicintai dan mendapatkan penghargaan yang sedemikian besar dari rakyatnya, bagaimana dengan kita kepada Tuhan? Tuhan jauh lebih baik, jauh lebih agung, jauh lebih berjasa di dalam hidup kita. Sudahkah kita mencetak foto Tuhan di setiap sudut hati kita supaya kita selalu mengingat-Nya? Sudahkah kita menghormati-Nya dengan tidak mengotori Bait-Nya (baca: tubuh dan pikiran kita)? Sudahkah kita menghayati kebesaran-Nya sehingga merasa begitu tersanjung bila kita dipilih untuk melayani-Nya?

Summer Palace-Ayutthaya
Tuhan adalah Raja di atas segala raja. Seharusnya aku dapat menghormati-Nya dengan cara yang lebih daripada cara masyarakat Thailand menghormati rajanya. Seharusnya aku dapat membangunkan tahta yang lebih indah lewat pujianku bagi-Nya. Tahta yang jauh lebih indah daripada semua istana raja di dunia. Seharusnya aku dapat melayani-Nya dengan hati yang lebih setia. Jauh lebih setia dari abdi raja mana pun di dunia. Tapi kenyataannya, aku belum menempatkan Tuhan sebagai Raja di dalam hidupku. Dan aku hanya menganggap-Nya sebagai “seorang raja”, bukan sebagai “Sang Raja” dalam hidupku.

Tuhan tidak akan minta dipuja seperti raja-raja dunia. Tetapi Dia memang layak dipuja melebihi semua raja-raja dunia. Tuhan tidak akan memaksa kita melakukan perintah-Nya. Tetapi Dia ingin kita melakukan segala perintah-Nya dengan cinta, bukan sebagai kewajiban. Maka kita sebagai rakyat-Nya, seberapa jauhkah kita mampu mengungkapkan pemujaan kita kepada-Nya? Seberapa besarkah keagungan Tuhan di mata kita sehingga kita patut memberi-Nya penghormatan? Seberapa tinggikah posisi Tuhan di hati kita sehingga kita mau melayani-Nya dengan setia? Ya, Dia memang Raja, tapi dia tidak akan bertingkah laku seperti raja di dunia. Itulah yang membuat-Nya sungguh mulia dan layak ditinggikan.

© hiLda 2011

Bookmark and Share
Baca selengkapnya...

15 Februari 2011

Simple Life

Jakarta adalah kota yang penuh dengan stress. Siapa yang dapat menyangkalnya. Untunglah beberapa hari yang lalu, aku berkesempatan untuk sedikit berjalan-jalan ke daerah Anyer. Melihat pantai dan melepaskan semua kepenatan akibat aktifitas sehari-hari di Jakarta.

Di sana, aku sempat ngobrol-ngobrol sedikit dengan seorang penjaja jasa Banana Boat. Seorang pria bernama Pak Ulu. Di sore hari yang tenang, Pak Ulu bersantai di pinggir pantai sambil duduk-duduk di atas Banana Boat yang disewakannya. Sambil ngobrol-ngobrol dengan teman-temannya yang juga berjualan di daerah sana, dia menghabiskan sore hari dengan penuh senyuman. Terbayang olehku apa yang biasanya aku lakukan pada pukul 5 sore seperti itu biasanya di Jakarta. Pasti aku sedang duduk di depan laptop-ku di kantor, memandangi layar komputer sambil berusaha menyelesaikan semua pekerjaanku. Wuaahhh, sepertinya apa yang dilakukan Pak Ulu setiap sore itu merupakan sebuah kemewahan yang tidak bisa aku dapatkan setiap hari.

Saat itu, aku sempat ngobrol sedikit dengan Pak Ulu dan menanyakan padanya apa yang biasanya dia lakukan di sore hari. Dengan simpel dia menjawab, "Kalau tidak ada yang bisa dikerjakan di rumah dan lagi bosen, ya duduk-duduk di pinggir pantai kaya gini aja, Mbak." Wow, menyenangkan sekaliii... Sesuatu yang tidak bisa aku dapatkan setiap hari, duduk-duduk di pinggir pantai dan memandang ombak. Diam-diam aku merasa sedikit iri kepadanya.

Aku heran, mengapa Pak Ulu tidak menjawab, "Kalau tidak ada yang bisa dikerjakan, aku akan berusaha menawarkan jasa Banana Boat ini ke orang-orang yang ada di pantai, kalau tidak ada yang mau menyewa, aku akan berjualan kelapa." Atau apalaaahhh gitu. Sesuatu yang menunjukkan ambisinya untuk menjadi lebih baik lagi (baca: mendapat lebih banyak duit gituuu...). Pak Ulu tidak pernah berpikir ke arah sana. Kenapa ya? Apakah dia sudah cukup puas dengan tinggal di kampung? Dengan uang yang pas-pasan? Dengan makanan yang seadanya? Masa dia ga pernah bermimpi untuk makan steak di Tony Roma's sih? Kenapa ya dia ga kepikiran untuk jadi lebih sukses?

Aku berusaha memahami pemikiran Pak Ulu. Dan ternyata, menurutku, dia tidak pernah kepingin makan di Tony Roma's karena menurutnya makan ikan hasil pancingannya di laut sudah cukup enak baginya. Dia ga kepingin memiliki lebih banyak uang, karena menurutnya apa yang dia miliki sekarang sudah cukup baik dan dia sudah sangat bahagia dengan apa yang dia miliki. Dia ngga butuh sandal Crocs, dia ngga butuh tas Louis Vuiton, dia ngga butuh mobil Mercy. Sandal jepit Swallow, tas pinggang butut dan sepeda tuanya mungkin sudah cukup baginya. What a simple life! Dan lihatlah bagaimana dampak kehidupan yang simpel itu baginya: Dia dapat tersenyum melihat matahari terbenam di pinggir pantai setiap hari! Menyenangkan sekali ya...

Kadang, kita seringkali mempersulit kehidupan kita sendiri. Pola hidup masyarakat kota jauh lebih rumit dibandingkan dengan pola hidup masyarakat di kampung. Masyarakat kota bekerja di kantoran, lalu mendapat uang. Lalu uang itu akan diinvestasikan dalam bentuk deposito atau reksa dana atau saham atau bentuk yang lain lagi. Setiap uang yang diinvestasikan nantinya harus dikelola lagi agar bisa menghasilkan lebih banyak lagi. Setelah memiliki banyak uang, masyarakat kota akan membeli barang-barang mahal untuk memamerkan apa yang telah dicapainya. Mereka akan membeli mobil mahal yang hanya muat 2 orang penumpang lalu mengendarainya ke mal dan memamerkannya di pintu masuk mal. Semua itu hanya untuk prestige-nya, hanya untuk memanjakan kesombongannya saja. Ketika semuua orang membungkuk dan memandangnya dengan rasa hormat, barulah dia merasa puas. Ketika dia bisa memiliki banyak kekuasaan dan bisa memiliki segala yang dia inginkan, barulah dia merasa bahagia. Tapi lihat dampak yang diakibatkan dari hal-hal itu: Koruptor macam Gayus Tambunan.

Menyedihkan. Hidup manusia sebenarnya tidak dirancang untuk menjadi begitu rumit. Sebenarnya malah manusia sendiri yang mempersulit hidupnya. Dengan mengagungkan uang, dengan lebih memuja sandal Crocs daripada sandal Swallow (Padahal sama-sama dari karet gitu loh!! Tapi harganya 30x lipat!! Gila!). Money is not everything! Kita masih tetap dapat bahagia koq dengan uang pas-pasan. Siapa bilang kebahagiaan hanya milik orang kaya saja? Betapa bodohnya orang yang terus mengejar uang dengan alasan untuk membahagiakan orang-orang yang dikasihinya. That's not it! Bukan itu caranya bila kita ingin membahagiakan orang lain. Ada banyak cara-cara lain yang lebih baik dan berkesan untuk mengasihi orang lain daripada hanya sekedar memberinya hadiah-hadiah yang mahal.

Teman, jangan sampai kita tertipu. Uang adalah sarana, bukan tujuan. Ketika tujuan kita berubah ke arah materialistis, maka orang-orang di sekitar kitalah yang akan kita gunakan sebagai sarana. Padahal seharusnya uanglah sarananya, dan orang-orang di sekitar kitalah yang menjadi tujuannya. Hidup memang terasa indah dengan uang, kita dapat merasakan kemewahan yang memanjakan hidup kita. Tapi hidup akan terasa LEBIH indah bila mata kita tidak dibutakan dengan uang. Kehidupan siapa yang akan kalian pilih, kehidupan Pak Ulu atau kehidupan Gayus Tambunan?


GBU alwayz... ^_^

© hiLda 2011


Bookmark and Share
Baca selengkapnya...