29 September 2009

Homing Instinct

Hilda baru aja pindah kos....... Haha...

Thx buat temen-temen yang uda bantuin aku pindahan kemarin. Kalo harus angkut-angkut sendiri pasti ga akan sanggup dhe. I love you, guys... ^^

Btw, ada satu hal yang pengen aku share di sini. Dari kemarin, sejak menempati kamar yang baru, ada rasa aneh yang janggal di dalam hatiku. Rasanya, aku terus berpikir, keputusanku untuk pindah kost itu salah. Ada yang aneh. Ada yang tidak tepat. Ada yang bikin ga enak. Pokoknya, ngga banget deh!!!

Aku bingung... Kenapa bisa muncul perasaan seperti itu ya? Padahal udah jelas-jelas sejak berbulan-bulan yang lalu aku pengen pindah dari kos yang lama karena berbagai macam alasan. Banyak hal lain juga yang akhirnya meneguhkan aku untuk ambil keputusan ini. Tapi, kenapa saat aku melangkah untuk melaksanakan keputusan ini, aku merasa tidak enak? Aku merasa tidak nyaman? Aku merasa ada yang salah? Aneh...


Lalu aku berpikir.... Hmm.... Mungkin inilah yang namanya homing instinct. Sebuah insting manusia di mana dia selalu mencari sesuatu yang sudah dia anggap sebagai “rumah”-nya, sehingga seberapa menyakitkan pun “rumah” itu dia tetap akan kembali ke sana. Sekalipun dia tahu “rumah” itu bukanlah sesuatu yang baik, tapi hatinya akan tetap kembali ke sana. Karena di sanalah dia menemukan sebuah “tempat” yang “nyaman”. Dengan kata lain: comfort zone.

Teman, comfort zone-lah yang menciptakan homing instinct. Dalam contoh kasus ku, aku merasa “nyaman” dengan kos ku yang lama karena aku sudah terbiasa dengan semua yang ada di sana. WC-nya yang besar, lorong yang lebar, kasur dengan 2 bantal dan 2 guling, lemari yang besar, cermin yang lebar, dan banyak lagi. Seburuk apapun suatu “rumah”, tetap saja pasti ada sesuatu yang membuat kita “nyaman” di sana sehingga kita menjadi terbiasa. Lalu ketika semua yang membuat kita terbiasa itu menghilang, maka secara insting, kita akan mencarinya kembali. Ketika kita tidak menemukannya, kita merasa ada sesuatu yang salah dengan keadaan tersebut (padahal, sebenarnya, semuanya baik-baik saja).

Tetapi, homing instinct ini tidak hanya berlaku untuk rumah atau tempat tinggal secara fisik, tetapi juga untuk “rumah” dalam jiwa kita. Contoh nyatanya, seorang anak yang mengalami banyak kekerasan dalam keluarga di masa kecilnya, saat dia sudah dewasa secara tidak sadar dia akan tertarik dengan seorang pasangan yang juga suka melakukan kekerasan. Kenapa? Karena secara tidak sadar dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu. Ketika orang yang paling dekat dengannya tidak seperti itu, dia malah merasa ada sesuatu yang salah. Dan ketika orang yang dia cintai melakukan kekerasan seperti yang dia alami di masa kecilnya dulu, dia pasrah saja menerimanya. Kenapa? Karena dia sudah TERBIASA diperlakukan seperti itu dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang salah.

Teman, kita harus keluar dari comfort zone kita. Karena kebanyakan, konsep “nyaman” yang ada di kepala kita merupakan sebuah konsep yang salah. Kita merasa “nyaman” karena kita terbiasa, bukan karena hal itu adalah sesuatu yang baik.

Teman, ubah pola pikir kita. Keluarlah dari comfort zone kita. Ketika kita keluar dari comfort zone kita, kita pasti akan menemukan sesuatu yang jauh lebih besar dan hebat (ini yang akan kita bahas di artikel selanjutnya). Kita bisa menjadi jauh lebih baik daripada apa yang pernah kita pikirkan. Jangan pernah merasa tidak mampu atau tidak sanggup, karena kamu tidak pernah tahu seberapa besar kekuatanmu sebenarnya.


GBU alwayz... ^^

© hiLda 2009



Bookmark and Share

Baca selengkapnya...

22 September 2009

Biarkan Cinta Memulihkanmu

Kesimpulan: Kamu Adalah Milik Tuhan
Bagian 8 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez



Biar saya membagikan kepadamu sebuah cerita yang memberkati saya sangat dalam. Saya membacanya dari seri Chicken Soup, tapi biar saya ceritakan kembali cerita itu kepadamu di sini.

Suatu hari, Abbie, seorang pekerja sosial, menerima panggilan dari sebuah panti asuhan.

Bisakah dia mencarikan orang tua angkat bagi seorang bayi, tanya mereka.

Abbie mengunjungi panti asuhan itu dan melihat seorang bayi batik berdiri di dalam tempat tidur bayinya. Bayi itu tersenyum padanya dan dia tersenyum balik. Ketika dia berlutut di depan bayi itu, saat itulah dia menemukan bahwa bayi itu tidak memiliki lengan. Orang yang bertugas di panti itu bertanya pada Abbie, “Apakah menurutmu akan ada orang tua yang menginginkan anak ini?”

Selama empat bulan berikutnya, ada banyak pasangan yang mengunjungi panti asuhan itu, mencari anak. Tapi tidak ada seorang pun yang menginginkan Bayi Freddie.

Suatu hari, Abbie mendapat panggilan dari Mr. dan Mrs. Pearson. Mereka berkata mereka ingin mengadopsi seorang anak. Maka dia mengunjungi mereka.

“Kami tidak memiliki banyak uang, tapi kami memiliki banyak cinta yang dapat kami berikan,” kata pasangan itu.

“Apa yang kalian inginkan?” tanya Abbie.

“Seorang anak laki-laki,” kata Mrs. Pearson, “suami saya akan bermain basket dengannya. Dia akan cocok dengan seorang anak laki-laki. Berapa lama hingga kami bisa mengadopsi seorang bayi?” tanya Mrs. Pearson.

“Well, mungkin satu tahun,” kata Abbie.

“Tidak adakah bayi yang dapat kami adopsi sekarang?” tanya Mr. Pearson.

Abbie mendesah. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan foto Bayi Freddie.

“Dia anak yang mengagumkan,” katanya, “kecuali bahwa dia tidak punya lengan.”

Pasangan itu melihat foto itu lama sekali.

Mr. Pearson yang berbicara pertama kali. “Apa yang kamu pikirkan?” dia bertanya pada istrinya.

“Sepak bola,” katanya, “Dia bisa bermain sepak biola bersamamu.”

“Olahraga sebenarnya tidak begitu penting,” katanya

“Tidak, itu penting. Seorang anak laki-laki perlu berolahraga.”

Mereka terus berbicara seolah-olah Abbie tidak ada.

Akhirnya, Abbie menyela, ”Apa kalian mau bayi ini?”

Mrs. Pearson berkata, “Mau? Mau bayi ini? Abbie, kamu tidak mengerti. Bayi ini milik kami!”

Abbie membawa Mr. dan Mrs. Pearson ke panti asuhan.

Dia menyerahkan Bayi Freddie kepada mereka. Dan Mr. dan Mrs. Pearson melihatnya, bergegas ke arahnya, dan memeluk anak mereka.

Dia Melihatmu Dengan Berbeda
Saya telah bertemu dengan orang-orang yang percaya mereka seperti Freddie.

Apa kamu merasa cacat? Tidak sempurna? Kurang?

Jauh di dalammu, kamu pikir kamu tidak normal. Bahwa ada sesuatu yang salah denganmu.

Well, Tuhan tidak setuju.

Dia seperti Mr. dan Mrs. Pearson.

Dia tidak berpikir kamu cacat sama sekali.

Dia berkata, “Kamu adalah milik-Ku. Kamu adalah anak-Ku.”

Hari ini, biarkan Tuhan memelukmu.

Dan dalam pelukan itu, pulihlah...


Saya tetap sahabatmu,



Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-

NB:

  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Allow Love To Heal You". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^



Bookmark and Share

Baca selengkapnya...

19 September 2009

Bertanggungjawablah!

Bagaimana berhenti mempersalahkan dan menemukan kekuatan pribadimu
Bagian 7 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez

Peringatan: Kamu akan terkejut.
Tiga cerita berikut ini akan membuat rahangmu jatuh ke lantai dengan keheranan penuh bahwa segala ke-tidak-masuk-akal-an ini benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

Cerita #1:
Mrs. Kathleen Robertson dari Texas sedang berada dalam sebuah toko furnitur. Dia tersandung seorang bayi dan terkilir. Maka dia menuntut pemilik toko. Si pemilik toko terkejut karena bayi yang nakal itu adalah anak Mrs. Kathleen Robertson sendiri! Tapi wanita itu memenangkan kasus ini dan diberi $80,000.

Cerita #2:
Carl Truman dari Los Angeles sedang mencuri dop roda dari sebuah Honda Accord saat itu. Dia tidak menyadari bahwa si pengemudi ada di dalam mobil. Ketika si pengemudi menjalankan mobilnya, tangan Carl tersangkut di bawah ban. Apa yang dilakukan pencuri itu? Dia menuntut si pemilik mobil. Dan sidang menghadiahinya $74,000 ditambah pengeluaran medis.

Cerita #3:
Terrence Dickson dari Pennsylvania merampok sebuah rumah dan hendak meninggalkan rumah itu lewat garasi. Tapi ternyata dia terkunci di dalam garasi. Karena keluarga pemilik rumah itu sedang pergi berlibur, dia terjebak di sana selama 8 hari, hidup dengan sekerat Pepsi dan makanan anjing. Ya, Terrence menuntut karena kesedihan mental yang tidak pantas yang dia alami selama 8 hari. Dan dapatkah kamu percaya? Dia memenangkan kasus itu hingga mendapat $500,000.

Tidak masuk akal?
Semua cerita kehidupan nyata ini memberitahukan satu hal kepadamu: Orang-orang suka mempersalahkan orang lain untuk kekacauan yang mereka buat sendiri. Dan masyarakat mendukung pola pikir yang rusak ini!

Pertanyaan Enam Puluh Empat Juta Dolar Saya
Apakah kamu mempersalahkan orang lain atau kamu bertanggung jawab?
Inilah yang saya pelajari dalam hidup: Kamu tidak dapat melakukan keduanya.
Saya mendesakmu—berhentilah menggerutu tentang kekacauanmu dan lakukan sesuatu!

Dalam buku John Maxwell, Failing Forward, dia menanyakan sebuah pertanyaan, “Apa yang sama di antara semua orang sukses di dunia?”
  • Apakah latar belakang keluarga mereka? Banyak yang berasal dari keluarga-keluarga hebat, tapi ada yang berasal dari keluarga yang hancur juga.
  • Apakah pendidikan? Tentu, ada banyak lulusan universitas yang menjadi sukses. Tapi ada beberapa orang yang sangat sukses yang bahkan tidak lulus SMU. Ada 222 miyuner di seluruh dunia, dan 10% dari mereka adalah mahasiswa dropout. (Termasuk orang paling kaya di dunia, Bill Gates.)
  • Apakah agama? Saya harap saya dapat mengatakan bahwa hanya mereka yang benar-benar menjadi murid Yesus yang sukses dalam hidupnya. Tapi itu tidak benar. Karena ada juga umat Islam, Buddha, dan Hindu yang taat yang memiliki kehidupan penuh cinta, luar biasa, dan kelimpahan. Dan Atheis juga!
Kalau bukan tiga hal ini, lalu apa hal yang sama di antara semua orang-orang sukses?



Kamu Bisa Menjadi Sukses!
Satu-satunya hal yang sama di antara semua orang sukses adalah bagaimana mereka merespon kegagalan: Mereka bertanggung jawab.

Setiap orang sukses di dunia merespon kegagalan secara positif.
Mereka bangkit kembali.
Mereka tidak menggerutu, mengkomplain, atau mempersalahkan. Sebaliknya, mereka bangkit dan memperbaikinya.
Mereka bertanggung jawab.

Orang yang tidak sukses, sebaliknya, adalah Ahli Mempersalahkan. Kamu juga akan menemukan bahwa semua pecandu adalah Ahli Mempersalahkan.

Mereka tidak akan pernah bertanggung jawab. Mereka tidak akan pernah berkata, “Saya yang memegang tanggung jawab. Tergantung pada apa yang saya pilih, hidup saya dapat menjadi sangat indah atau sangat buruk.” Karena pecandu percaya bahwa orang lain lah yang patut dipersalahkan untu masalah mereka.

Ahli Mempersalahkan akan mempersalahkan tiga hal favorit...
  1. Orang lain
  2. Iblis
  3. Tuhan
Cari tahu siapa yang paling sering kamu persalahkan...


Hal Favorit Pertama Untuk Dipersalahkan: Orang Lain
Adam dan Hawa merepresentasikan semua Orang Tidak Sukses di dunia. Karena mereka adalah Ahli Mempersalahkan.

Ketika Tuhan bertanya, “Apakah engkau makan buah dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Adam berkata, “Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku—dia yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” (Kej 3:11-12)

Dengan kata lain, wanita yang dipersalahkan!

Dan jika kamu belajar sejarah, pria selalu mempersalahkan wanita untuk semua hal yang tidak berjalan semestinya di dunia ini. (Saya pikir kata-kata ilmiah untuk fenomena ini adalah Jerkhood (Kekurangajaran).)

Apa kebenarannya?
Banyak masalah di dunia ini yang sebenarnya adalah masalah kejantanan.

Larry Crabb mengatakan hal yang sama. Dia berkata dunia berada dalam kekacauan besar sekarang karena satu dosa: Kebungkaman Adam. (Inilah judul bukunya yang membuat penasaran.) Dia berkata Adam tidak melindungi istrinya Hawa. Sebaliknya, Adam tetap diam. Dia seharusnya berkata, “Sayang, apa yang kamu lakukan berbicara dengan Tuan Ular yang ceking itu? Aku suamimu dan aku tidak akan berdiri diam saja ketika dia membohongimu dan merampokmu. Aku akan melindungimu. Mundurlah saat aku memukul kepala makhluk itu.”

Pria belum mengambil tanggung jawab untuk kehidupan spiritual keluarganya.
Pria belum cukup agresif untuk mempedulikan istrinya, anaknya, dan komunitasnya.

Apa yang pria lakukan? Mereka mencari uang dan tidak melakukan yang lain. Berpikir bahwa hanya itulah yang diperlukan untuk menjadi seorang pria, mereka menghidupi kehidupan kecil mereka yang egois dengan botol bir di satu tangan dan remote TV di tangan yang lain.


Ketika Kamu Mempersalahkan Orang Lain, Kamu Memberikan Kekuatanmu Pada Mereka dan Menjadi Tidak Berdaya
Suatu hari, saya mendapat sebuah tugas yang tidak menyenangkan untuk mendatangi seorang pria—seorang anggota komunitas kami—ketika kami mengetahui dia berselingkuh.
Tanpa peringatan, saya mengunjungi rumahnya.

“Apa yang terjadi, temanku?” tanya saya kepadanya.

Sesegera mungkin, dia tahu saya tahu. Seperti seekor kucing yang terpojok, dia membela diri.


“Bo, kalau saja kamu tahu istriku,” katanya, “kamu juga akan berselingkuh. Setiap hari, aku pulang ke rumah sehabis bekerja, cape dan kelelahan, dan aku tidak mendapatkan apapun selain seorang istri tukang ngomel marah-marah tentang ini-itu. Setiap malam!”

Itu belum semuanya. Setelah mempersalahkan istrinya, dia mulai berkata, “Dan kamu tahu mengapa aku jatuh, Bo? Karena kamu...”

“Apa....????” Wow, saya berharap seseorang memotret ekspresi wajah saya tepat saat itu.

“Bo, aku seorang anggota komunitasmu,” lanjutnya, “Tapi kamu tidak menelponku. Kamu tidak mengunjungiku di rumah. Kamu tidak mencari tahu tentang aku. Karena itulah aku jatuh...”

Dia adalah Adam yang bangkit dari kubur.
Dengan pola pikir mempersalahkan seperti itu, dia tidak akan pernah mengubah hidupnya.


Hal Favorit Kedua Untuk Dipersalahkan: Iblis
Bolehkan saya menceritakan kepadamu sebuah cerita pengantar tidur original karangan saya? (Jika kamu seorang ayah dari anak-anak yang hiperaktif, kamu mungkin punya cerita karanganmu sendiri juga.)

Ini adalah tentang Legenda Mugaboo.

Suatu hari, dalam sebuah hutan rindang yang dihuni hewan-hewan yang gembira, terdengar sebuah suara yang menakutkan. Dari sebuah gua di atas tebing, semua hewan dapat mendengar sebuah suara mengerikan. “Aku Mugaboooo! Aku Mugabooooo!” kata suara itu lagi dan lagi.

Semua hewan berlari ketakutan seperti tikus di lantai dapur yang mengilap. Burung-burung kecil beterbangan, monyet-monyet memanjat pohon yang paling tinggi, dan bahkan para singa bersembunyi di gua mereka.

“Bawakan aku buah-buahan sekarang!” perintah suara yang sama, “Atau yang lain!”
Hewan-hewan pergi ke mulut gua, menggigil ketakutan, membawa apel, jeruk, berry untuk Mugaboo.

Dan hari berikutnya, mereka mendengar suara yang sama lagi. Dan hewan-hewan akan membawa buah ke gua di tebing itu lagi.
Lalu hari setelah itu, terjadi seperti itu lagi.
Maka mulailah sebuah ritual yang berlangsung selama bertahun-tahun.



Kura-Kura Yang Tidak Takut
Di hutan yang sama, tinggallah seekor kura-kura kecil pemberani bernama Benedict yang tidak takut. (Kalau-kalau kamu tidak tahu, itu adalah nama anak saya. Itulah “101 Strategi Membacakan Cerita Untuk Orang Tua”.) Karena dia meragukan Legenda Mugaboo. Dia penasaran mengapa setiap hari, orang tuanya, kakek-neneknya, pamannya, dan bibinya memperbudak diri mereka dengan mengumpulkan buah-buahan untuk monster ini.

“Adakah seseorang yang pernah melihat monster yang kita takuti ini?” tanyanya. Sejauh ini, tidak ada seorang pun pernah memberitahunya bahwa mereka telah melihat si monster. Tapi semua orang memiliki sebuah cerita mengerikan untuk diceritakan.

Para monyet berbicara tentang bayangan-bayangan mengerikan di dalam gua yang bergoyang seperti angin. Para rusa berbicara tentang mendengar langkah kaki mengerikan di malam hari. Dan para beruang, macan, dan singa berbicara tentang betapa besar dan mengerikannya Mugaboo semestinya—mungkin seekor beruang, macan, dan singa dijadikan satu!

Dan selama cerita berhembus, kekuatan Mugaboo semakin bertambah hari demi hari.
Saat itulah Benedict berkata, “Cukup sudah. Aku akan masuk ke dalam gua misterius itu dan melihat seperti apa Mugaboo sebenarnya.”



Ketika Keberanian Membebaskan Seluruh Hutan
Suatu pagi hari, Benedict memanjat tebing dan mengindap-indap ke dalam gua.
Kecuali bentuknya yang seperti sebuah terowongan, kelihatannya gua itu normal-normal saja. Dan kecuali buah-buahan yang setengah dimakan di dalamnya, gua itu kosong sama sekali.

Lalu dia menarik kaki-kaki dan kepalanya ke dalam tempurungnya, dan menunggu si monster muncul. Setelah dua jam menunggu di dalam kegelapan, dia mendengar suara langkah kaki, dia merasakan bulu kuduknya berdiri.

Mugaboo telah datang!

Dan kemudian dia mendengar kata-kata yang selalu dia dengar setiap hari, “Akulah Mugaboooo! Berikan aku buah-buahan sekarang!”

Tapi kali ini, dari dalam gua, suara itu tidak terdengar begitu menakutkan sama sekali.
Sebenarnya, suara itu malah terdengar akrab.
Benedict mengeluarkan kepalanya dan kaget melihat seekor tupai berteriak sekencang-kencangnya.

Dan kemudian dia mengerti kenapa. Karena bentuk terowongan gua yang unik, itu membuat gua ini menjadi megafon raksasa. Semua yang dikatakan di sini—bahkan bisikan terkecil sekalipun—akan terdengar keras ke seluruh hutan.

Benedict juga tahu nama tupai itu. Dan namanya bukanlah Mugaboo—tapi Kookoo, seekor tupai yang sudah terkenal suka membuat masalah.
Maka Benedict, dari belakang tupai itu, berteriak juga sekuat tenaga, “Akulah Kookoo... Ups!! Em, maksudku, Akulah Mugaboo!”

Kookoo berbalik dengan kaget melihat si kura-kura di belakangnya. Rahasianya sudah terbongkar! Takut terancam nyawanya, Kookoo berlari keluar gua—dan keluar hutan—tidak pernah terlihat lagi.
Benedict merangkak keluar dari gua diiringi tepuk tangan para hewan, berseru, “Benedict Yang Hebat!”
Karena keberanian, hutan dibebaskan kembali.



Iblis Bekerja Dengan Kekuatan Pinjaman
Dalam Taman Eden, kata-kata ini dikatakan:
Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kau perbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” (Kej 3:13)

Setelah berabad-abad ini, tidak banyak yang berubah. Orang-orang masih berkata, “Iblis yang membuat saya melakukannya!”

Ada orang yang menemukan iblis bersembunyi di setiap sudut, menggoda kita, menindas kita. Orang suka mempersalahkan iblis atas segalanya—ban kempes, migren, anak sakit, perceraian, kehilangan pekerjaan, kegagalan bisnis, dan hubungan zinah.

Tapi inilah kebenarannya: Seperti Kookoo, Iblis bekerja dengan kekuatan pinjaman.
Kekuatan siapa? Kekuatanmu. Kecuali kamu memberikan kekuatanmu kepada iblis, dia tidak akan punya kekuatan atasmu.

Karena kekuatannya berdasar pada kebohongan.
Karena kekuatannya berdasar pada ketakutanmu.
Semakin kita takut padanya, semakin besar kekuatan yang dia punya atas kita.

Teman, inilah kebenarannya: Kamu memiliki kekuatan untuk menaklukkan iblis.
Mengapa? Karena kamu adalah anak Tuhan.
Pahat ini di atas batu: Mempersalahkan iblis untuk masalah kita adalah percuma.
Berhenti melakukannya.

Sebenarnya, dia suka kamu mempersalahkannya. Dengan membuat dirinya semakin besar, dia semakin memiliki kuasa atas hidupmu.

Sebaliknya, jadilah seperti Benedict si kura-kura. Dengan keberanianmu untuk bertanggung jawab, kamu akan membebaskan dirimu—dan orang lain juga.



Hal Favorit Ketiga Untuk Dipersalahkan: Tuhan
Adam berkata, “Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku—dia yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” (Kej 3:12)

Apa yang dia katakan? Bahwa Tuhan—yang menciptakan wanita—yang dipersalahkan!

Inilah skenario kehidupan sebenarnya...
  • Seorang wanita single mengirim email kepada saya. Dia memberi tahu saya bahwa dia memiliki affair dengan seorang pria yang sudah menikah. Dia mengakhiri suratnya dengan berkata, “May tampo ako kay Lord (Aku dendam kepada Tuhan). Mengapa ini terjadi? Mengapa Tuhan ijinkan aku jatuh cinta pada pria ini?” Saya membalasnya, “Tuhan memberimu kemampuan untuk jatuh cinta kepada siapa saja ketika Dia menciptakanmu sebagai manusia. Tapi tidak, Tuhan tidak membuatmu jatuh cinta pada pria beristri ini. Kamu yang memilih ini untuk terjadi.”
  • Seorang pria datang pada saya dan berkata bahwa dia telah merokok selama 30 tahun dan sekarang mengidap emfisema. Dia bertanya pada saya, “Mengapa Tuhan membuat saya sakit?” Saya memberi tahunya dengan jelas, “Tuhan tidak membuatmu sakit. Rokok yang membuatmu sakit.”
  • Seorang wanita muda menangis kepada saya suatu hari, memberi tahu saya dia sedang hamil 3 bulan karena pacarnya—yang sekarang tidak tahu ada di mana. Orang tuanya masih belum tahu. Dia lalu bertanya pada saya, “Mengapa Tuhan menghukum saya? Mengapa Dia memberi saya seorang bayi?” Saya memberi tahunya, “Tuhan tidak sedang menghukummu. Seks yang memberimu bayi.”
  • Pasangan yang sudah menikah meminta saya berdoa bagi mereka, “Bo, kami memiliki hutang yang besar. Dan kami marah kepada Tuhan. Mengapa Dia meninggalkan kami?” Selanjutnya, saya menemukan bahwa mereka suka makan di restoran mewah dua kali seminggu, dan mereka suka mengenakan pakaian desainer, dan mereka suka mengendarai mobil mahal—semua dibeli dengan uang pinjaman. Saya memberi tahu mereka, “Tuhan tidak membuat kamu miskin. Kamu miskin secara finansial karena kamu buta finansial.”
Ketika kamu mempersalahkan orang lain, ketika kamu mempersalahkan iblis, dan ketika kamu mempersalahkan Tuhan, kamu sedang berkata, “Saya adalah seorang korban keadaan yang tidak berdaya. Saya tidak terkendali. Dan saya tidak dapat bertanggung jawab.”



Mengetahui Ketidakberdayaan
Ketika saya di Indonesia, saya menunggangi seekor gajah untuk pertama kalinya.
Sungguh pengalaman yang luar biasa berada di atas hewan cantik itu.

Tapi inilah yang lebih membuat saya heran: Bagaimana mungkin seekor monster seberat 6 ton bisa ditawan oleh tali rapuh yang diikat ke kakinya? Yang perlu dia lakukan hanyalah bersin dengan cukup keras dan tali itu akan putus. Tapi seperti seekor anak anjing, gajah itu diam saja.

Lalu, saya tahu mengapa.

Ketika si gajah masih bayi kecil, tali itu cukup kuat untuk menahannya.
Pada awalnya, jumbo kecil menarik dan menarik lagi tali itu—tapi semuanya sia-sia. Akhirnya, si bayi gajah menyimpulkan bahwa semua usaha itu tidak berguna.

Maka bahkan ketika dia bertambah besar dan bertambah kuat—dan sudah mampu memutuskan tali itu dengan sentakan kecil kakinya—dia tidak akan melakukannya. Mengapa? Karena tali itu tidak terikat pada tubuhnya. Tali itu terikat di pikirannya.

Fenomena ini disebut “Mengetahui Ketidakberdayaan” dan ini tidak hanya terjadi pada gajah. Ini juga terjadi pada manusia. Setelah banyak usaha gagal, kita menyerah. Dan kita mempersalahkan tali kesengsaraan kita.
Teman, apakah tali dalam hidupmu?

Ingat: Tali itu tidak terikat pada tubuhmu. Tali itu terikat pada pikiranmu. Maka kamu tidak dapat melepaskannya dalam realita tanpa melepaskannya dari pikiranmu terlebih dahulu.

Kamu dapat melakukannya hanya melalui lawan dari Mengetahui Ketidakberdayaan...



Mengetahui Kekuatan!
Jika ada hal semacam “Mengetahui Ketidakberdayaan”, maka ada fenomena “Mengetahui Kekuatan”. Tuhan telah memberikan kepadamu kekuatan untuk mengubah hidupmu—kamu hanya perlu menemukannya di dalam dirimu.

Mengetahui Ketidakberdayaan terjadi secara bertahap.
Mengetahui Kekuatan juga terjadi secara bertahap.

Tapi banyak orang Kristen akan memberi tahu saya, “Bo, itu rasanya seperti Kristianitas 'willpower (kekuatan keinginan)'. Itu tidak berhasil. Kita perlu bergantung pada Tuhan saja.” Saya juga bertemu dengan orang-orang Kristen yang memberi tahu saya, “Bo, saya sudah mencoba yang terbaik untuk menghentikan dosa saya. Dan tidak berhasil. Saya sudah mencoba Kristianitas 'willpower' dan gagal dengan parah. Maka sekarang saya hanya menyerahkan segalanya pada Tuhan...”

Hey, itu tidak apa-apa—jika “menyerahkan” berarti bergantung pada Tuhan.
Dialah sumber segala berkat.

Tapi dengarkan baik-baik: Berkat Tuhan yang tidak terhingga akan harus mengalir lewat sebuah saluran, dan salah satu saluran utama-Nya adalah lewat keinginanmu. Karena Tuhan bekerja lewat pilihan-pilihanmu.

Dan dengan fakta bahwa Dia memberimu kehendak bebas, tidakkah kamu pikir Dia ingin kamu menggunakannya? Ataukah kehendak bebas itu adalah sebuah alat rusak yang Dia berikan kepadamu untuk membuktikan bahwa tidak peduli berapa kali pun kamu menggunakannya, alat itu tetap tidak berfungsi? (Ya ampun, jika itu benar, Tuhan sangat kejam.)

Alkitab berkata bahwa kamu diberkati dengan setiap berkat rohani di dalam sorga (Ef 1:3). Saya percaya itu. Dan saya percaya itu termasuk kekuatan untuk memutuskan untuk mengubah hidupmu secara bertahap.


Putuskan Tali Itu Satu Per Satu
Jika saya mengikatkan seutas tali di sekeliling kedua tanganmu, dapatkah kamu melepaskannya? Mudah sekali, bukan?

Tapi bagaimana jika saya mengikat kedua tanganmu dengan seratus utas tali—akankah semudah itu?
Tentu saja tidak. Kekuatan brutal akan sia-sia.

Kamu perlu sebuah strategi: Kamu harus memotong seutas tali setiap kali.
Sama halnya dengan sebuah kebiasaan buruk.
Kamu harus melakukannya satu hari setiap kali.
Besok, lakukan hal yang sama.
Dan hari berikutnya, lakukan lagi.
Dan tak lama kemudian, kamu akan memotong tali terakhir.

Teman, kamu bukannya tidak berdaya. Kamu bisa mengubah hidupmu!
Kamu bisa mengubah kehidupan Spiritual-mu.
Kamu bisa mengubah kehidupan Keluarga-mu.
Kamu bisa mengubah kehidupan Fisik-mu.
Mulai hari ini!



Jika Kamu Tidak Mempersalahkan Orang Lain, Haruskah Kamu Mempersalahkan Dirimu Sendiri?
Tidak.
Tuhan tidak berurusan dengan mempersalahkan orang.
Tuhan berurusan dengan mengasihi orang, mengampuni orang, dan memberi orang kelimpahan.

Jika kamu memiliki kesalahan, terimalah itu.
Jika kamu telah berdosa, akui itu.
Tapi jangan hukum dirimu!
Sebaliknya, ambil tanggung jawab. Bertanggungjawablah!

Ketika kamu mengambil tanggung jawab, kamu tidak mempersalahkan dan menghukum dirimu sendiri.

Karena penghukuman tidak akan memulihkanmu. Menghakimi dirimu sendiri tidak akan memulihkanmu. Berjalan dengan perasaan bersalah tidak akan memulihkanmu. Mempermalukan dirimu sendiri tidak akan memulihkanmu. Hanya cinta yang bisa. Dan dengan mengambil tanggung jawab, kamu mencintai dirimu sendiri.




Mempermalukan Tidak Akan Berhasil
Saya menemukan kebiasaan buruk ini di antara orang tua-orang tua yang tidak bijaksana: Mereka suka mempermalukan anak-anak mereka.

Ketika mereka memarahi anak-anak mereka, kalimat favorit mereka adalah Mahiya ka! (Bikin malu!) Hindi ka ba nagiisip? (Apa kamu tidak tahu bagaimana cara berpikir?)

Dan ketika orang tua-orang tua tidak bijaksana ini menghukum, mereka melakukannya dengan pecutan malu.

Mereka berteriak kepada anak-anak mereka untuk mempermalukan mereka. Mereka berteriak kepada anak-anak mereka di depan orang lain untuk meningkatkan rasa malu mereka. Dalam kemarahan dan frustrasi mereka, mereka ingin membuat anak-anak mereka merasa malu.

Para orang tua, dengarkan baik-baik: Mempermalukan seseorang tidak akan bisa membuat seseorang menjadi lebih baik!

Itu tidak akan berhasil ketika kita melakukannya kepada anak-anak kita.
Itu tidak akan berhasil ketika kita melakukannya kepada teman-teman kita.
Dan itu tidak akan berhasil ketika kita melakukannya pada diri kita sendiri.



Sebuah Pemeriksaan Batin Yang Lain
Selama bertahun-tahun, setiap malam, sebelum pergi tidur, saya akan melakukan apa yang Gereja sebut sebuah “Pemeriksaan Batin”. Saya akan memeriksa keseluruhan hari saya untuk melihat kalau-kalau saya melakukan dosa. Saya lalu akan memohon pengampunan dan pergi tidur.

Selama bertahun-tahun saya melakukan latihan ini, tapi jauh di dalam, sesuatu memberi tahu saya ada sesuatu yang kurang. Hari ini, saya menemukan bahwa itu adalah Tuhan yang berbicara kepada saya, memberi tahu saya bahwa Pemeriksaan Batin saya sama sekali belum lengkap.

Hari ini, sekarang saya sadari bahwa Pemeriksaan Batin yang lengkap, utuh, dan otentik, adalah saya seharusnya mencari saat-saat di mana saya melakukan hal yang benar terlebih dahulu sebelum saya mencari saat-saat di mana saya berbuat salah. Kapan saya berbuat baik hari ini? Kapan saya merefleksikan wajah Tuhan hari ini? Kapan saya bisa melayani dan memberi dan berbagi?

Karena seperti itulah Tuhan memandang saya. Dia bukanlah Sersan Pleton yang mempersiapkan tentaranya untuk parade militer, menginspeksi lipatan di seragam saya dan lumpur di sepatu boot saya. Seperti seorang Ayah yang menyambut anaknya yang boros pulang ke rumah sehabis bekerja di kandang babi, Dia memeluk kekotoran saya, lumpur saya, dan bau babi saya. Dia mengenakan jubah kebesaran di sekeliling rasa malu saya. Dia mengadakan pesta selamat datang untuk saya. Dia mencintai saya.

Dan kemudian dia akan memandikan saya.

Dia akan menyingkirkan semua kekotoran saya. Dia akan menyingkirkan lumpur saya. Dia akan menyingkirkan bau busuk saya.

Kita salah selama ini. Fokus utama dari Pemeriksaan Batin bukanlah dosa. Fokusnya adalah menerima cinta. Dan cinta itu akan memulihkan dosa saya.

Karena apa yang kita fokuskan bertumbuh. Jika saya berfokus hanya pada dosa saya, hal itu akan bertumbuh. Tapi jika saya berfokus pada kebaikan saya, kebaikan itu bertumbuh di dalam saya. Dan itu akan bertumbuh sangat banyak sehingga menggantikan keburukan di dalam saya.

Biar saya akhiri ini dengan kata-kata luar biasa:
Ketakutan terdalam kita bukanlah bahwa kita tidak mampu.
Ketakutan terdalam kita adalah bahwa kita luar biasa kuat di luar batas.
Cahaya kitalah bukan kegelapan kita yang paling membuat kita takut.
Kita bertanya pada diri kita sendiri, memangnya siapakah aku hingga dapat menjadi begitu pintar, tampan, berbakat, dan keren?
Sebenarnya, memangnya kamu tidak dapat menjadi siapa? Kamu adalah anak Tuhan?
Menganggap dirimu kecil tidak melayani dunia. Tidak ada yang menyenangkan tentang menyusutkan diri supaya orang lain merasa aman di sekitarmu.
Ini bukan hanya di dalam beberapa kita; ini ada di dalam setiap orang. Dan ketika kita membiarkan cahaya kita sendiri bersinar, kita secara tidak sadar memberi izin bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Ketika kita dibebaskan dari ketakutan kita sendiri, keberadaan kita secara otomatis membebaskan orang lain.
-Marianne Wiliamson-


Saya tetap sahabatmu,




Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-


NB:


  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Take Charge!". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^



Bookmark and Share

Baca selengkapnya...

11 September 2009

Menghilangkan Iman Beracun

Apakah kepercayaanmu memperparah ketergantunganmu?
Cari tahu dengan mencari 5 gejala Iman Beracun
Bagian 6 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez

Apakah imanmu beracun?
Bukannya menyembuhkan, dia membunuh.
Bukannya memberkati, dia mencelakakan.
Bukannya memberi, dia merampok.

Tidak, saya tidak berbicara tentang apa Nama Agamamu. Kamu bisa saja Katolik, Muslim, Buddhist, atau Hindu. Tidak apa-apa. Dalam setiap agama ini, kamu bisa saja memiliki Iman Beracun.
Bukan Nama Agamamu, tapi caramu menjalankan keagamaanmu yang beracun. Hal itu meracunimu juga meracuni orang-orang di sekitarmu.

Satu tanda jelas bahwa itu adalah Iman Beracun adalah hal itu meningkatkan ketergantungan tersembunyimu.

Saya kenal sejumlah besar orang religius yang kecanduan sex, alkohol, makan, kemarahan, materialisme, dan tentu saja, pada agama itu sendiri.

Dalam tahun-tahun terakhir, kecanduan sex telah menjadi masalah besar di antara pemimpin-pemimpin religius. Saya seharusnya tahu. Sebagai seorang bocah berumur 13 tahun, saya dilecehkan oleh seorang pemimpin religius.

Dan dalam prosesnya, saya menjadi pecandu porno.

Saya ingin lari dari rasa sakit di dalam saya. Saya tidak mau menghadapi permasalahan internal saya. Maka saya mencari penghiburan dalam aktivitas-aktivitas religius saya. Dan dalam pornografi.

Inilah cerita saya.
Tapi ini juga cerita banyak orang dalam Gereja.

Fakta-Fakta Yang Memberi Tahu Kita Ada Sesuatu Yang Sangat Salah
Di Amerika saja, terdapat 4,392 pendeta yang dituduh karena tindak kekerasan seksual.

Masalah ini sangat akut, hingga pada tahun 2007, Diocese di Los Angeles saja telah membayar $660 Juta kepada lebih dari 500 korban tindak kekerasan seksual. Secara keseluruhan, Gereja Katolik Amerika telah membayar lebih dari Satu Milyar Dolar untuk para korban tindak kekerasan seksual—dan jumlah ini terus meningkat.

Tapi statistik ini tidak sebanding dengan bertemu salah seorang korbannya. Untuk berhadapan muka dengan seseorang yang telah dilecehkan secara seksual oleh seorang religius.

Saya berumur 13 tahun ketika saya pergi dengan kelompok mudika saya ke San Pedro, Laguna. Kami memberikan sebuah Seminar Hidup Baru Dalam Roh kepada para umat. Ketika malam tiba, kami semua kembali ke rumah pribadi kami masing-masing. Di tengah malam, saya bangun dan menemukan seorang pria telanjang di atas saya. Dia adalah pemimpin religius saya. Dalam keterkejutan saya, saya tidak dapat bergerak. Saya tidak dapat berbicara. Saya tidak dapat berteriak. Saya menangisi diri saya hingga tertidur.
Pagi berikutnya, saya melihat kamar tidur saya kosong.

Saya berjalan ke ruang tengah dan melihat pemandangan paling menjijikkan yang pernah saya lihat. Saya melihat kelompok mudika saya berkumpul membentuk lingkaran mendoakan doa pagi mereka, dengan pemimpin religius saya di tengah, bermain gitar dan memimpin doa mereka.

Pemimpin saya bukanlah seorang pastor, tapi terlihat seperti seorang pastor. Dia suka mengenakan salib besar di sekeliling lehernya. Dia suka membawa Alkitab besar ke mana pun dia pergi. Dia berkhotbah dengan baik. Dia berdoa dengan baik. Dia bernyanyi dengan baik.

Dia juga melecehkan seorang bocah dengan baik.

Saya tidak pernah memberi tahu siapa-siapa tentang apa yang terjadi pada saya malam itu.

Tapi suatu hari, salah satu teman saya dalam kelompok mudika itu bertanya pada saya, “Apa dia menyentuhmu?” Segera saja, saya mengerti. “Ya, dia melakukannya,” kata saya. Teman saya berkata bahwa dia juga telah dilecehkan. Kami mengetahui bahwa dia telah melecehkan hampir kami semua dalam kelompok mudika seakan-akan kami adalah binatang plastik dalam jarak tembak.

Tolong dengarkan saya.

Saya masih percaya bahwa mayoritas pastor kita adalah manusia luar biasa dan seorang yang suci di hadapan Tuhan. Tapi masalah ini nyata dan para pemimpin tidak dapat lagi menyembunyikannya di bawah karpet.


Katolik dan Protestan—Kita Semua Memiliki Masalah
Skandal seks di antara pewarta Kristen dan para pastor tidaklah berbeda. Bagaimana bisa kita lupa akan skandal seorang nama besar seperti Jim Baker, Jimmy Swaggart, dan yang paling baru, Ted Haggard?

Jim Bakker, Presiden dari kerajaan Praise The Lord (PTL), dituduh memperkosa sekretarisnya Jessica Hahn dan membayarnya $265,000 untuk tetap diam.

Jimmy Swaggart, televangelist terbesar ketika saya masih remaja, menyebut Jim Bakker pada Larry King Live seorang “kanker dalam Tubuh Kristus” karena penyimpangan seksualnya. Dia juga mengekspos Pastor Marvin Gorman karena berzinah dengan salah seorang umatnya. Untuk membalas dendam, Pastor Gorman menyewa seorang detektif pribadi untuk menguntit Swaggart, yang memfotonya keluar dari sebuah motel bersama seorang pelacur bernama Debra Murphee. Swaggart dengan penuh air mata berbicara kepada gerejanya dan meminta maaf. Tapi pada 1991, dia lagi-lagi ditemukan bersama dengan pelacur lain, Rosemarie Garcia.

Ted Haggard, pastor senior dari sebuah gereja dengan anggota 14,000 jiwa dan presiden National Association of Evangelicals, dituduh menikmati pelayanan Mike Jones, seorang pelacur pria selama 3 tahun dan menggunakan shabu untuk meningkatkan pengalaman itu. Ironisnya, sebelum ini, Ted Haggard menentang homoseksualitas dengan sangat keras dalam penampilannya di TV.

Lagi-lagi, biar saya perjelas: Saya juga percaya kebanyakan pastor dan pengkhotbah adalah orang-orang luar biasa dan pelayan Tuhan yang hebat. Tapi skandal-skandal ini memanggil kita untuk melihat lebih dalam ke dalam jiwa kita. Karena apapun yang membuat Swaggart, Bakker, dan Haggard jatuh sebenarnya tersembunyi di dalam kita semua. Tidak ada pengecualian.

Mengapa orang-orang religius memiliki ketergantungan tersembunyi?
Ada banyak penyebabnya.
Salah satu yang paling utama adalah Iman Beracun.


5 Gejala Iman Beracun
Apa itu Iman Beracun? Bagaimana kamu tahu jika kamu memiliki Iman Beracun?

Jujur saja, ini membutuhkan keseluruhan sebuah buku untuk ditelaah (dan saya mungkin akan melakukannya suatu hari nanti), tapi inilah penelaahan singkat dari subjek yang paling menggemparkan dan kontroversial ini.

Cari tahu apakah kepercayaanmu beracun.
Biar saya deskripsikan lima gejala Iman Beracun:

  • Kamu memiliki Gambar Tuhan yang menyimpang: Dia Suka Menghakimi
  • Kamu memiliki Kesetiaan yang menyimpang: Kamu Terpaku Pada Hukum
  • Kamu memiliki Gambar Diri yang menyimpang: Kamu Merasa Dihukum
  • Kamu akan memiliki Iman yang menyimpang: Kamu Mempraktekkan Iman-Berlebihan
  • Kamu akan memiliki Sistem Iman yang menyimpang: Kamu Dilecehkan Secara Spiritual
Biar saya deskripsikan setiap hal ini satu per satu...


Gejala #1: Kamu Memiliki Gambar Tuhan Yang Menyimpang: Dia Suka Menghakimi
Suatu hari, seorang pria datang pada saya dan berkata, “Bo, saya merasa bersalah. Saya rasa Tuhan marah pada saya hari ini...”

“Marah kepadamu? Mengapa?” tanya saya.

“Karena saya melewatkan jam doa saya hari ini. Saya takut Dia akan menghukum saya dan menyebabkan hal-hal buruk terjadi hari ini.”

Teman-teman, saya tahu perasaan itu dengan sangat baik. Karena selama bertahun-tahun—bukan, selama berdekade-dekade—saya merasa seperti ini.

Ya, saya pernah memiliki Iman Beracun. (Dan jika saya harus jujur, saya masih merasakan sisa-sisanya dalam jiwa saya.) Iman Beracun didasarkan pada sebuah gambar Tuhan yang menyimpang. Selama 20 tahun, saya menyembah seorang Tuhan yang suka menghakimi, pemarah, suka membalas dendam, suka menyimpan dendam, dan terpaku pada hukum. Walaupun saya tidak akan pernah mengakuinya saat itu. Pada waktu itu, saya bahkan berkhotbah tentang Cinta Tuhan!

Mengapa? Karena gambaran Tuhan intelektual kita sangat berbeda dari gambaran Tuhan di alam bawah sadar kita. Yang kedua jauh lebih dalam dan lebih sulit untuk diubah.
Seseorang dengan Kepercayaan Beracun akan membayangkan Tuhan berkata pada mereka, “Aha! Kamu melewatkan waktu doamu hari ini. Ck, ck, ck. Dasar makhluk tidak tahu terima kasih...”

Saya terbiasa berdoa setiap hari karena rasa takut.
Apa kamu tahu betapa konyolnya itu?

Bayangkan seorang ayah yang menelpon anaknya dan mengomel, “Dasar tidak tahu terima kasih! Beraninya kamu melupakanku? Kamu tidak mengunjungiku lagi. Kuperingatkan kau. Aku akan mengutukmu jika kamu tidak mengunjungiku menit ini juga...”

Kita menyebut ayah-ayah seperti itu monster perusak. Dan tetap saja saya membayangkan Tuhan seperti itu.

Hari ini, saya masih berdoa setiap hari, tapi saya melakukannya karena saya suka berdoa. Dia memberkati saya, memelihara saya, dan mengisi hati saya dengan cinta. Jika saya melewatkan jam doa saya, Dia tidak melemparkan petir kepada saya. Ketika gambar Tuhan saya berubah, seluruh hidup saya juga berubah.

Mengapa Iman Beracun memperparah ketergantungan?

Ingat apa yang saya katakan pada bab awal: Ketergantungan apapun adalah sebuah kelaparan akan cinta sejati. Saya ingin dicintai, dan karena saya tidak dapat menemukan cinta sesungguhnya, saya mencari penggantinya. Sebuah anestesi, untuk menutupi rasa sakit.

Ketika gambar Tuhan saya adalah suka menghakimi, terpaku pada hukum, suka menyimpan dendam, dan suka membalas dendam, apa yang seharusnya memuaskan kelaparan cinta saya dengan sempurna (Cinta Tuhan) malahan membuat kelaparan itu semakin akut.

Apa Kamu Menyembah Tuhan Yang Suka Menghakimi, Terpaku Pada Hukum, Suka Menyimpan Dendam, Dan Suka Membalas Dendam?
Menurut Iman Beracun, Tuhan itu suka menghakimi, terpaku pada hukum, suka menyimpan dendam, dan suka membalas dendam. Jika seseorang memiliki gambar Tuhan yang menyimpang, kepercayaan di alam bawah sadarmu adalah sebagai berikut... (Periksa kalau-kalau kamu memiliki salah satunya.)

  • “Tuhan hanya akan mencintai saya jika saya menjaga sikap saya.”
  • “Tuhan membenci pendosa dan marah pada saya.”
  • “Dia ingin menghukum saya. Dia menuliskan semua dosa saya”
  • “Tuhan tidak pernah puas terhadap saya.”
  • “Jika saya berbuat dosa, Tuhan akan membuang saya ke Neraka selamanya.”
  • “Saya sekarang menderita kanker. Tuhan sedang menghukum saya karena tidak cukup baik.”
  • “Bisnis kami hancur. Tuhan pasti menghukum saya karena melupakan-Nya.”
  • “Kami baru saja tertimpa kecelakaan mobil. Kamu tahu mengapa? Kami gagal berdoa...”
Ketika kamu memiliki Iman Beracun, seolah-olah Tuhan terus memperhatikan dosa-dosamu. Segalanya yang Dia lakukan sepanjang hari adalah menunggumu berbuat kesalahan. Dia juga suka berubah-ubah dan moody: Ketika kamu tidak berbuat dosa, Dia menyukaimu. Ketika kamu berbuat dosa, Dia tidak menyukaimu.

Keseluruhan relasi mereka dengan Tuhan berdasar pada rasa malu. Dia memiliki standar yang terus meningkat, seperti sebuah target yang terus bergerak, dan mereka tidak akan pernah bisa memuaskan Dia.


Gejala #2: Kamu memiliki Kesetiaan yang menyimpang: Kamu Terpaku Pada Hukum
Teman saya “Melanie” percaya bahwa Tuhan ingin dia berdoa pada waktu yang tepat sama setiap hari—5:00 AM. Dia akan merasa sangat bersalah jika, karena dia terlambat bangun atau harus mengerjakan hal yang lain, terpaksa berdoa pada 5:30 AM. Bagi Melanie, itu tidak menghormati Tuhan.

Iman Beracun menghasilkan orang yang sangat setia, tapi ekspresi kesetiaan itu menyimpang: terlalu terpaku padu hukum dan teliti secara menyakitkan. Kekakuan dalam dirinya sendiri adalah sebuah ketergantungan.

Untuk mengetahui apakah Melanie memiliki Iman Beracun atau tidak, saya memeriksa dua tanda: Apakah itu membawanya kepada rasa malu atau kepada pembenaran diri? (Dengan kata lain, apakah dia merasa mempermalukan dirinya sendiri atau mempermalukan orang lain.)

Ketika Melanie dapat menjaga waktu doa 5:00 AM-nya setiap hari, dia merasa dirinya baik. Dia merasa Tuhan menerimanya dan menyukainya—maka dia menyukai dirinya sendiri juga. Tapi dia memandang rendah pada orang lain yang tidak berdoa, yang terlambat berdoa, atau yang berdoa lebih sebentar daripada dia. Dia merasa dirinya yang paling benar. “Kamu juga akan tumbuh suatu hari nanti,” begitu dia akan berkata secara berlebihan. Ketika Melanie terlambat dengan janji 5:00 AM-nya kepada Tuhan, dia dipenuhi rasa malu. Dia merasa Tuhan mengerutkan dahi kepadanya. Dia merasa dirinya buruk. Dia adalah serangga yang tidak tahu terima kasih dan bandel di hadapan Tuhan.

Dia adalah Orang Farisi versi modern yang perlu mendengar lagi kata-kata Yesus:
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.” (Mat 23:23)

Santo Paulus memiliki kata-kata hebat untuk orang-orang macam ini: Mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi. (Kol 2:20-23)


Saya rasa ini benar. Saya ingat seorang Uskup yang terkenal sangat keras pada orang lain, hampir terlalu kaku dalam ketepatan cara-caranya, ternyata terkuak bahwa dia memiliki seorang wanita simpanan. Tidak terbayangkan ketika berita ini tersebar luas. Bagaimana mungkin?

Kekakuan di luar adalah sebuah proyeksi yang tidak disadari. Dia mencoba untuk mengontrol apa yang tidak bisa dia kontrol di dalamnya.

Ketika Jimmy Swaggart membongkar dosa-dosa seksual Jim Bakker dan Marvin Gorman di TV nasional, dia sebenarnya secara tidak sadar membongkar dosa-dosa seksualnya sendiri yang tidak dapat dia terima. Ketika Ted Haggard mengecam homoseksualitas di arena politik dan di televisi, dia mengecam homoseksualitas yang tidak dapat dia hadapi di dalam dirinya sendiri.

Apakah Kamu Seorang Pecandu Religius?
Keterpakuan terhadap hukum bisa menjadi sebuah ketergantungan.
Kekakuan bisa menjadi sebuah ketergantungan.
Kereligiusan bisa menjadi sebuah ketergantungan.

Kamu bisa menjadi ketergantungan terhadap apapun. Selama hal itu dapat memberimu jalan keluar dari rasa sakit di dalammu. Dan kereligiusan adalah hal termudah untuk dijadikan candu karena itu adalah sesuatu yang dapat diterima dan sangat dikagumi.

Bagaimana kamu tahu jika kamu menjadi seorang pecandu religius? Jika bukannya menghadapi luka masa lalumu atau menyelesaikan masalah pribadimu, kamu LARI dari rasa sakit di dalammu dengan menenggelamkan dirimu dalam aktivitas religius—berdoa, membaca Alkitab, studi doktrin, pertemuan pelayanan—maka kamu adalah seorang pecandu religius.

Mari maju ke gejala ketiga dari Iman Beracun.


Gejala #3: Kamu memiliki Gambar Diri yang menyimpang: Kamu Merasa Dihukum
Seseorang dengan penghargaan diri yang rendah akan dihancurkan oleh Iman Beracun.

Saya sudah berbicara kepada banyak orang yang bahasanya mengekspresikan sebuah gambaran yang sangat negatif tentang diri mereka sendiri. Mereka mengatakan sesuatu seperti ini, “Saya jelek. Tubuh saya jelek. Saya malu akan diri saya. Tuhan ingin saya mengabaikan perasaan-perasaan saya (karena berasal dari daging) dan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan saya yang valid dan pantas (karena itu egois).”

Iman Beracun tidak akan pernah mengizinkan kita untuk mencintai diri kita sendiri. Sebaliknya, dia akan mendesak kita untuk menyebut diri kita sendiri seorang yang malang dan seekor cacing—dan mendesak kita untuk memperlakukan diri kita demikian.

Beberapa orang benar-benar berdoa seperti ini: “Tuhan, aku adalah seekor cacing, seekor cacing hina, jelek, dan penuh dosa. Aku tidak layak menerima cinta-Mu. Aku sangat menjijikkan di mata-Mu. Aku seorang monster, aku ini pengganggu, virus, seorang yang malang tidak ada bandingannya...”

Jangan salah. Saya suka menyanyikan lagu klasik itu, Amazing Grace, yang bunyinya, Amazing Grace, how sweet the sound, that saved a wretch (orang yang malang) like me...
Itu adalah lagu yang indah, tapi seseorang dengan gambar diri yang menyimpang akan berfokus pada bagian “orang yang malang” dan tidak akan melihat ke bagian indah yang lain pada lagu itu.

Iman Beracun akan mengaburkan caramu memandang dirimu sendiri.
Dia juga akan mengaburkan kepercayaan-kepercayaan yang sangat kamu percayai...

Gejala #4: Kamu akan memiliki Iman yang menyimpang: Kamu Mempraktekkan Iman-Berlebihan
Saya adalah seorang pengkhotbah yang memberikan harapan pada orang-orang. Itu misi saya.

Setiap Minggu, saya berkhotbah kepada orang-orang yang lelah dan berbeban dari kehidupan sehari-harinya. Dalam dunia kita yang gelap, kita amat sangat memerlukan harapan.

Maka saya memberi tahu orang-orang untuk memimpikan mimpi yang besar dan berdoa untuk mimpi-mimpi itu setiap hari. Saya memberi tahu orang-orang bahwa mereka dikelilingi oleh kelimpahan Tuhan—dan sewaktu-waktu mereka dapat mengetuk sumber daya yang berlimpah itu untuk semua yang mereka butuhkan.

Tapi ada sebuah garis tipis yang tidak berani saya langkahi: Dunia Iman Berlebihan. Iman Berlebihan adalah bahan dasar dari Iman Beracun.

Iman Berlebihan mengajarkan, “Jika kamu hanya memiliki iman, semua masalahmu akan terpecahkan. Jika kamu hanya percaya dan berdoa, Tuhan akan memperbaiki semuanya secara ajaib.”

Itu tidak benar. Saya memberi tahu orang-orang bahwa selama mereka masih bernafas, masalah adalah bagian dari kehidupan. Mereka tidak menghilang hanya karena kita dekat pada Tuhan.

Tapi dalam setiap masalah, Tuhan akan menemani kita.
Iman Sejati menyembuhkan, tapi Iman Beracun membinasakan.
Bagaimana? Biar saya berikan beberapa contoh.


Ketika Kamu Tidak Dipulihkan, Apakah Ada Sesuatu Yang Salah Denganmu?
Teman saya “Ren” mengidap kanker. Untuk beberapa waktu, dia berdoa memohon kesembuhan.

Suatu hari, dia didoakan oleh seorang Pastor yang berjenis Iman-Berlebihan. Setelah mendoakannya, Pastor ini mendeklarasikan kepadanya dengan otoritas nubuat Perjanjian Lama, “Satu-satunya alasan mengapa kamu masih sakit adalah karena kamu kurang beriman.”

Ren hancur. Dia merasa bersalah. Sedih. Bingung. Dan marah.
Dia merasa bersalah karena dia hanya memiliki iman yang kecil.
Dia sedih karena dia tidak dapat menumbuhkannya setelah bertahun-tahun lamanya ini.
Dia bingung karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Dan dia marah kepada Tuhan karena Dia memberikan kepadanya kesembuhan tapi menempatkannya di luar jangkauan imannya yang kecil.

Tapi apa kebenarannya? Saya kenal Ren. Teman saya memiliki iman yang besar.
Dia percaya pada Tuhan bahkan di tengah-tengah penyakitnya.
Tapi Iman-Berlebihan tidak akan mengizinkan itu.


Jika Kamu Ingin Kaya, Beri Perpuluhan Saja?
Inilah kepercayaan mereka. Jika kamu dekat kepada Tuhan, kamu akan sehat dan kaya. Kamu tidak akan terjangkit penyakit dan kamu tidak akan pernah jatuh miskin.

Saya tidak mengajarkan Iman-Berlebihan. Sebaliknya, saya berkhotbah tentang pengharapan sejati.

Saya juga berkhotbah tentang hal-hal praktikal yang perlu orang lakukan untuk menggapai mimpi mereka. Beberapa memanggil saya Prosperity Preacher (Pengkhotbah Kemakmuran). Saya lebih suka mereka memanggil saya Practical Preacher (Pengkhotbah Praktikal). Karena tidak semua terjadi hanya dengan berdoa. (Orang-orang juga mengkritik saya karena hal itu. Mereka berkata saya terlalu praktikal. Oh baiklah, kamu tidak dapat memuaskan semua orang sekaligus kan...)

Sebagai contoh, beberapa pengkhotbah berkata bahwa memberi perpuluhan adalah kunci kemakmuran. Saya pernah membaca keseluruhan sebuah buku tentang kemakmuran finansial, dan sebanyak 11 bab, penulis buku tersebut hanya membicarakan tentang memberi dan bukan yang lain.

Tapi inilah pertanyaan besarnya: Mengapa masih ada orang yang memberi perpuluhan dan tetap miskin? Kekurangan iman lagi?

Inilah sebabnya: Karena memberi perpuluhan hanyalah satu dari banyak kunci kemakmuran. Ada kunci-kunci praktikal lain yang harus seseorang lakukan untuk menjadi kaya. Seperti apa? Seperti hidup sederhana; Dan menabung secara teratur; Dan belajar bagaimana berinvestasi dan mengetahui di mana harus berinvestasi; dll... Hal-hal itulah yang saya suka ajarkan pada orang-orang.

Itulah salah satu kepercayaan menyimpang dari Iman-Berlebihan: Memiliki iman sejati artinya tidak melakukan apa-apa tapi menunggu Tuhan melakukannya untuk saya.

Biar saya berikan kepadamu kepercayaan menyimpang yang lain...


Kepercayaan Menyimpang Lain Dari Iman Beracun
Pernahkah kamu mendengar ini sebelumnya? “Tuhan akan mencarikan bagi saya seorang pasangan hidup yang sempurna dan memberikan tanda-tanda bahwa itulah dia.”
Tidak, Dia tidak akan melakukannya. Dia akan memintamu untuk berpikir dan menggunakan akal pikiranmu.

Saya bertemu dengan seorang wanita yang menikah dengan seorang pria yang luar biasa tidak bertanggung jawab. Dia tidak memiliki pekerjaan, berbohong kepadanya terus-menerus, dan kecanduan judi.

“Kami bertemu di persekutuan doa,“ katanya, “dan saat dia mendekati saya, saya berdoa kepada Tuhan apakah dialah orangnya untuk saya. Saya tahu dia tidak punya pekerjaan ketika saya bertemu dengannya, dan tidak dapat menemukan pekerjaan selama beberapa tahun. Maka saya meminta tanda dari Tuhan. Dan Dia memberikannya pada saya. Maka saya pikir ini akan menjadi pernikahan yang hebat...”

Memang kenapa kalau kalian bertemu di persekutuan doa? Itu hanya berarti satu hal—bahwa dia karismatik. Tapi apakah dia bertanggung jawab? Apakah dia jujur? Apakah dia setia? Gunakan akal pikiranmu, saudari! Cari tahu sendiri. Jangan bergantung pada tanda-tanda supernatural. Carilah tanda-tanda nyata! Fakta yang sesungguhnya bahwa dia tidak punya pekerjaan selama bertahun-tahun adalah tanda yang nyata untuk memilih orang lain!

Inilah tiga kepercayaan gila lainnya dari Iman-Berlebihan yang tidak sempat saya jelaskan:
  • Iman yang kuat akan menjaga saya dari masalah dan rasa sakit
  • Saya seharusnya menerima semua yang terjadi pada saya sebagai kehendak Tuhan
  • Jika tidak ada dalam Alkitab, maka tidak benar atau relevan
Masih banyak yang lain, tapi biar saya sekarang lanjutkan ke gejala kelima...

Gejala #5: Kamu akan memiliki Sistem Iman yang menyimpang: Kamu Dilecehkan Secara Spiritual
Iman Beracun biasanya didukung dengan sebuah Sistem Iman Beracun.
Yang mana melecehkan secara spiritual.

Saya harus mengakui bahwa komunitas saya, Light of Jesus, pernah, suatu waktu dalam sejarah kami, memiliki unsur Sistem Iman Beacun ini. Mengapa? Karena sayalah pemimpin kelompok itu, dan saya mengidap Iman Beracun. Ketika pemimpin sebuah kelompok memiliki Iman Beracun, dia menciptakan sebuah Sistem Iman Beracun dalam kelompoknya. Saya rasa kelompok religius mana pun terbuka akan kecenderungan semacam itu, dan kita perlu waspada. (Saya sudah meminta maaf karena secara spiritual melecehkan komunitas saya berkali-kali.)

Untuk mengetahui apakah kelompokmu, keluargamu, komunitasmu, pelayananmu, organisasimu, atau gerejamu memiliki Sistem Iman Beracun, carilah 7 unsur ini:
  1. Pemimpin menuntut akses khusus kepada Tuhan dan menegakkan kontrol dan peraturan diktator
    Hanya dia (atau mereka) yang dapat membuat keputusan untuk kelompok dan setiap individu dalam kelompok. Kamu tidak boleh mempertanyakan Pemimpin ini atau kamu seolah-olah mempertanyakan Tuhan. Kamu harus setuju sepenuhnya dengan Pemimpin atau keluar.
  2. Pemimpin suka menghukum dan suka menghakimi
    Ada pembersihan terus menerus. Jika kamu menanyakan pertanyaan yang seolah-olah mempertanyakan otoritasnya, kamu akan dicap pemberontak, seseorang dengan semangat pengkritik, dan akan dikeluarkan.
  3. Pemimpin tidak bertanggung jawab pada siapa pun
    Ini sangat berbahaya. Bahkan Paus sekalipun memiliki sebuah Kelompok Kardinal dan Uskup—dan otoritas pengajarannya dihubungkan kepada mereka.
  4. Tidak ada komunikasi nyata antara Pemimpin dan Anggota
    Seseorang atau sekelompok orang—lingkaran dalam si Pemimpin—melingkupi si Pemimpin tertinggi dari apa yang sebenarnya para anggota katakan atau rasakan.
  5. Anggota merasa bahwa kelompok mereka “Memerangi Dunia”
    Para anggota merasa bahwa kelompok mereka adalah batasan akhir dari pekerjaan Tuhan dalam dunia yang penuh dosa. Bahwa kelompok merekalah yang terbaik. Bahwa kelompok mereka dipilih Tuhan secara khusus sebagai satu-satunya jalan Keselamatan, atau paling tidak, tim SWAT-Nya dalam melawan kejahatan. Kelompok lain tentu saja tidak dapat menandingi.
  6. Para anggota menderita
    Tapi dalam kenyataannya, para anggota menderita. Secara emosional, mereka habis-habisan; Secara fisik, mereka kelelahan; Secara finansial, mereka tidak bertumbuh (organisasi mungkin semakin kaya, dan sang Pemimpin mungkin makin kaya, tapi para anggotanya tidak); dan secara spiritual, mereka terhambat—karena kesetiaan tertinggi mereka bukan lagi kepada Tuhan tapi kepada Pemimpin mereka dan kepada Sistem.
  7. Yang menjadi prioritas untuk diajarkan kepada para anggota adalah sebagai berikut:



    • Melapor kepada Pemimpin setiap waktu
    • Jangan bertanya, jangan meragukan, jangan berpikir. (Inilah maksudnya melapor.)
    • Jangan pernah mengekspresikan perasaan kecuali perasaan-perasaan yang positif.
    • Jangan percaya orang luar. (Dengarkan saja pengajaran kami.)
    • Jangan melakukan apapun yang di luar tugasmu.
    • Kamu harus memberi uang atau yang lain
    • Jaga nama baik organisasi dengan cara apapun.
Yesus berkata, “Berhati-hatilah akan nabi palsu, yang datang mengenakan bulu domba, tapi sebenarnya adalah serigala-seeigala yang jahat.” Nabi palsu tidak melulu harus berupa pemimpin-pemimpin kepercayaan atau orang aneh yang menyebut dirinya Mesias. Ketika pemimpin mana pun—seorang pendeta, uskup, pastor—merampok orang-orang dari kemampuan mereka untuk berpikir, mengontrol mereka dengan menggunakan rasa bersalah dan takut, memanipulasi mereka untuk memperkuat kekuasaannya atau untuk memperkaya dirinya, dia adalah nabi palsu.

Ketika seorang Pemimpin menciptakan standar tepatnya sendiri dan memberi tahu orang bahwa kecuali mereka mengikutinya, mereka tidak akan masuk Kerajaan Surga, dia menutup pintu Surga untuk mereka. Tentang mereka, Yesus berkata,
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, kerena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.” (Mat 23:13)


Tuhan, Seorang Wanita, dan Seekor Macan
Biar saya akhiri bab ini dengan sebuah cerita indah.

Suatu hari, seorang wanita muda pergi ke gunung Hermit mencari bantuan.

“Saya butuh sebuah ramuan untuk depresi suami saya,” tangisnya. “Dia pulang dari perang dan tidak mau berbicara kepada saya. Dia tidak mendengarkan saya. Saya coba memeluknya tapi dia menepis saya, Saya menghidangkan makanan untuknya dan dia mendorongnya lalu dengan marah meninggalkan ruangan. Dia lalu naik ke sebuah bukit dan hanya memandangi laut... Oh tuan yang baik, buatkanlah sebuah ramuan untuk saya supaya saya dapat memberikannya pada suami saya dan menyembuhkan depresinya!”

Sang Hermit menutup matanya dan berpikir untuk waktu yang lama. Setelah cukup lama, dia lalu berkata kepadanya, “Saya akan membuat sebuah ramuan spesial untuk suamimu. Tapi itu membutuhkan sebuah bahan spesial. Ambilkan saya sebuah kumis macan yang masih hidup.”

Wanita itu kaget. “Tuan? Saya tidak bisa mengambilnya...”

“Tapi jika kamu ingin suamimu sembuh, kamu akan melakukannya,” kata sang Hermit.

Wanita itu berlari pulang, menyiapkan semangkuk makanan, dan membawanya jauh ke dalam hutan—di mana seekor macan hidup di dalam gua. Dia menaruh mangkuk makanan itu di mulut gua macan tersebut dan memanggil si macan. “Macan, aku membawa makanan untukmu. Kemari dan makanlah!”

Tapi si macan tidak keluar.

Hari berikutnya, wanita ini datang lagi dengan semangkuk makanan dan memanggil si macan untuk makan. Tapi lagi-lagi si macan tidak keluar.

Dia terus melakukan ini setiap hari, dan macan semakin terbiasa dengan suaranya.

Setelah satu bulan, si macan mengintip dari mulut gua, tapi dia tetap tidak makan dari mangkuk makanan wanita itu.

Setelah dua bulan, si macan akhirnya meninggalkan guanya dan merasa aman melihat si wanita asing yang memberinya makanan.

Setelah tiga bulan, si macan akhirnya memakan makanan itu sementara si wanita memperhatikannya dari kejauhan.

Setelah empat bulan, si wanita dapat benar-benar duduk di samping si macan selama dia makan.

Setelah lima bulan, si wanita dapat melingkarkan tangannya ke sekeliling si macan selama dia makan. Dia sekarang seorang sahabat dan macan itu benar-benar nyaman bersamanya.
Setelah enam bulan, ketika si wanita memeluk si macan dan si macan beristirahat dengan nyaman di pangkuannya, wanita itu berbisik di telinganya, “Aku harap kamu tidak akan marah, tapi aku akan mengambil sesuatu darimu—untuk suamiku yang aku cintai.” Dia lalu mencabut satu kumisnya. Si macan bahkan tidak mengelak.

Setelah itu, wanita itu berlari kepada sang Hermit dan berkata,”Sekarang saya punya kumis macan yang masih hidup! Tolong buatkan ramuan untuk suami saya yang depresi dan pemarah...“

Sang Hermit mengambil kumis itu darinya dan membuangnya ke api di belakangnya.
“Tidaaaaaaak!” teriak wanita itu, “mengapa kau lakukan itu?”

“Kamu tidak butuh sebuah ramuan,” kata sang Hermit, “karena kamu lah ramuan untuk suamimu.”

“Saya tidak mengerti,” tanya si wanita.

“Mana yang lebih galak? Seekor macan atau seorang pria? Tentu seekor macan. Tapi selama enam bulan kamu belajar bagaimana cara menjinakkan kemarahannya. Kamu berhasil membawanya keluar dari guanya. Dengan kesabaran. Dengan perhatian. Dengan cinta. Sekarang saya mau kamu menggunakan semuanya itu dan bawa suamimu keluar dari guanya dan sembuhkan depresinya.”


Apa Kamu Tahu Perbedaan Antara Iman Beracun Dan Iman Sejati?
Saya membagikan kepadamu cerita ini karena saya percaya Tuhan seperti wanita itu.

Kitalah macan itu. Kita berada dalam kegelapan. Kita berada di dalam gua itu. Seperti wanita itu, Tuhan datang kepada kita dengan penuh kelembutan dan semangkuk makanan. Makanan itu adalah cinta-Nya. Makanan itu adalah anugrah-Nya.

Dia tidak akan memaksa kita untuk makan makanan-Nya. Dia tidak akan menggunakan kuasa-Nya, peraturan-Nya, otoritas-Nya atas kita. Sebaliknya, Dia akan menunggu, dengan sabar dan lembut, hingga kita belajar untuk percaya kepada-Nya. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan—tahun demi tahun.

Ketika kita siap, Dia akan memberi kita makan.
Ketika kita siap, Dia akan melingkarkan tangan-Nya di sekeliling kita.
Itulah perbedaan antara Iman Beracun dan Iman Sejati.

Iman Beracun menggambarkan Tuhan sebagai seorang Hakim yang menghukum dan memaksa kita untuk mengikuti-Nya, menggunakan ancaman dan intimidasi. Iman Beracun menuntut para pengikut-Nya melakukan hal yang sama—menjatuhkan, menghakimi, dan mengintimidasi.

Iman Sejati amat berbeda. Dia menggambarkan Tuhan sebagai seorang wanita yang dengan sabar menanti si macan untuk meninggalkan guanya, supaya dia dapat memberinya makan dan memeluknya. Iman Sejati menuntut para pengikut-Nya melakukan hal yang sama—mencintai, mengampuni, berbagi, saling memperhatikan, saling memberkati, dan melayani.

Saya memilih Iman Sejati.
Iman Sejati menyembuhkan ketergantungan saya. Iman Beracun memperburuknya.
Pilihlah Iman Sejati.


Saya tetap sahabatmu,




Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-


NB:

  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Get Rid Of Toxic Faith". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^




Bookmark and Share
Baca selengkapnya...

10 September 2009

Essence Of Happiness

"Happiness doesn't come from a man... Happiness comes from a grateful heart..."
Sukacita tidak berasal dari seorang manusia... Sukacita berasal dari hati yang bersyukur...

Artinya: Sukacita berasal dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Hati kitalah yang dapat membuat kita bersukacita, bukan teman kita yang mengingat kita hari ini atau bos kita yang baik pada kita hari ini atau pacar kita yang romantis hari ini atau hal-hal lainnya. Sukacita berasal dari hati yang bersyukur.


Sebenarnya, mau bersukacita atau tidak adalah sebuah pilihan. Salah.... Yang benar adalah: mau bersyukur atau tidak adalah sebuah pilihan. Bila kita mau bersukacita, maka kita harus bersyukur. Itu harga mati... ^^

Ada orang yang walaupun diberi hadiah yang mahal dan banyak, tetap tidak bersukacita. Mengapa? Karena dia tidak bersyukur. Dia tidak melihat sesuatu yang pantas untuk dihargai dan disyukuri dari hadiah itu.

Tapi ada orang yang walaupun hanya diberi hadiah yang kecil dan murah tetap bersukacita. Mengapa? Karena dia dapat melihat sebuah nilai lebih dari hadiah yang kecil dan murah itu dan bersyukur akan nilai lebih tersebut.

Sama halnya dengan kehidupan. Mungkin apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi saat kita tetap dapat mencari nilai lebih dari setiap perkara yang terjadi dan dapat mensyukurinya, maka hati kita akan tetap bersuka cita. Bukan dunia luar kita yang menentukan sukacita kita. Tapi diri kita sendiri yang menentukan apakah kita dapat hidup dengan penuh sukacita atau tidak.

© hiLda 2009
Baca selengkapnya...

07 September 2009

Definisikan Kembali Dirimu

Kecuali kamu mengubah gambar dirimu, hidupmu tidak akan pernah berubah!
Bagian 5 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez 

   Saya hanyalah seorang anak kecil saat itu.
   Tapi sampai hari ini, saya tidak pernah bisa melupakan kipas angin elektrik tua kami.
   Jika kamu seumur dengan saya, kamu mungkin sudah pernah melihat monster-monster itu: Sebuah kipas angin elektrik terbuat dari besi 100% yang sama beratnya dengan sebuah perahu. Dan dengan pisau yang dapat memenggal kepalamu.
   Suatu hari, saya menyalakannya, dan pisau-pisau itu benar-benar membuat berisik sekali, sehingga kamu akan mengira ada sebuah helikopter tentara tepat di dalam rumah kami.
   Itulah saat di mana Chuck sepupu kami bertandang ke rumah dan mengajukan diri untuk membetulkannya. Dia terkenal dalam keluarga sebagai seorang “kuli-segala-sesuatu-tapi-bukan-ahli-apapun”. Kami seharusnya lebih berfokus pada bagian “bukan-ahli-apapun”. Karena setelah dia “memperbaiki”-nya, suara bising itu hilang sama sekali—tapi juga semua tanda kehidupan. Kipas angin kami sekarang mati. “Chuck, kamu membunuhnya!” kata kami. “Ya setidaknya, dia tidak berisik lagi sekarang,” katanya, “dan kita bisa menjual sampah ini!”
   Saat itulah paman saya Tom datang. “Dia pandai mengerjakan segala sesuatu dengan tangannya,” kata ayah saya. Maka kamu memintanya untuk memeriksa apa yang tersisa dari kipas angin kami.
   Paman Tom membuka bagian-bagiannya, dan setelah hampir dua jam, menyatukannya kembali. Dia mencolokkan listriknya—dan dengan nafas tertahan—kami melihat pisau-pisaunya bergerak lagi! Dan tanpa suara pula.
    Tapi tidak heran, karena pisau-pisau itu membuat satu putaran penuh setiap...60 detik! Sangat lambat, hingga kami bertanya-tanya apakah benda itu telah berubah menjadi jam.
   Saat itulah satu saudari saya bertanya, “Siapa yang membuat kipas ini sebenarnya?”
   Seseorang berkata, “Hitachi.”
   Saudari saya yang lain berkata, “Kalau begitu mari kita bawa ke Hitachi. Bila mereka yang membuatnya, aku yakin mereka bisa memperbaikinya.” Sekali-sekali, saudari-saudari saya dapat mengatakan hal yang masuk akal juga. (Hanya bercanda. Saya anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga, dan yang paling muda juga. Jadi saya punya izin untuk menggoda mereka.)
   Benar juga, kami membawa kipas angin itu ke Hitachi, dan dalam beberapa hari, kipas angin itu berfungsi dengan sempurna.

Kamu Memiliki Sebuah Gambar Diri Dalam Hatimu; Seringkali, Itu Adalah Sebuah Kebohongan
   Dalam pikiranmu, kamu sudah memiliki sebuah gambaran tentang siapa dirimu.
   Itulah Gambar Diri.
   Dan hal itu sangat luar biasa kuatnya; sebenarnya itulah yang menentukan keseluruhan hidupmu.
   Gambar diri ini—bagaimana kamu mendefinisikan dirimu—berasal dari kumpulan pengalaman-pengalaman kegagalan dan kesuksesanmu. Hal ini juga berasal dari bagaimana orang lain memperlakukanmu. Dan juga berasal dari bagaimana kamu memperlakukan dirimu sendiri selama ini.
   Itulah sebabnya mengapa Gambar Diri-mu bisa jadi sebuah kebohongan.
   Ini seperti menanyakan sepupu saya Chuck dan paman saya Tom untuk memperbaikimu. Mereka tidak punya cetakan biru-mu. Mereka benar-benar tidak tahu siapakah dirimu.
   Karena mereka tidak menciptakanmu.
   Sebaliknya, pergilah ke Pembuat-mu.
   Galilah ke dalam dirimu dan kamu akan melihat sebuah label tertempel ke jiwamu: “Milik Tuhan, Dibuat di Surga.”
   Dia memiliki cetakan biru-mu. Dia tahu semua bagianmu yang berfungsi. Dia mengenalmu lebih daripada kamu mengenal dirimu sendiri.
   Karena Dia membuatmu, Dia memiliki Gambar Diri-mu yang paling akurat.
   Teman, dalam hatimu sekarang, kamu membawa sebuah Gambar Diri—sebuah cara untuk melihat dirimu sendiri. Pertanyaan: Dari mana itu berasal?

Gambar Diri Saya Adalah Sebuah Kebohongan
   Bertahun-tahun yang lalu, saya memiliki ketergantungan pornografi yang parah.
   Pukul 3 dinihari, saya akan bangun dan berkeliaran di jalanan, mencari “perbaikan” saya—hal-hal pronografi. (Saat itu tidak ada internet porno, maka saya harus memohon untuk dapat membeli majalah porno yang murah.) Itulah saya bertahun-tahun yang lalu.
   Dalam pikiran saya, saya hanya memiliki satu Gambar Diri: Saya adalah pezinah. Saya tidak terkendali. Saya ini sakit dan jelek dan memalukan.
   Dan yang lebih kuat daripada ketergantungan seksual saya adalah ketergantungan saya akan penerimaan.
   Begitu putus asanya saya untuk memuaskan kelaparan saya akan cinta—dan putus asa untuk lari dari rasa malu di dalam diri saya—saya begitu putus asa supaya orang-orang menyukai saya. Saya akan berlutut untuk membuat orang-orang mencintai saya, tidak peduli berapa pun harganya. Saya adalah seorang hama Penggembira-Orang. Dan saya begitu sengsara seakan-akan di neraka.
   Ya, saya gagal di masa lalu. Terlalu sering untuk dapat dihitung!
   Oh, saya seharusnya tidak di sini menulis kepadamu.
   Tapi di sinilah saya, menulis buku-buku dan mengajar ribuan orang. Saya memimpin empat organisasi dan sebuah pelayanan yang mendunia. Saya seorang wirausaha yang sukses menjalankan bisnis-bisnis kecil saya. Saya seorang pria berkeluarga yang bahagia dengan seorang istri yang menawan dan dua anak laki-laki yang luar biasa.
   Saya seharusnya tidak menikmati ini semua.
   Saya seharusnya terbuang. Hancur. Tanpa harapan. Tersesat.
   Jadi apa yang terjadi?
   Dalam sebuah frase, saya mengubah Gambar Diri saya.
   Karena setiap kali saya datang kepada Tuhan dalam doa, Dia tidak akan setuju dengan Gambar Diri saya yang busuk. Dia akan bersikeras untuk mengubahnya. Setiap kali, Dia akan memberi tahu saya bahwa saya luar biasa, indah, dicintai dan kuat di luar imaginasi saya yang paling liar sekalipun.
   Dia juga memberi tahu saya bahwa tidak menjadi soal berapa kali saya gagal.
   Secara tida terduga, Dia bahkan tidak melihat kegagalan saya sama sekali...
   Biar saya bagikan kepadamu tiga Pelajaran besar tentang Gambar Diri:


  • Dapatkan Gambar Diri-mu dari Tuhan, jangan dari tempat yang lain
  • Tetap berfokus pada Gambar Diri-mu yang sejati
  • Tidak peduli apapun yang terjadi, jangan pernah melepas Gambar Diri-mu yang sejati

Pelajaran #1: Dapatkan Gambar Diri-mu dari Tuhan, jangan dari tempat yang lain

   Ubahlah gambar diri yang kamu bawa dalam hatimu.
   Karena kamu akan bertindak sesuai dengan Gambar Dirimu, entah itu benar atau tidak. Bisa saja itu adalah sebuah kebohongan besar (“Kamu jahat, kamu egois, kamu jelek, kamu miskin...”), tapi karena kamu mempercayainya, kamu akan setia kepadanya dan menjadikannya kenyataan.
   Itulah sebabnya saat kamu mengubah Gambar Dirimu, kamu sebenarnya mengubah hidupmu.
   Ingat: Gambaran Tuhan tentang kamu sangat berbeda dari Gambar Diri yang kamu bawa tentang dirimu sendiri. Sementara Gambar Dirimu biasanya berdasar pada masa lalumu, Gambaran-Nya tentang kamu selalu berdasar pada masa depanmu.
   Jadi dia melukis sebuah Gambar tentang kamu yang selalu indah dan luar biasa dan menyenangkan. Bagaimana cara kamu mendapatkan Gambar Dirimu dari Tuhan?
   Dengarkan suara-Nya yang lembut di dalammu. Apa yang Dia katakan di dalam hati-Mu? Dan apa yang Dia katakan lewat Firman-Nya? Dan apa yang Dia katakan lewat Gereja-Nya?
   Dia mengatakan banyak hal tentang kamu, tapi mari melihat kembali 3 Gambaran sederhana namun luar biasa.


  • Saya adalah Anak Tuhan
  • Saya adalah Sahabat Tuhan
  • Saya adalah Pemenang Tuhan
   Inilah siapa dirimu sebenarnya. Ingatkan dirimu akan 3 Gambar Diri ini, dan hidupmu akan berubah!

Gambar Dirimu yang Pertama: Kamu Lebih Penting Daripada Alam Semesta Karena Kamu Adalah Anak Tuhan

   Saya sudah membagikan cerita ini sebelumnya, tapi biar saya bagikan kembali.
   Setiap Sabtu malam adalah malam yang keramat bagi saya.
   Karena itulah saat di mana saya masuk ke dalam “gua”, ruang kerja kecil saya yang ada di belakang rumah saya, untuk mempersiapkan pengajaran mingguan saya keesokan harinya.
   Pada Sabtu malam, saya tiba di Pampangga. Saat saya menyetir pulang, saya sudah menetapkan semua rencana saya. Setelah mencium istri saya dan memeluk anak-anak saya, saya akan langsung menuju ke gua saya, menutup pintunya, dan mempersiapkan pengajaran saya.
   Tapi rencana saya gagal. Karena begitu saya masuk ke dalam rumah dan memeluk anak-anak saya, anak saya yang berumur 7 tahun berkata, “Papa, maukah Papa bermain denganku?”
   “Tentu!” kata saya secara otomatis, menyembunyikan setiap tanda-tanda penolakan dari suara saya. Kalian lihat, selama bertahun-tahun, saya telah banyak berlatih berkata “Ya!” bahkan jika yang saya inginkan adalah berkata, “Tidak! Tidakkah kamu lihat saya sibuk?”
   Sebagai seorang ayah, saya telah membuat peraturan untuk selalu berkata “Ya!” jika anak saya bertanya, “Papa, maukah Papa bermain denganku?” Karena saya tahu bahwa suatu hari anak saya tidak akan menanyakan pertanyaan itu lagi. Dia akan tumbuh dengan cepat dan memiliki hal-hal lain untuk dikerjakan. Jadi selama dia menanyakan pertanyaan itu, jawaban saya akan selalu “Ya!”

   Tuhan Akan Selalu Menjawab “Ya” Untuk Apa Yang Terbaik Bagimu

   Maka saya duduk di lantai dan bermain Pokemon dengannya.
   Ketika saya memegang figur Pikachu kecil di tangan saya, saya mulai berpikir tentang ribuan orang yang akan mendengarkan saya di FEAST keesokan harinya. Saya juga berpikir tentang ribuan orang lainnya di seluruh dunia yang akan mendengarkan lewat TV, radio, dan internet. Lalu apa yang saya lakukan di sana duduk di lantai dengan makhluk plastik kuning seperti tikus ini di tangan saya?
   Jawab: Melakukan pelayanan saya yang paling penting, yaitu, mencintai anak saya.
   Pada akhirnya, anak saya lebih penting daripada ribuan orang yang mendengarkan saya. Sederhana saja, karena saya ayahnya dan dia anak saya.
   Mengapa saya membagikan cerita ini kepadamu?
   Jangan pernah lupa bahwa kamu adalah Anak Allah.
   Dalam hati-Nya, kamu lebih penting daripada seluruh jagad raya.
   Saat kamu memanggil-Nya, Dia ada.
   Saat kamu berdoa, Dia mendengarkan.
   Saat kamu meminta, Dia memberikan versi terbaik dari apa yang kamu minta. (Tidak selalu apa yang kamu minta, karena terkadang kamu meminta yang terbaik kedua.)
   Kamu adalah anak-Nya. Berjemurlah dalam cinta-Nya kepadamu!
   Setiap pagi, bangunlah dan berteriaklah ke alam raya: “Saya adalah Anak Tuhan!”

Gambar Dirimu yang kedua: Tuhan berbicara Kepadamu Setiap Hari Karena Kamu Adalah Sahabat Tuhan
   Suatu hari, seorang pria datang kepada saya dan bertanya, “Apa kamu yang mendirikan Kerygma?”
   “Yep,” kata saya, “Sejak tahun 1990 yang lalu.”
   “Dan setelah itu, kamu menerbitkan 6 buah majalah lagi, Didache, Gabay, Companion, Sabbath... apa lagi yang lain?” tanyanya.
   “Fish, majalah remaja kami, dan Mustard, majalah anak-anak kami.”
   Dia memegang tangan saya dan bertanya, “Bo, bolehkah saya bertanya sesuatu?”
   “Silakan,” kata saya.
   “Dari mana kamu mendapat semua ide itu? Di samping majalah, kamu juga menerbitkan Preacherinbluejeans.com dan Kerygmafamily.com.... Wow, saya serius. Dari mana semua ide itu berasal?”
   Saya beri tahu sejujurnya, saya tidak dapat menjawabnya.
   Karena saya merasa jawaban saya akan terdengar sombong.
   Saya ingin memberitahunya, “Saya adalah sahabat Tuhan dan Dia berbicara kepada saya.”
   Tidak dengan kilatan petir dan guntur. Tapi dengan inspirasi biasa yang indah. Mengapa? Karena Dia adalah sahabat saya dan sahabat berbicara satu sama lain setiap hari. Tunggu sebentar. Kalau-kalau kamu berpikir saya berbicara sembarangan, bacalah kalimat saya berikut ini: Jika kamu melihat kembali hidupmu, kamu akan menyadari bahwa Tuhan telah berbicara kepadamu juga. Dia telah membimbingmu sepanjang hidupmu. Karena Dia adalah sahabatmu juga. Tidak ada yang spesial dengan saya. Saya kentut. Saya mendengkur. Saya tidur dengan mulut terbuka. Saya meninggalkan kaos kaki kotor saya di lantai (Maaf, Sayang).
   Kita semua adalah sahabat Tuhan.
   Kamu adalah sahabat Tuhan. Dan Tuhan suka berbiacara denganmu.
   Yesus berkata, 


Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku (Yoh 15:15).

   Setiap pagi, berteriaklah ke alam raya, “Saya adalah Sahabat Tuhan!”

Gambar Dirimu yang ketiga: Kamu Dapat Melakukan Segala Sesuatu Karena Kamu Adalah Pemenang Tuhan
   Kapan pun saya menghadapi sebuah masalah, saya mengatakan kata-kata hebat ini keras-keras:


Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Fil 4:13)
   Biar saya ceritakan sebuah cerita kepadamu yang baru saja terjadi tiga bulan lalu.
   Tiga bulan lalu, saya khawatir.
   Karena kami membeli sebuah Audio System untuk FEAST berharga P2.4juta yang mengejutkan dan di luar pikiran. (Benda ini memiliki kekuatan untuk mengisi stadion besar.) Dan saya juga berjanji pada pria yang menjualnya bahwa kami akan membayarnya dalam tiga bulan.
   Jujur saja, saya tidak tahu bagaimana mungkin saya dapat membayarnya dalam tiga bulan.
   Biar saya beri tahu mengapa: Tahun lalu, kelompok kami, Light of Jesus, mendirikan lebih dari seratus rumah untuk orang miskin di desa Gawad Kalinga kami di Montalban, ditambah lebih dari lima puluh rumah untuk orang miskin dalam He Cares, sebuah pelayanan jalanan untuk anak-anak. Pada waktu yang sama, kami juga membangun sebuah bangunan seharga P9juta untuk Light of Jesus Center kami. Karena semua proyek luar biasa ini berlangsung di saat yang bersamaan, kantong-kantong kami sekarang berlubang.
   Jadi tiga bulan yang lalu, saat saya menandatangani surat perjanjian bahwa saya akan membayar P2.4juta untuk Audio System, itu mengungkapkan kegilaan...

Teman-Teman Saya Sudah Terbiasa Dengan Kegilaan Saya
   Tapi setelah tahun-tahun ini, saya telah terbiasa dengan kegilaan saya, begitu pun teman-teman saya.
   Saya rasa saya juga tidak punya pilihan lain, karena FEAST mingguan kami telah berkembang pesat dan kami benar-benar membutuhkan peningkatan Audio System.
   Jadi setelah saya menandatangani selembar kertas itu, saya naik ke panggung dan berbicara kepada penonton FEAST kami. “Teman, kami perlu mengumpulkan P2.4juta dalam tiga bulan untuk Audio System.” Kerumunan di depan saya melihat saya dengan tanda tanya besar di wajah mereka, menunggu inti pembicaraan saya. Mungkin mereka pikir saya bercanda.
   Saat akhirnya mereka sadar bahwa saya serius, saya mendengar seseorang di barisan depan berbisik, “Apa ini bulan purnama? Bo lagi-lagi tidak berpikiran waras.”
   Setelah pengumuman saya, saya mengedarkan kantong persembahan untuk Audio System. Betul saja. Pada hari itu, kami mengumpulkan jumlah yang sangat besar, luar biasa, di luar akal pikiran sejumlah.....(tolong bunyi genderang)......P12,000! Wow, jika terus seperti ini, saya menghitung kami akan mencapai P2.4juta dalam, oh, lima tahun. Ya ampun, kami butuh keajaiban.
   Selama tiga bulan itu, saya tidak tahu berapa kali saya katakan, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Aku adalah pemenang Tuhan!
   Dan seiring berjalannya minggu, keajaiban itu datang.
   Pertama, pria luar biasa yang menjual Audio System itu menurunkan harganya menjadi P2.0juta. Dia berkata dia tidak lagi mau mengambil untung dari kami. (Diberkatilah jiwanya dan usahanya, Tuhan!) Kedua, banyak orang mulai memberi dengan penuh pengorbanan. Bahkan teman-teman dari luar negeri mengirim sumbangan mereka dengan setia.
   Dan hari ini, Audio System itu telah dibayar lunas.
   Selama 27 tahun pelayanan saya, Tuhan belum pernah membuat saya kecewa.
   Setiap pagi, berteriaklah ke alam raya, “Saya adalah Pemenang Tuhan!”

Pelajaran #2: Fokuskan Matamu Kepada Gambar Dirimu Yang Sejati
   Ronni adalah teman baik saya dan juga seorang pebisnis sukses.
   Ketika saya bertanya padanya mengapa dia begitu sukses, dia memberi tahu saya sebuah alasan yang sangat aneh: Dia berkata bahwa ketika dia masih kanak-kanak, ayahnya melarangnya membicarakan gosip di meja makan. Mereka tidak boleh membicarakan artis, tetangga mereka, atau hal-hal sepele biasa yang orang lain bicarakan.
   Sebaliknya, mereka selalu membicarakan bisnis.
   Bayangkan menjadi seorang bocah berumur 5 tahun. Dan semua di sekelilingmu, orang-orang membicarakan tentang bagaimana meningkatkan penjualan, bagaimana memuaskan pelanggan, dan bagaimana memasarkan produkmu!
   Sebagai seorang anak kecil, percakapan keluarga sehari-hari di meja makan ini melukiskan sebuah gambaran kuat dalam pikiran Ronni tentang akan menjadi apakah dia suatu hari nanti. Secara tidak sadar, dia sudah tahu dia akan menjadi pebisnis sukses.

Pelajaran #3: Apapun Yang Terjadi, Jangan Pernah Lepaskan Gambar Dirimu Yang Sejati
   Saat saya berpikir tentang Gambar Diri dari Tuhan, saya berpikir tentang Yusuf dalam Perjanjian Lama.
   Karena Yusuf mendapat mimpi tentang bagaimana dia di mata Tuhan. Dalam mimpi itu, dia melihat matahari, bulan, dan bintang-bintang membungkuk kepadanya. Ini menjadi Gambar Dirinya yang fantastis. Dia melihat dirinya sebagai Anak Tuhan, Sabahat Tuhan, dan Pemenang Tuhan. Dan lewat semua cobaan dalam hidupnya, dia terus berpegang pada Gambar Diri yang sejati ini.
   Yusuf tetap bangkit setelah setiap kegagalan, sekalipun orang lain tetap terus-menerus menjatuhkannya. Pertimbangkan daftar kegagalan ini:


  • Yusuf dibuang ke dalam sumur.
  • Yusuf dijual sebagai budak
  • Yusuf difitnah pemerkosaan
  • Yusuf dijebloskan ke dalam penjara
  • Yusuf dilupakan di dalam penjara!
Melewati semuanya ini, Yusuf pasti bertanya, “Tuhan, bagaimana dengan vision itu, mimpi itu, Gambar Diri itu yang Kau berikan padaku? Apakah itu palsu?”
   Tapi Yusuf tidak pernah menyerah.
   Setiap kali kegagalan menghancurkannya bagaikan pipa besi yang menghantam kepalanya, dia berpegang pada Gambar Diri yang Tuhan berikan dalam hatinya. Dia percaya bahwa dia akan menjadi seorang pemenang.


   Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor 5:7)
   Dan pada akhirnya, Gambar Diri Yusuf menjadi nyata.
   Dia menjadi Pemerintah di seluruh Mesir.
   Biar saya ceritakan sebuah cerita terakhir tentang kipas angin elektrik.

Gunakan Kekuatan Gambar Dalam Hatimu
   Ketika dia menikah, Rudy sangat miskin, dia bahkan tidak mampu membeli kipas angin elektrik. Dia dan istrinya menyewa sebuah kamar kecil seharga P90 per bulan. Dan kamar kecil ini menjadi panas ketika musim panas, dan tanpa sebuah kipas angin, kamar ini menjadi benar-benar panas.
   Tapi bahkan dalam kemiskinannya, Rudy percaya pada mimpinya.
   Dia juga seorang pemercaya yang hebat dengan memiliki gambar-gambar untuk mengingatkannya tentang mimpi-mimpinya.
   Maka dia melakukan hal yang konyol. Dia mengambil sebuah koran, memotong sebuah foto kipas angin elektrik, dan menempelkannya di dinding mereka. Dan setiap kali dia melihat foto itu, foto itu mengingatkannya pada gol besar dalam hidupnya (saat itu): Bahwa dia akan bisa membeli sebuah kipas angin elektrik untuk istrinya tercinta.
   Setiap kali dia melihat butir-butir peluh di dahinya, dia pergi ke foto itu, dan “menekan” tombol kipas itu. Dia berfokus pada mimpinya.
   Empat hari kemudian, Rudy mendengar ketukan di pintu.
   Ketika dia membukanya, dia melihat tetangganya memegang sebuah kipas angin listrik. Tetangganya itu berkata bahwa dia akan pindah dan bertanya apakah Rudy mau membeli kipas angin tuanya seharga P50.
   Rudy kegirangan. “Ya!” katanya.
   Dalam empat hari, kipas angin betulan sekarang menggantikan foto itu.
   Foto berikutnya yang ditempel di dinding adalah sebuah van putih yang cantik. Bodoh, bukan? Bagaimana mungkin seorang pria miskin yang bahkan tidak dapat membeli kipas angin elektrik sekarang bermimpi untuk membeli sebuah van?
   Tapi dia tetap bermimpi untuk van itu dan bekerja keras. Van putih datang. Begitu juga rumah yang lebih besar. Di sini (Filipina) dan juga di Amerika.
   Hari ini, Rudy adalah seorang multi-milionaire. Karena dia memiliki gambar-gambar yang menuntunnya selama perjalanannya. (Dan kalau-kalau kamu penasaran, ya, Rudy juga adalah salah satu mentor finansial dalam Program Truly Rich Coaching saya. Saya harap kamu dapat bertemu dengannya suatu hari nanti.)
   Memiliki foto ternyata berhasil!

Gantung Dalam Hatimu Gambar Dirimu Yang Sejati
   Tapi saya tidak memintamu untuk hanya menggantung foto sebuah kipas angin elektrik di dindingmu.
   Gunakan kekuatan gambar untuk sebuah tugas yang lebih penting: Gantung sebuah foto dirimu sendiri di dalam hatimu—orang macam apa yang Tuhan inginkan kamu menjadi di masa depan. Seperti Rudy, saya ingin kamu berfokus pada foto itu—Gambar Dirimu—dan mimpikan mimpi-mimpi besar.
   Lihatlah dirimu sebagai seorang kudus.
   Lihatlah dirimu sebagai seorang yang menyenangkan.
   Lihatlah dirimu sebagai sorang yang sukses.
   Dan lihatlah dirimu sebagai seorang yang “benar-benar kaya”.
   Definisikan kembali dirimu. Sekarang.


Saya tetap sahabatmu,




Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-


NB:
  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Redefine Yourself". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^




Bookmark and Share
Baca selengkapnya...

03 September 2009

Bentuk Dunia Luarmu Sebelum Dia Membentukmu

Bagaimana untuk mengatakan TIDAK pada orang beracun dalam hidupmu
Bagian 4 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez 

    Sebagai seorang remaja, saya adalah anggota dari sebuah kelompok kecil mudika Katolik.
    Dalam kelompok itu, saya dipanggil “St. Fransiskus” karena saya menyukai Lady Poverty, mengenakan kaos paling butut, sandal coklat paling mengerikan, dan berdoa dalam kapel sepanjang hari. (Sebenarnya, saya lebih banyak tidur, tapi itu rahasia antara kamu dan saya saja.)
    Salah satu teman saya dipanggil “Brother Leo” karena dia menirukan saya, seperti Brother Leo meniru tuannya, St. Fransiskus.
    Jika saya berdoa dengan cara tertentu—dengan mata tertutup, tangan dikatupkan, kepala tertunduk dan miring ke kiri—dia akan berdoa dengan cara yang sama.
    Jika saya mengenakan kaos butut karena cinta saya pada kemiskinan, dia akan mengenakan benda yang sama.
    Karena saya berpenampilan menarik, dia akan mencoba berpenampilan menarik. (Haha.)
    Suatu hari, keluarganya pindah ke Amerika, dan kami kehilangan kontak.
    Enam tahun kemudian, dia kembali untuk berkunjung. Kelompok mudika yang dulu sangat bersemangat untuk mengadakan reuni kecil. Maka kami bertemu lagi dengan “Brother Leo”.
    Saat saya melihatnya di reuni, saya tidak dapat mempercayai mata saya. Juga semua orang di ruangan itu. Brother Leo mengenakan kaos ungu terang dengan kalung emas di lehernya. Dan dalam bahasa gaul, dia menyapa kami, “Hey Dude!”
    Itu belum terlalu parah.
    Saat kami mengambil kembali rahang kami dari lantai, dia berkata, “Ayo jalan dan pestaaaaa. Kita cari cewek! Gile, gua suka cewek!”
    Perubahan itu tidak dapat dipercaya.
    Di mana pria pendoa, pendiam, rendah hati, murni yang kami kenal?
    Inilah yang saya pelajari dari hidup: Kita perlu berhati-hati membentuk dunia luar kita sebelum dia membentuk kita.

Apa Dua Kekuatan Terbesar Yang Membentuk Hidupmu?
    Charlie “Tremendous” Jones yang berkata bahwa Kamu akan menjadi total penjumlahan buku-buku yang kamu baca dan orang-orang di sekelilingmu dalam lima tahun.
    Saya percaya bahwa dua kekuatan terbesar yang membentuk hidup kita adalah relasi kita dan media kita. Saya ulangi: Jika kamu tahu bahwa dunia luarmu membentukmu, buat keputusan sekarang untuk membentuk dunia luarmu. Karena kamu bisa!
    Inilah sebuah cerita tentang seseorang yang tidak menggunakan kekuatan ini...


Cerita Seorang Raja Bijaksana Yang Sebenarnya Tidak Begitu Bijaksana
    Guiness Book of World Records mencatat bahwa tidak ada yang mengalahkan Raja Salomo bila berurusan dengan istri-istri. Pria ini memiliki 700 istri dan 300 selir.
    Percayalah, saya tidak akan mau menjadi dia pada Hari Valentine. Kacaunya! Saat berjalan mengelilingi istananya dia akan berkata pada yang satu, “Saya mencintaimu Lea,”; Dan kepada yang lain, “Saya mencintaimu Rachael,”; Dan kepada yang lain lagi, “Saya mencintaimu.... uh, Melissa atau Melanie?”
    Inilah yang dikatakan Alkitab: Adapun Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing, padahal tentang bangsa-bangsa itu Tuhan telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. (Berapa banyak dari kalian yang tahu bahwa hanya karena kamu jatuh cinta secara romantis kepada seseorang TIDAK berarti bahwa kamu harus bersama dengan orang itu?) Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya” (1 Raj 11:1-6).
    Manusia paling bijaksana di dunia tidak memilih relasinya dengan baik.
    Jika kamu tidak mau membuat kesalahan yang sama dengannya, biar saya bagikan kepadamu 3 langkah luar biasa untuk menciptakan dunia luarmu.


3 Langkah Luar Biasa Untuk Menciptakan Kembali Dunia Luarmu
    Saya jamin. Jika kamu melakukan 3 langkah ini, kamu tidak hanya akan bebas dari kebiasaan yang memperbudakmu, tetapi juga kamu akan benar-benar menumbuhkan dirimu dan memenuhi mimipi-mimpi terbesarmu.
    Langkah #1: Katakan Tidak kepada Orang Beracun
    Langkah #2: Katakan Ya kepada Orang Luar Biasa
    Langkah #3: Kendalikan Mediamu
Biar saya jelaskan langkah-langkah ini satu per satu...


Langkah #1: Katakan Tidak kepada Orang Beracun
Ada banyak tipe Orang Beracun, tapi biar saya fokuskan pada 6 tipe yang sebaiknya kamu hindari:
Orang Beracun #1: Mereka yang menambah ketergantunganmu
Orang Beracun #2: Mereka yang terus-menerus menyakitimu
Orang Beracun #3: Mereka yang mengendalikanmu lewat kekerasan
Orang Beracun #4: Mereka yang mengendalikanmu lewat manipulasi
Orang Beracun #5: Mereka yang melimpahkan tanggung jawab mereka kepadamu
Orang Beracun #6: Mereka yang mengeluh tentang hidup dan melemahkanmu
    Apa kamu punya Orang Beracun dalam hidupmu? Tuhan berkata, Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mzm 1:1).
    Mari ikuti kata-kata bijaksana tersebut!
    Mari cari tahu apakah kamu memiliki Orang Beracun dalam hidupmu...


Orang Beracun #1: Mereka Yang Menambah Ketergantunganmu
    Kamu pasti tahu cerita ini dengan sangat baik karena terjadi terlalu sering.
    Teman saya “Jim” adalah seorang pecandu narkoba. Dia masuk panti rehabilitasi selama satu tahun. Selama setahun penuh, Jim tidak menyentuh narkoba. Dia pulang sebagai manusia baru.
    Beberapa hari setelahnya, seorang teman lama yang biasa memakai narkoba bersama Jim mengunjunginya di rumah dan menawarkan shabu kepadanya. Jim berkata tidak, “Saya tidak memakai itu lagi.” Tapi seiring bergulirnya hari, dia terus bertemu dengan teman lamanya. Hanya setelah tiga bulan, Jim menghirup shabu lagi—dan ketergantungannya bahkan menjadi lebih parah daripada sebelumnya.
    Pertanyaan: Apa yang menyebabkan kejatuhannya?
    Jawab: Dia membentuk dunia dalamnya, tapi dia tidak membentuk dunia luarnya.
    Dia perlu sekumpulan teman-teman yang baru. Dia perlu rencana perjalanan baru. Dia juga perlu hobi baru, musik baru, dan aktivitas-aktivitas baru...
    Cukup terlihat jelas. Jika kamu seorang alkoholik, berhentilah bergaul dengan teman-teman peminum. Bergaullah dengan teman-teman baru yang tidak minum. Jika kamu seorang penjudi, putuskan persahabatan dengan penjudi lainnya. Bergaullah dengan orang-orang yang tidak berjudi. Dan seterusnya.
    Banyak orang tidak menggunakan kekuatan mereka untuk memilih teman-teman mereka. Mereka hanya menerima orang-orang yang memanggil, mengunjungi, dan muncul di depan pintu mereka.
    Kesalahan besar. Jangan lakukan itu. Yesus berkata Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka (Mat 5:29).
    Keluarlah dan pilihlah orang-orang yang kamu cita-citakan. (Lebih banyak tentang ini nanti.)


Orang Beracun #2: Mereka Yang Terus-Menerus Menyakitimu
    Apa kamu menghindari bahaya?
    Jika kamu melihat seekor Doberman gila, dengan mulut berbusa, taring yang tajam, berlari kencang ke arahmu, akankah kamu lari secepat Flash? Atau akankah kamu berdiri di sana sambil tersenyum, mengulurkan tanganmu dan berkata, “Sini kitty, kitty...”
    Saya bertaruh kamu akan lari lebih cepat dari apapun yang pernah kamu lakukan selama hidupmu.
    Kecuali kamu mau mati.
    Buku Bijak berkata:
Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. (Ams 22:3)
    Inilah fakta yang menyedihkan. Setelah bertahun-tahun saya memberikan konseling kepada sekumpulan orang, saya menyadari banyak orang yang ingin mati bila berhubungan dengan memilih pacar, suami, istri, partner bisnis, pemimpin spiritual, organisasi, dan teman.
    Karena mereka memilih pelaku kekerasan.
    Mereka dilukai secara fisik. Dilukai secara verbal. Dilukai secara emosional. Dilukai secara spiritual.
    Dan setelah sebuah relasi yang bersifat kekerasan hancur, mereka melompat ke relasi yang bersifat kekerasan yang lain. Gila, saya bilang. Tapi setelah 27 tahun pelayanan, ini lebih umum daripada yang kamu pikirkan.
    Saya hanya punya satu penjelasan untuk fenomena gila ini: Para korban suka menjadi korban. Kenapa? Mungkin karena mereka mau membayar dosa-dosa mereka. Atau mungkin mereka merasa mereka layak mendapat hukuman. Atau mungkin mereka merasa hebat terhadap pelaku kekerasan. Atau mungkin itulah cara mereka mendapat empati dari orang lain.
    Tapi ini gila.
    Biar saya teriakkan ini keras-keras: Hilangkan semua pelaku kekerasan dalam hidupmu!


Jangan Hanya Berdiri Di Sana—Lakukan Sesuatu!
    Jika pasangan hidupmu adalah seorang pelaku kekerasan, menjauhlah sejauh mungkin darinya. Saya tidak berkata bercerailah segera. Tapi jangan hidup dalam satu rumah dengan seorang pelaku kekerasan hingga orang itu mendapat pertolongan dan disembuhkan.
    Jika pacarmu adalah seorang pelaku kekerasan, apa yang kamu lakukan dengan terus bersama dengan orang itu? Kamu seharusnya meninggalkannya ketika terjadi kekerasan pertama.
    Jika organisasimu, kelompok terdekatmu, kelompok doamu, atau gerejamu merendahkan dirimu, memanipulasimu, mengeringkanmu, menyakitimu—mengapa kamu masih di sana? Carilah kelompok yang memberkati dan memeliharamu.
    Jika partner bisnismu mencuri darimu, menipumu, atau tidak menghormatimu—keluarlah, juallah, dan cari partner bisnis lain.
    Ingat: Ketika kamu bersama dengan seorang pelaku kekerasan, kamu menciptakan lebih banyak luka batin, dan luka batin akan menciptakan lebih banyak ketergantungan tersembunyi.
    Yesus berkata,
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu (Mat 7:6). 
Kamu berharga. Kamulah mutiara. Jadi jangan buang dirimu kepada anjing dan babi.
    Bagaimanapun beberapa orang mungkin tidak terlihat jelas seperti pelaku kekerasan, tapi mereka melecehkanmu dengan cara yang tidak terlihat...

Orang Beracun #3: Mereka Yang Mengendalikanmu Lewat Kekerasan

    Ada orang-orang yang mengendalikanmu lewat serangan yang halus. Mereka mengintimidasimu. Mereka lebih besar. Mereka lebih mencolok. Mereka mengerikan. Mereka preman dalam pakaian yang indah.
    Pengendali ini bisa saja suamimu. Atau nenekmu. Atau temanmu. Atau bosmu.
    Biar saya certakan sebuah cerita yang saya baca akhir-akhir ini...
    Suatu hari, seorang pria muda berjalan di jalan yang gelap. Tiba-tiba, dari sebatang pohon Akasia, seorang pria tua dengan jubah hitam muncul. Matanya galak, wajahnya pucat, janggutnya tidak dicukur. Dia menyorongkan sebuah buku hitam kepada pria muda itu dan memerintahkan, “Kamu perlu membaca buku ini! Beli dengan harga P700.”
    Pria muda ini terkejut dan bergumam, “Saya tidak punya P700...” Tapi si pria tua berbicara dengan suara yang lebih keras, “Kamu perlu membaca buku ini! Berikan pada saya P700.” Maka dengan tangan gemetar, anak itu menyerah dan memberikan P700 kepadanya. Pria misterius itu menyerahkan buku hitam tersebut ke tangan anak itu dan berkata, “Apapun yang kamu lakukan, jangan pernah melihat halaman terakhir. Atau kamu akan menyesal.” Dia lalu berjalan melintasi lapangan di belakang mereka dan tiba-tiba menghilang.
    Pria muda ini pulang ke rumah, gemetar hingga ke ujung kaki. Pada malam harinya, dia mulai membaca buku itu. Melempar-lempar dan membalik-balik buku itu, anak ini hanya dapat memikirkan satu hal: Apa yang ada di halaman terkahir buku ini? Apa yang akan saya sesali dengan melihatnya?
    Akhirnya, dia tidak dapat menahan lagi. Dengan segenap keberaniannya, dia mengambil buku hitam itu. Dengan jari gemetar dia membuka halaman terakhir...
    Dan saat dia melihatnya, seketika, gelombang penyesalan memenuhinya!
    Halaman terakhir itu kosong.
    Kecuali sebuah catatan kecil berbunyi, “P49.50, Toko Buku Nasional.”
    Teman, jangan pernah terintimidasi untuk melakukan apa yang tidak ingin kamu lakukan.
    Karena seringkali, kamu akan kerampokan.


Orang Beracun #4: Mereka Yang Mengendalikanmu Lewat Manipulasi
    Ada Pengendali jenis lain yang tidak melakukannya dengan serangan tapi lewat manipulasi. Bahkan dalam cara yang lebih halus, mereka akan mengendalikanmu.
    Contoh saya adalah Delilah, kekasih Samson.
    Alkitab mengatakan Samson mencintai Delilah. Tapi tidak pernah dikatakan bahwa Delilah mencintai Samson. Sebaliknya, Delilah menggunakan Samson. Delilah memerlukan Samson. (Kapan kita akan sadar bahwa perlu berbeda dengan cinta?) Saat kamu membaca cerita itu, kamu sadar bahwa Delilah tidak pernah mencintai Samson sama sekali.
    Ingat, “Pengendali” adalah “Pemakai”, dan Delilah adalah Pengendali. (Apa kamu kenal seorang Pemakai dalam hidupmu?)
    Suatu hari, Delilah didekati pemimpin Filistin. Mereka hendak menangkap Samson tapi tidak bisa karena kekuatan magisnya. Maka mereka menawarkannya 1,100 Shekels dari masing-masing mereka jika dia dapat mengungkap rahasia kekuatan supernatural Samson.
    Maka dia pergi kepada Samson dan bertanya, “Bagaimana orang dapat menangkapmu?”
    Pada awalnya, dia berbohong. Samson berkata, “Jika kamu mengikatku dengan tali baru, aku akan sama lemahnya dengan manusia mana pun.” Dan ketika dia tidur, Delilah mengikatnya dengan tali baru dan memanggil para tentara pemimpin Filistin untuk menangkapnya. Tapi seperti memutuskan benang, Samson bebas dari tali-tali itu dan mengejar orang-orang itu.
    Bukankah itu bukti yang cukup atas pengkhianatan Delilah?
    Jika saya adalah Samson, saya akan berkata kepadanya dengan mudah, “Delilah, kamu seekor ular. Kamu tidak mencintaiku. Hubungan ini selesai. Pergi dari hidupku!”
    Tapi Samson tidak melakukannya. Dia mentoleransinya. Maka Delilah duduk di pangkuan Samson dan dengan tertunduk dan mimik terluka, dia berkata, “Kamu tidak mencintaiku, Samson...” (Jarinya mungkin bermain-main dengan rambut Samson.)
    “Tapi aku mencintaimu!” kata Samson membela diri.
    “Tidak, kamu tidak mencintaiku,” dengkurnya, “Kamu berbohong padaku. Kamu belum memberitahuku rahasia kekuatanmu.” (Pengendali suka membalik meja dan menunjukkan kesalahanmu, sementara menyembunyikan kesalahan-kesalahan mereka yang terlihat jelas.)
    Akhirnya, karena kegusaran, Samson berkata, “Ok, ok! Potong rambutku dan aku akan sama lemahnya dengan manusia mana pun.” Dan saat dia tidur, Delilah memotong rambutnya. Kita tahu akhir ceritanya. Samson ditangkap, matanya dicungkil, dan dia dipenjara hingga dia mati saat mendorong dua pilar.
    Karena Samson mencintai Delilah, dia begitu putus asa untuk percaya pada kebohongan bahwa Delilah juga mencintainya. Tapi dia tidak mencintainya.
    Siapakah Delilah-Delilah dalam hidupmu?
   Ini kebenarannya: Samson mungkin telah tertarik secara romantis kepada Delilah, tapi dia tidak benar-benar mencintai Delilah. Jika dia benar-benar mencintainya, dia akan memberitahunya dan mengusirnya. Itulah jenis cinta yang dibutuhkan Delilah.


Orang Beracun #5: Mereka Yang Melimpahkan Tanggung Jawab Mereka Kepadamu
    Suatu hari, seorang wanita sedang ngobrol dengan tetangganya.
    “Saya merasa sangat baik hari ini. Saya memulai pagi ini dengan sebuah tindakan murah hati yang tidak mementingkan diri sendiri. Saya memberi uang lima ribu peso kepada seorang pengemis.”
    “Wow. kamu memberi seorang pengemis lima ribu Peso?” tanya tetangganya, “Ya Tuhan, itu uang yang sangat banyak. Apa yang suamimu katakan?”
    “Oh, dia pikir itu hal yang pantas dilakukan,” katanya, “suami saya berkata, 'Terima kasih.'”
    Banyak orang seperti wanita itu. Mereka memiliki pengemis dalam kehidupan mereka, dan pengemis-pengemis ini adalah teman-teman dan keluarga.
    Dengan kata lain, mereka adalah inang bagi parasit.
    Ingat: Dalam biologi, parasit tidak akan ada tanpa sebuah inang. Jadi alasan adanya parasit adalah karena ada orang-orang yang suka menjadi inang.
    Apakah kamu seorang inang bagi parasit manusia? Seseorang yang bergantung kepadamu untuk uang? Atau untuk kebutuhan rumah tangga? Atau untuk pelayanannmu?
    Parasit manusia bukanlah seorang lumpuh yang berbaring di ranjang dengan selang makanan tertancap di kerongkongannya. Parasit ini sebaliknya adalah orang yang sehat yang ingin kamu bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Dia memandangmu sebagai penyelamat satu-satunya. Jika kamu tidak membantunya, dia akan mati.
    Jauh di dalam, kamu merasa digunakan. Kamu benar-benar ingin berkata “Tidak lagi!” tapi kamu tidak bisa karena kamu merasa bersalah. Dalam prosesnya, kamu telah kehilangan batasanmu. Saat itu terjadi, terdapat banyak sekali luka batin di dalam, dan kamu melarikan diri lewat ketergantungan tersembunyi.
    Kabar buruk: Kamu pikir kamu baik-baik saja, tapi sebenarnya sama sekali tidak.
   
Ada Perbedaan Antara Merasa Baik Dan Berbuat Baik
    Memberi kepada seorang parasit membuatmu merasa baik.
    Tapi itu tidak membuatnya baik. (Yep, ada sebuah perbedaan.)
    Itu meringankan rasa bersalahmu. Tapi kenyataannya, kamu menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. Kamu sungguh seorang pencuri. Kamu mencuri harga diri mereka. Lebih dari itu, saat kamu mengambil konsekuensi buruk dari ke-tidak-bertanggung-jawab-an mereka lewat penyelamatan terus-menerus, kamu mengambil bahan bakar yang baru saja akan memaksa mereka untuk berubah.
    Beberapa orang membenarkan membantu seorang parasit dengan mengutip Galatia 6:2 saat St. Paulus berkata, “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu...” Tapi 3 ayat kemudian, St. Paulus juga berkata, “Tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.” Itu artinya jika seorang parasit meminta bantuanmu, cara terbaik untuk menolongnya adalah dengan berkata 'Tidak'. Saya banyak memberi. Memberi itu baik jika dalam keadaan yang sangat darurat. Tapi saya berhenti memberi jika kebutuhan sehari-harinya menjadi hal darurat. Karena kebanyakan dari pemberian saya terfokus pada mengajarkan orang untuk memancing, bukan hanya memberi ikan. Saya memberi jika saya tahu orang itu akan belajar bagaimana berdiri di atas kakinya sendiri suatu hari nanti.
    Akhirnya, inilah Orang Beracun jenis terakhir yang perlu kamu hindari...


Orang Beracun #6: Mereka Yang Mengeluh Tentang Hidup Dan Melemahkanmu
    Ada orang-orang yang selalu negatif—dan mereka menghisap energimu hingga habis. Percayalah, setelah bicara pada mereka, kamu merasa seolah-olah langit lebih gelap, dunia lebih buruk, dan hidup lebih menyedihkan daripada sebelumnya. Pengeluh mengeluh tentang segalanya. Cuaca panas. Cuaca dingin. Bos. Uang. Pemerintah. Lagi dan lagi dan lagi. Tidak pernah berhenti. Pengeluh itu buruk, tapi pelemah lebih buruk lagi.
    Pelemah adalah pengeluh juga, tapi bukannya mengkritik dunia, mereka mengkhususkan diri dalam mengkritikmu. Saat kamu menyebutkan sebuah rencana, sebuah mimpi, atau sebuah ide original, kamu akan mendengar pelemah berkata, “Kamu? Melakukan itu?” Dia akan memutar matanya, menggelengkan kepalanya, dan menyeringai. Orang-orang congkak yang tahu segalanya percaya mereka mengenalmu dan masa depanmu lebih daripada Tuhan. Di hadapan seorang pelemah, kamu akan tetap kecil. Lihatlah “teman-teman” si pelemah, dan kamu akan menemukan orang-orang “kecil” lain yang membungkuk pada kehebatannya.
    Pengeluh akan mencuri sukacitamu. Pelemah akan mencuri mimpi-mimpimu. Jika kamu tidak berhati-hati, mereka akan menularkan virus mereka kepadamu dan kamu akan menjadi pengejek profesional seperti mereka.
    Pengeluh dan pelemah adalah pecundang. Jika teman-temanmu adalah pecundang, carilah teman-teman baru. Saya tidak berkata bahwa kamu harus membuang mereka. Tuhan ingin kamu mencintai mereka. Tapi kamu tidak perlu bergaul dengan mereka. Sebaliknya, bergaullah dengan orang-orang yang menghormatimu. Dan orang-orang yang memberimu inspirasi. Dan orang-orang yang mengerahkan tenaga mereka untuk membangun bukannya menghancurkan. Dan orang-orang kehidupan dan keindahan dan cinta.


Ngomong-Ngomong, Apakah Kamu Orang Beracun?
    Menghindari orang beracun itu sulit.
    Menghindar menjadi orang beracun bahkan lebih sulit lagi.
    Bagaimana jika kamu adalah seorang pelaku kekerasan, pengendali, atau pemanipulasi, atau parasit, atau pengeluh, atau pelemah?
    Tanya orang-orang terdekat untuk meminta pendapat jujur mereka.
    Jika mereka berkata “Ya”, kuasailah tingkah lakumu, cepat. Dan mulailah melakukan sesuatu!
    (Apa yang akan kamu lakukan adalah di luar lingkup artikel ini, tapi saya berharap dapat mendiskusikannya lain waktu.


Langkah #2: Katakan Ya pada Orang Luar Biasa
    Apa yang membentukmu sekarang?
    Sang Buku Kebaikan berkata: Besi menajamkan besi; orang menajamkan sesamanya (Ams 27:17). Jika kamu adalah orang luar biasa, maka orang-orang luar biasa inilah yang menajamkanmu...
    Orang Luar Biasa #1: Mereka Yang Memeliharamu Secara Emosional
    Orang Luar Biasa #2: Mereka Yang Memeliharamu Secara Spiritual
    Orang Luar Biasa #3: Mereka Yang Memeliharamu Secara Intelektual
    Orang Luar Biasa #4: Menghabiskan Waktu Dengan Tuhan, Siapa Lagi?


Orang Luar Biasa #1: Mereka Yang Memeliharamu Secara Emosional
    Benar-benar hanya ada dua tipe orang hebat di dunia ini.
    Orang hebat tipe pertama: Setelah berbicara dengannya, kamu terpesona akan kehebatan orang itu. Kamu dikecilkan oleh kehebatannya.
    Orang hebat tipe kedua: Setelah berbicara dengannya, kamu terpesona akan kehebatanmu. Kamu melangkah keluar sebagai seorang raksasa dirimu sendiri—sama besarnya atau bahkan lebih besar daripada orang hebat itu.
    Bergaullah dengan orang hebat tipe kedua.
    Bergaullah dengan orang-orang yang membuatmu merasa penting, dihormati, dan berharga.
    Salah seorang mentor saya memiliki cara yang luar biasa untuk membuat saya merasa penting.
    Dia benar-benar seorang Milyuner. Tapi dia memperlakukan saya seolah-olah saya lebih penting darinya. Inilah hal-hal kecil yang dia lakukan sehingga saat meninggalkannya membuat saya percaya bahwa saya spesial. Caranya mendengarkan saya. Caranya menghormati pendapat saya. Caranya tidak tertawa saat saya menanyakan pertanyaan bodoh. Bahkan kesopanan dan penghormatan biasa. Sebagai contoh, setelah pertemuan kami di kantornya, dia akan berjalan bersama saya sampai ke mobil saya. Dia tidak akan meninggalkan saya hingga dia tahu saya di dalam mobil saya dan siap pergi. Hal-hal kecil yang memberi tahu saya bahwa saya orang hebat.
    Carilah orang-orang seperti itu.


Orang Luar Biasa #2: Mereka Yang Memeliharamu Secara Spiritual
    Kamu adalah jiwa dengan keberadaan duniawi sementara.
    Jadi, kebutuhanmu yang paling penting adalah untuk dipelihara secara spiritual.
    Itulah sebabnya saya berkhotbah di FEAST setiap Minggu. Saya percaya bahwa banyak orang yang tidak ternutrisi secara spiritual dan mereka membutuhkan Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
    Tapi lebih daripada pengetahuan, seorang pemimpin rohani seharusnya menyuapimu dengan cinta Tuhan.
    Bagaimana? Dengan cintanya sendiri kepadamu.
    Dia tidak mengajarimu karena kesombongan. Dia mengajarimu karena cinta.
    Ke sanalah saya ingin bertumbuh—dan ya ampun betapa panjangnya jalan yang haru saya lalui. Saat seorang pemimpin rohani percaya dia lebih baik, lebih suci, dan lebih benar dari siapa pun dalam gereja, berhati-hatilah. Seorang pemimpin rohani yang baik mengetahui kesalahannya dan menyadarinya sebelum orang lain.
    Carilah sumber nutrisi spiritual tetapmu.


Orang Luar Biasa #3: Mereka Yang Memeliharamu Secara Intelektual
    Kamu punya mimpi?
    Siapakah orang-orang dalam dunia yang telah memenuhi mimpimu?
    Bergaullah dengan mereka—ambil otak mereka.
    Dengarkan percakapan mereka. Baca buku mereka. Ikuti seminar mereka.
    Ada dua tipe guru. Tipe guru pertama memiliki banyak buku pengetahuan dan tidak yang lain. Tipe guru kedua memiliki pengalaman pengetahuan, dengan lumpur di sepatunya, lepuh di tangannya, dan bekas luka di hatinya. Dialah orang yang mengajar dari pengalaman perangnya. Carilah guru tipe kedua. Sebagai contoh, jika saya ingin mengembangkan organisasi saya, Light Of Jesus, ke level selanjutnya, saya harus mencari guru tipe kedua: Mereka yang benar-benar telah membangun organisasi besar.
    Maka suatu hari, saya mengunjungi Bro. Mike Velarde dari El Shaddai untuk belajar darinya. Bro. Mike dan saya mungkin memiliki gaya dan kepercayaan yang berbeda (dan selera fashion yang berbeda juga), tapi sebagai seorang pengorganisasi, tidak ada yang dapat menyerupai kemampuannya untuk mengumpulkan satu juta orang di Luneta. Bro. Mike telah dengan sangat baik dan murah hati pada saya, membagikan pengalamannya yang sangat banyak. Kamu mungkin tidak akan suka kaos barong merahnya, tapi jika kamu ingin mendirikan organisasi sebesar El Shaddai (mungkin dengan 8 juta anggota), saya rasa kamu dapat mengenakan kaos barong apapun yang kamu inginkan.
    Dan dapatkah kamu percaya? Saya juga mempelajari strategi membangun gereja dari Pastor Apollo Quiboloy, sekarang memimpin 3 juta anggota dalam 22 tahun yang singkat. Saya tidak setuju dengan teologinya. Saat kami bersama, Uskup teman saya dan saya berdebat dengannya tentang doktrin-doktrinnya. (Kami bertemu secara tetap karena kami semua anggota Dewan Presidensial untuk Valus Formation di Malacanang, bekerja untuk negara.) Tapi itu tidak menghentikan saya untuk mengagumi keluarbiasaan Pastor Apollo dalam kepemimpinan. Maka saat kami bertemu, di samping debat teologi, saya duduk bersamanya dan mempelajari strategi-strateginya dalam membangun gereja. Pastor Apollo juga sangat murah hati pada saya, dan saya belajar banyak dalam hal pertumbuhan gereja.
    Saya juga memiliki mentor finansial yang merupakan jutawan dan milyuner.
    Saya memiliki mentor keluarga yang hidup dengan cinta dan kesucian yang besar dan menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama.
    Pergi dan carilah orang-orang luar biasa dalam hidupmu.

Jangan Menyimpang Saat Teman-Teman Lamamu Cemburu

    Saya telah memperluas lingkaran dalam teman-teman saya.
    Terkadang, lingkaran dalam saya yang lama menjadi cemburu. Mereka berkata dalam Bahasa Tagalog, “Bo, others ka na.” Mereka berkata bahwa saya telah menggantikan mereka.
    Tidak, saya tidak melakukannya. Saya tidak menggantikan lingkaran dalam saya, saya hanya memperluasnya.
    Lingkaran dalam saya sekarang terdiri dari para pemimpin, pengkhotbah, pebisnis, investor real-estate, uskup, master komputer, ahli marketing, pendidik, penulis, dll.
    Kenyataannya, jika kamu ingin tetap bertumbuh, kamu harus tetap menumbuhkan lingkaran dalam teman-temanmu. Tidak ada cara lain.
    Satu hal terakhir: Periksa pendapatan orang-orang yang kamu ajak bergaul. Biasanya, kamu akan meniru rata-rata pemasukan masing-masing. Jika kamu mau meningkatkan pendapatanmu, bergaullah dengan orang-orang yang mendapat, menabung, menginvestasi, dan memberi lebih darimu. Belajarlah dari mereka!

Orang Luar Biasa #4: Menghabiskan Waktu Dengan Tuhan, Siapa Lagi?

    Perlukah saya berbicara lebih banyak lagi?
    Yesus telah berkomitmen dengan doa harian: Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia (Yesus) bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana (Mrk 1:35).
    Tapi inilah permasalahannya: Banyak orang bukan menyembah Tuhan, melainkan karikatur Tuhan.
    Jika kamu benar-benar memeriksa Tuhan mereka, Dia itu kejam, penghukum, insecure, dan seorang tirani.
    Kita perlu mengubah gambaran kita tentang Tuhan, karena kita akan menjadi tepat seperti Tuhan yang kita sembah. Pada akhirnya, kita juga menjadi kejam, penghukum, insecure, dan seorang tirani. (Pernahkah kamu bertanya mengapa banyak orang rohani adalah refleksi menyedihkan dari cinta Tuhan? Inilah alasannya.)
    Kita akan mendiskusikan ini lebih lanjut dalam artikel yang lain segera.


Langkah #3: Kendalikan Mediamu
    Ingat dua kekuatan luar biasa yang membentuk hidupmu.
    Pertama relasi.
    Kedua media.
    Seperti relasi, katakan “Tidak” pada media beracun dan katakan “Ya” pada media luar biasa.
    Bila berurusan dengan media, ingat satu hal yang sangat penting: Kamu memiliki waktu yang sangat terbatas. Bill Gates, orang terkaya di dunia, memiliki jumlah waktu yang tepat sama dengan seorang pengemis. Saat berurusan dengan waktu, kita semua sama.
    Jadi, bila kamu menonton tayangan TV yang bodoh, tidak berguna, dan gila seperti yang ditayangkan sekarang ini, kamu membuang waktumu yang berharga—dan uang. Waktu yang seharusnya kamu gunakan untuk media yang dapat lebih memberi inspirasi.
    Orang-orang heran mengapa tidak ada pertumbuhan dalam hidup mereka.   
    Satu jawaban yang mungkin: Karena mereka menghabiskan sangat banyak waktu di depan TV. Siaran siang. Gosip artis. Sinetron.
    Saya sebaliknya mendesakmu untuk membaca buku yang memberi inspirasi. Atau menonton film-film bermakna. Ata mendengarkan percakapan luar biasa. Jika kamu mau bertumbuh, kendalikan mediamu.


Kesimpulan: Apakah Kamu Orang Samaria Yang Baik Hati?
    Saya tahu.
    Bagian paling kontroversial dalam artikel ini adalah mengatakan “Tidak” pada Orang Beracun.
    Tapi biar saya tekankan bahwa salah satu alasan mengapa kita memiliki ketergantungan tersembunyi adalah karena kita lari dari luka yang disebabkan tidak  memiliki batasan pribadi di dalam diri kita. Kita terus mengatakan ya pada orang beracun, kita sebenarnya kehilangan kendali atas hidup kita. Kehilangan kontrol ini membuat kita marah dan secara tidak sadar membawa kita ke mana kita sepertinya merasa punya kontrol—ketergantungan tersembunyi kita. Saat kita minum, atau merokok, atau berzinah, atau terus-menerus belanja, atau terus-menerus makan, atau menjadi kecanduan secara religius, kita merasakan sesuatu yang mirip dengan kontrol. (Tentu saja, itu palsu. Kita sama sekali tidak punya kontrol atas area ini sebenarnya.)
    Teman, kamu perlu menetapkan batasanmu. Atau dunia akan menaklukkanmu. Jika kamu tumbuh dengan mendengarkan khotbah tentang Orang Samaria Yang Baik Hati di gereja, kamu dilatih untuk membantu orang dan merasa bersalah jika tidak melakukannya.
    Ingat cerita itu? Seorang pria dirampok dan ditinggalkan sekarat di jalan. Seorang Pendeta dan seorang Guru Hukum lewat dan tidak peduli untuk berhenti. Orang Samaria ini bagaimanapun juga berhenti, membalut luka-lukanya, membawanya ke sebuah penginapan, dan membayar semua biayanya.
    Wow, pria yang menyenangkan sekali.
    Tapi kita terbiasa mengabaikan sebuah bagian yang sangat penting dari cerita itu: Setelah membantu pria yang terluka itu, Orang Samaria Yang Baik Hati sebenarnya meninggalkannya kepada penjaga penginapan karena dia harus mengurus bisnisnya sendiri! Dia tidak melupakan kehidupannya sendiri! Bagaimana mungkin dia tetap membantu jika dia tidak tetap menerima dari bisnisnya sendiri?
    Ini pelajaran yang lain: Orang Samaria Yang Baik Hati juga meminta bantuan dari orang lain—si penjaga penginapan. Karena kamu tidak membantu sendirian. Kamu bukan superman.
    Teman, jadilah Orang Samaria Yang Baik Hati.
    Karena Orang Samaria Yang Baik Hati tidak hanya mencintai orang lain.
    Dia juga mencintai dirinya sendiri.
    Temanku, jika kamu ingin menciptakan dunia dalam yang baru, kamu perlu menciptakan dunia luar yang baru. Yesus berkata, Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantognya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.
    Tuhan sedang memberi anggur baru untuk hidupmu.
    Buatlah kantong yang baru!


Saya tetap sahabatmu,





Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-


NB:
  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Love The Sinner And The Saint Within". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^





Bookmark and Share
Baca selengkapnya...