07 September 2009

Definisikan Kembali Dirimu

Kecuali kamu mengubah gambar dirimu, hidupmu tidak akan pernah berubah!
Bagian 5 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez 

   Saya hanyalah seorang anak kecil saat itu.
   Tapi sampai hari ini, saya tidak pernah bisa melupakan kipas angin elektrik tua kami.
   Jika kamu seumur dengan saya, kamu mungkin sudah pernah melihat monster-monster itu: Sebuah kipas angin elektrik terbuat dari besi 100% yang sama beratnya dengan sebuah perahu. Dan dengan pisau yang dapat memenggal kepalamu.
   Suatu hari, saya menyalakannya, dan pisau-pisau itu benar-benar membuat berisik sekali, sehingga kamu akan mengira ada sebuah helikopter tentara tepat di dalam rumah kami.
   Itulah saat di mana Chuck sepupu kami bertandang ke rumah dan mengajukan diri untuk membetulkannya. Dia terkenal dalam keluarga sebagai seorang “kuli-segala-sesuatu-tapi-bukan-ahli-apapun”. Kami seharusnya lebih berfokus pada bagian “bukan-ahli-apapun”. Karena setelah dia “memperbaiki”-nya, suara bising itu hilang sama sekali—tapi juga semua tanda kehidupan. Kipas angin kami sekarang mati. “Chuck, kamu membunuhnya!” kata kami. “Ya setidaknya, dia tidak berisik lagi sekarang,” katanya, “dan kita bisa menjual sampah ini!”
   Saat itulah paman saya Tom datang. “Dia pandai mengerjakan segala sesuatu dengan tangannya,” kata ayah saya. Maka kamu memintanya untuk memeriksa apa yang tersisa dari kipas angin kami.
   Paman Tom membuka bagian-bagiannya, dan setelah hampir dua jam, menyatukannya kembali. Dia mencolokkan listriknya—dan dengan nafas tertahan—kami melihat pisau-pisaunya bergerak lagi! Dan tanpa suara pula.
    Tapi tidak heran, karena pisau-pisau itu membuat satu putaran penuh setiap...60 detik! Sangat lambat, hingga kami bertanya-tanya apakah benda itu telah berubah menjadi jam.
   Saat itulah satu saudari saya bertanya, “Siapa yang membuat kipas ini sebenarnya?”
   Seseorang berkata, “Hitachi.”
   Saudari saya yang lain berkata, “Kalau begitu mari kita bawa ke Hitachi. Bila mereka yang membuatnya, aku yakin mereka bisa memperbaikinya.” Sekali-sekali, saudari-saudari saya dapat mengatakan hal yang masuk akal juga. (Hanya bercanda. Saya anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga, dan yang paling muda juga. Jadi saya punya izin untuk menggoda mereka.)
   Benar juga, kami membawa kipas angin itu ke Hitachi, dan dalam beberapa hari, kipas angin itu berfungsi dengan sempurna.

Kamu Memiliki Sebuah Gambar Diri Dalam Hatimu; Seringkali, Itu Adalah Sebuah Kebohongan
   Dalam pikiranmu, kamu sudah memiliki sebuah gambaran tentang siapa dirimu.
   Itulah Gambar Diri.
   Dan hal itu sangat luar biasa kuatnya; sebenarnya itulah yang menentukan keseluruhan hidupmu.
   Gambar diri ini—bagaimana kamu mendefinisikan dirimu—berasal dari kumpulan pengalaman-pengalaman kegagalan dan kesuksesanmu. Hal ini juga berasal dari bagaimana orang lain memperlakukanmu. Dan juga berasal dari bagaimana kamu memperlakukan dirimu sendiri selama ini.
   Itulah sebabnya mengapa Gambar Diri-mu bisa jadi sebuah kebohongan.
   Ini seperti menanyakan sepupu saya Chuck dan paman saya Tom untuk memperbaikimu. Mereka tidak punya cetakan biru-mu. Mereka benar-benar tidak tahu siapakah dirimu.
   Karena mereka tidak menciptakanmu.
   Sebaliknya, pergilah ke Pembuat-mu.
   Galilah ke dalam dirimu dan kamu akan melihat sebuah label tertempel ke jiwamu: “Milik Tuhan, Dibuat di Surga.”
   Dia memiliki cetakan biru-mu. Dia tahu semua bagianmu yang berfungsi. Dia mengenalmu lebih daripada kamu mengenal dirimu sendiri.
   Karena Dia membuatmu, Dia memiliki Gambar Diri-mu yang paling akurat.
   Teman, dalam hatimu sekarang, kamu membawa sebuah Gambar Diri—sebuah cara untuk melihat dirimu sendiri. Pertanyaan: Dari mana itu berasal?

Gambar Diri Saya Adalah Sebuah Kebohongan
   Bertahun-tahun yang lalu, saya memiliki ketergantungan pornografi yang parah.
   Pukul 3 dinihari, saya akan bangun dan berkeliaran di jalanan, mencari “perbaikan” saya—hal-hal pronografi. (Saat itu tidak ada internet porno, maka saya harus memohon untuk dapat membeli majalah porno yang murah.) Itulah saya bertahun-tahun yang lalu.
   Dalam pikiran saya, saya hanya memiliki satu Gambar Diri: Saya adalah pezinah. Saya tidak terkendali. Saya ini sakit dan jelek dan memalukan.
   Dan yang lebih kuat daripada ketergantungan seksual saya adalah ketergantungan saya akan penerimaan.
   Begitu putus asanya saya untuk memuaskan kelaparan saya akan cinta—dan putus asa untuk lari dari rasa malu di dalam diri saya—saya begitu putus asa supaya orang-orang menyukai saya. Saya akan berlutut untuk membuat orang-orang mencintai saya, tidak peduli berapa pun harganya. Saya adalah seorang hama Penggembira-Orang. Dan saya begitu sengsara seakan-akan di neraka.
   Ya, saya gagal di masa lalu. Terlalu sering untuk dapat dihitung!
   Oh, saya seharusnya tidak di sini menulis kepadamu.
   Tapi di sinilah saya, menulis buku-buku dan mengajar ribuan orang. Saya memimpin empat organisasi dan sebuah pelayanan yang mendunia. Saya seorang wirausaha yang sukses menjalankan bisnis-bisnis kecil saya. Saya seorang pria berkeluarga yang bahagia dengan seorang istri yang menawan dan dua anak laki-laki yang luar biasa.
   Saya seharusnya tidak menikmati ini semua.
   Saya seharusnya terbuang. Hancur. Tanpa harapan. Tersesat.
   Jadi apa yang terjadi?
   Dalam sebuah frase, saya mengubah Gambar Diri saya.
   Karena setiap kali saya datang kepada Tuhan dalam doa, Dia tidak akan setuju dengan Gambar Diri saya yang busuk. Dia akan bersikeras untuk mengubahnya. Setiap kali, Dia akan memberi tahu saya bahwa saya luar biasa, indah, dicintai dan kuat di luar imaginasi saya yang paling liar sekalipun.
   Dia juga memberi tahu saya bahwa tidak menjadi soal berapa kali saya gagal.
   Secara tida terduga, Dia bahkan tidak melihat kegagalan saya sama sekali...
   Biar saya bagikan kepadamu tiga Pelajaran besar tentang Gambar Diri:


  • Dapatkan Gambar Diri-mu dari Tuhan, jangan dari tempat yang lain
  • Tetap berfokus pada Gambar Diri-mu yang sejati
  • Tidak peduli apapun yang terjadi, jangan pernah melepas Gambar Diri-mu yang sejati

Pelajaran #1: Dapatkan Gambar Diri-mu dari Tuhan, jangan dari tempat yang lain

   Ubahlah gambar diri yang kamu bawa dalam hatimu.
   Karena kamu akan bertindak sesuai dengan Gambar Dirimu, entah itu benar atau tidak. Bisa saja itu adalah sebuah kebohongan besar (“Kamu jahat, kamu egois, kamu jelek, kamu miskin...”), tapi karena kamu mempercayainya, kamu akan setia kepadanya dan menjadikannya kenyataan.
   Itulah sebabnya saat kamu mengubah Gambar Dirimu, kamu sebenarnya mengubah hidupmu.
   Ingat: Gambaran Tuhan tentang kamu sangat berbeda dari Gambar Diri yang kamu bawa tentang dirimu sendiri. Sementara Gambar Dirimu biasanya berdasar pada masa lalumu, Gambaran-Nya tentang kamu selalu berdasar pada masa depanmu.
   Jadi dia melukis sebuah Gambar tentang kamu yang selalu indah dan luar biasa dan menyenangkan. Bagaimana cara kamu mendapatkan Gambar Dirimu dari Tuhan?
   Dengarkan suara-Nya yang lembut di dalammu. Apa yang Dia katakan di dalam hati-Mu? Dan apa yang Dia katakan lewat Firman-Nya? Dan apa yang Dia katakan lewat Gereja-Nya?
   Dia mengatakan banyak hal tentang kamu, tapi mari melihat kembali 3 Gambaran sederhana namun luar biasa.


  • Saya adalah Anak Tuhan
  • Saya adalah Sahabat Tuhan
  • Saya adalah Pemenang Tuhan
   Inilah siapa dirimu sebenarnya. Ingatkan dirimu akan 3 Gambar Diri ini, dan hidupmu akan berubah!

Gambar Dirimu yang Pertama: Kamu Lebih Penting Daripada Alam Semesta Karena Kamu Adalah Anak Tuhan

   Saya sudah membagikan cerita ini sebelumnya, tapi biar saya bagikan kembali.
   Setiap Sabtu malam adalah malam yang keramat bagi saya.
   Karena itulah saat di mana saya masuk ke dalam “gua”, ruang kerja kecil saya yang ada di belakang rumah saya, untuk mempersiapkan pengajaran mingguan saya keesokan harinya.
   Pada Sabtu malam, saya tiba di Pampangga. Saat saya menyetir pulang, saya sudah menetapkan semua rencana saya. Setelah mencium istri saya dan memeluk anak-anak saya, saya akan langsung menuju ke gua saya, menutup pintunya, dan mempersiapkan pengajaran saya.
   Tapi rencana saya gagal. Karena begitu saya masuk ke dalam rumah dan memeluk anak-anak saya, anak saya yang berumur 7 tahun berkata, “Papa, maukah Papa bermain denganku?”
   “Tentu!” kata saya secara otomatis, menyembunyikan setiap tanda-tanda penolakan dari suara saya. Kalian lihat, selama bertahun-tahun, saya telah banyak berlatih berkata “Ya!” bahkan jika yang saya inginkan adalah berkata, “Tidak! Tidakkah kamu lihat saya sibuk?”
   Sebagai seorang ayah, saya telah membuat peraturan untuk selalu berkata “Ya!” jika anak saya bertanya, “Papa, maukah Papa bermain denganku?” Karena saya tahu bahwa suatu hari anak saya tidak akan menanyakan pertanyaan itu lagi. Dia akan tumbuh dengan cepat dan memiliki hal-hal lain untuk dikerjakan. Jadi selama dia menanyakan pertanyaan itu, jawaban saya akan selalu “Ya!”

   Tuhan Akan Selalu Menjawab “Ya” Untuk Apa Yang Terbaik Bagimu

   Maka saya duduk di lantai dan bermain Pokemon dengannya.
   Ketika saya memegang figur Pikachu kecil di tangan saya, saya mulai berpikir tentang ribuan orang yang akan mendengarkan saya di FEAST keesokan harinya. Saya juga berpikir tentang ribuan orang lainnya di seluruh dunia yang akan mendengarkan lewat TV, radio, dan internet. Lalu apa yang saya lakukan di sana duduk di lantai dengan makhluk plastik kuning seperti tikus ini di tangan saya?
   Jawab: Melakukan pelayanan saya yang paling penting, yaitu, mencintai anak saya.
   Pada akhirnya, anak saya lebih penting daripada ribuan orang yang mendengarkan saya. Sederhana saja, karena saya ayahnya dan dia anak saya.
   Mengapa saya membagikan cerita ini kepadamu?
   Jangan pernah lupa bahwa kamu adalah Anak Allah.
   Dalam hati-Nya, kamu lebih penting daripada seluruh jagad raya.
   Saat kamu memanggil-Nya, Dia ada.
   Saat kamu berdoa, Dia mendengarkan.
   Saat kamu meminta, Dia memberikan versi terbaik dari apa yang kamu minta. (Tidak selalu apa yang kamu minta, karena terkadang kamu meminta yang terbaik kedua.)
   Kamu adalah anak-Nya. Berjemurlah dalam cinta-Nya kepadamu!
   Setiap pagi, bangunlah dan berteriaklah ke alam raya: “Saya adalah Anak Tuhan!”

Gambar Dirimu yang kedua: Tuhan berbicara Kepadamu Setiap Hari Karena Kamu Adalah Sahabat Tuhan
   Suatu hari, seorang pria datang kepada saya dan bertanya, “Apa kamu yang mendirikan Kerygma?”
   “Yep,” kata saya, “Sejak tahun 1990 yang lalu.”
   “Dan setelah itu, kamu menerbitkan 6 buah majalah lagi, Didache, Gabay, Companion, Sabbath... apa lagi yang lain?” tanyanya.
   “Fish, majalah remaja kami, dan Mustard, majalah anak-anak kami.”
   Dia memegang tangan saya dan bertanya, “Bo, bolehkah saya bertanya sesuatu?”
   “Silakan,” kata saya.
   “Dari mana kamu mendapat semua ide itu? Di samping majalah, kamu juga menerbitkan Preacherinbluejeans.com dan Kerygmafamily.com.... Wow, saya serius. Dari mana semua ide itu berasal?”
   Saya beri tahu sejujurnya, saya tidak dapat menjawabnya.
   Karena saya merasa jawaban saya akan terdengar sombong.
   Saya ingin memberitahunya, “Saya adalah sahabat Tuhan dan Dia berbicara kepada saya.”
   Tidak dengan kilatan petir dan guntur. Tapi dengan inspirasi biasa yang indah. Mengapa? Karena Dia adalah sahabat saya dan sahabat berbicara satu sama lain setiap hari. Tunggu sebentar. Kalau-kalau kamu berpikir saya berbicara sembarangan, bacalah kalimat saya berikut ini: Jika kamu melihat kembali hidupmu, kamu akan menyadari bahwa Tuhan telah berbicara kepadamu juga. Dia telah membimbingmu sepanjang hidupmu. Karena Dia adalah sahabatmu juga. Tidak ada yang spesial dengan saya. Saya kentut. Saya mendengkur. Saya tidur dengan mulut terbuka. Saya meninggalkan kaos kaki kotor saya di lantai (Maaf, Sayang).
   Kita semua adalah sahabat Tuhan.
   Kamu adalah sahabat Tuhan. Dan Tuhan suka berbiacara denganmu.
   Yesus berkata, 


Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku (Yoh 15:15).

   Setiap pagi, berteriaklah ke alam raya, “Saya adalah Sahabat Tuhan!”

Gambar Dirimu yang ketiga: Kamu Dapat Melakukan Segala Sesuatu Karena Kamu Adalah Pemenang Tuhan
   Kapan pun saya menghadapi sebuah masalah, saya mengatakan kata-kata hebat ini keras-keras:


Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Fil 4:13)
   Biar saya ceritakan sebuah cerita kepadamu yang baru saja terjadi tiga bulan lalu.
   Tiga bulan lalu, saya khawatir.
   Karena kami membeli sebuah Audio System untuk FEAST berharga P2.4juta yang mengejutkan dan di luar pikiran. (Benda ini memiliki kekuatan untuk mengisi stadion besar.) Dan saya juga berjanji pada pria yang menjualnya bahwa kami akan membayarnya dalam tiga bulan.
   Jujur saja, saya tidak tahu bagaimana mungkin saya dapat membayarnya dalam tiga bulan.
   Biar saya beri tahu mengapa: Tahun lalu, kelompok kami, Light of Jesus, mendirikan lebih dari seratus rumah untuk orang miskin di desa Gawad Kalinga kami di Montalban, ditambah lebih dari lima puluh rumah untuk orang miskin dalam He Cares, sebuah pelayanan jalanan untuk anak-anak. Pada waktu yang sama, kami juga membangun sebuah bangunan seharga P9juta untuk Light of Jesus Center kami. Karena semua proyek luar biasa ini berlangsung di saat yang bersamaan, kantong-kantong kami sekarang berlubang.
   Jadi tiga bulan yang lalu, saat saya menandatangani surat perjanjian bahwa saya akan membayar P2.4juta untuk Audio System, itu mengungkapkan kegilaan...

Teman-Teman Saya Sudah Terbiasa Dengan Kegilaan Saya
   Tapi setelah tahun-tahun ini, saya telah terbiasa dengan kegilaan saya, begitu pun teman-teman saya.
   Saya rasa saya juga tidak punya pilihan lain, karena FEAST mingguan kami telah berkembang pesat dan kami benar-benar membutuhkan peningkatan Audio System.
   Jadi setelah saya menandatangani selembar kertas itu, saya naik ke panggung dan berbicara kepada penonton FEAST kami. “Teman, kami perlu mengumpulkan P2.4juta dalam tiga bulan untuk Audio System.” Kerumunan di depan saya melihat saya dengan tanda tanya besar di wajah mereka, menunggu inti pembicaraan saya. Mungkin mereka pikir saya bercanda.
   Saat akhirnya mereka sadar bahwa saya serius, saya mendengar seseorang di barisan depan berbisik, “Apa ini bulan purnama? Bo lagi-lagi tidak berpikiran waras.”
   Setelah pengumuman saya, saya mengedarkan kantong persembahan untuk Audio System. Betul saja. Pada hari itu, kami mengumpulkan jumlah yang sangat besar, luar biasa, di luar akal pikiran sejumlah.....(tolong bunyi genderang)......P12,000! Wow, jika terus seperti ini, saya menghitung kami akan mencapai P2.4juta dalam, oh, lima tahun. Ya ampun, kami butuh keajaiban.
   Selama tiga bulan itu, saya tidak tahu berapa kali saya katakan, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Aku adalah pemenang Tuhan!
   Dan seiring berjalannya minggu, keajaiban itu datang.
   Pertama, pria luar biasa yang menjual Audio System itu menurunkan harganya menjadi P2.0juta. Dia berkata dia tidak lagi mau mengambil untung dari kami. (Diberkatilah jiwanya dan usahanya, Tuhan!) Kedua, banyak orang mulai memberi dengan penuh pengorbanan. Bahkan teman-teman dari luar negeri mengirim sumbangan mereka dengan setia.
   Dan hari ini, Audio System itu telah dibayar lunas.
   Selama 27 tahun pelayanan saya, Tuhan belum pernah membuat saya kecewa.
   Setiap pagi, berteriaklah ke alam raya, “Saya adalah Pemenang Tuhan!”

Pelajaran #2: Fokuskan Matamu Kepada Gambar Dirimu Yang Sejati
   Ronni adalah teman baik saya dan juga seorang pebisnis sukses.
   Ketika saya bertanya padanya mengapa dia begitu sukses, dia memberi tahu saya sebuah alasan yang sangat aneh: Dia berkata bahwa ketika dia masih kanak-kanak, ayahnya melarangnya membicarakan gosip di meja makan. Mereka tidak boleh membicarakan artis, tetangga mereka, atau hal-hal sepele biasa yang orang lain bicarakan.
   Sebaliknya, mereka selalu membicarakan bisnis.
   Bayangkan menjadi seorang bocah berumur 5 tahun. Dan semua di sekelilingmu, orang-orang membicarakan tentang bagaimana meningkatkan penjualan, bagaimana memuaskan pelanggan, dan bagaimana memasarkan produkmu!
   Sebagai seorang anak kecil, percakapan keluarga sehari-hari di meja makan ini melukiskan sebuah gambaran kuat dalam pikiran Ronni tentang akan menjadi apakah dia suatu hari nanti. Secara tidak sadar, dia sudah tahu dia akan menjadi pebisnis sukses.

Pelajaran #3: Apapun Yang Terjadi, Jangan Pernah Lepaskan Gambar Dirimu Yang Sejati
   Saat saya berpikir tentang Gambar Diri dari Tuhan, saya berpikir tentang Yusuf dalam Perjanjian Lama.
   Karena Yusuf mendapat mimpi tentang bagaimana dia di mata Tuhan. Dalam mimpi itu, dia melihat matahari, bulan, dan bintang-bintang membungkuk kepadanya. Ini menjadi Gambar Dirinya yang fantastis. Dia melihat dirinya sebagai Anak Tuhan, Sabahat Tuhan, dan Pemenang Tuhan. Dan lewat semua cobaan dalam hidupnya, dia terus berpegang pada Gambar Diri yang sejati ini.
   Yusuf tetap bangkit setelah setiap kegagalan, sekalipun orang lain tetap terus-menerus menjatuhkannya. Pertimbangkan daftar kegagalan ini:


  • Yusuf dibuang ke dalam sumur.
  • Yusuf dijual sebagai budak
  • Yusuf difitnah pemerkosaan
  • Yusuf dijebloskan ke dalam penjara
  • Yusuf dilupakan di dalam penjara!
Melewati semuanya ini, Yusuf pasti bertanya, “Tuhan, bagaimana dengan vision itu, mimpi itu, Gambar Diri itu yang Kau berikan padaku? Apakah itu palsu?”
   Tapi Yusuf tidak pernah menyerah.
   Setiap kali kegagalan menghancurkannya bagaikan pipa besi yang menghantam kepalanya, dia berpegang pada Gambar Diri yang Tuhan berikan dalam hatinya. Dia percaya bahwa dia akan menjadi seorang pemenang.


   Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor 5:7)
   Dan pada akhirnya, Gambar Diri Yusuf menjadi nyata.
   Dia menjadi Pemerintah di seluruh Mesir.
   Biar saya ceritakan sebuah cerita terakhir tentang kipas angin elektrik.

Gunakan Kekuatan Gambar Dalam Hatimu
   Ketika dia menikah, Rudy sangat miskin, dia bahkan tidak mampu membeli kipas angin elektrik. Dia dan istrinya menyewa sebuah kamar kecil seharga P90 per bulan. Dan kamar kecil ini menjadi panas ketika musim panas, dan tanpa sebuah kipas angin, kamar ini menjadi benar-benar panas.
   Tapi bahkan dalam kemiskinannya, Rudy percaya pada mimpinya.
   Dia juga seorang pemercaya yang hebat dengan memiliki gambar-gambar untuk mengingatkannya tentang mimpi-mimpinya.
   Maka dia melakukan hal yang konyol. Dia mengambil sebuah koran, memotong sebuah foto kipas angin elektrik, dan menempelkannya di dinding mereka. Dan setiap kali dia melihat foto itu, foto itu mengingatkannya pada gol besar dalam hidupnya (saat itu): Bahwa dia akan bisa membeli sebuah kipas angin elektrik untuk istrinya tercinta.
   Setiap kali dia melihat butir-butir peluh di dahinya, dia pergi ke foto itu, dan “menekan” tombol kipas itu. Dia berfokus pada mimpinya.
   Empat hari kemudian, Rudy mendengar ketukan di pintu.
   Ketika dia membukanya, dia melihat tetangganya memegang sebuah kipas angin listrik. Tetangganya itu berkata bahwa dia akan pindah dan bertanya apakah Rudy mau membeli kipas angin tuanya seharga P50.
   Rudy kegirangan. “Ya!” katanya.
   Dalam empat hari, kipas angin betulan sekarang menggantikan foto itu.
   Foto berikutnya yang ditempel di dinding adalah sebuah van putih yang cantik. Bodoh, bukan? Bagaimana mungkin seorang pria miskin yang bahkan tidak dapat membeli kipas angin elektrik sekarang bermimpi untuk membeli sebuah van?
   Tapi dia tetap bermimpi untuk van itu dan bekerja keras. Van putih datang. Begitu juga rumah yang lebih besar. Di sini (Filipina) dan juga di Amerika.
   Hari ini, Rudy adalah seorang multi-milionaire. Karena dia memiliki gambar-gambar yang menuntunnya selama perjalanannya. (Dan kalau-kalau kamu penasaran, ya, Rudy juga adalah salah satu mentor finansial dalam Program Truly Rich Coaching saya. Saya harap kamu dapat bertemu dengannya suatu hari nanti.)
   Memiliki foto ternyata berhasil!

Gantung Dalam Hatimu Gambar Dirimu Yang Sejati
   Tapi saya tidak memintamu untuk hanya menggantung foto sebuah kipas angin elektrik di dindingmu.
   Gunakan kekuatan gambar untuk sebuah tugas yang lebih penting: Gantung sebuah foto dirimu sendiri di dalam hatimu—orang macam apa yang Tuhan inginkan kamu menjadi di masa depan. Seperti Rudy, saya ingin kamu berfokus pada foto itu—Gambar Dirimu—dan mimpikan mimpi-mimpi besar.
   Lihatlah dirimu sebagai seorang kudus.
   Lihatlah dirimu sebagai seorang yang menyenangkan.
   Lihatlah dirimu sebagai sorang yang sukses.
   Dan lihatlah dirimu sebagai seorang yang “benar-benar kaya”.
   Definisikan kembali dirimu. Sekarang.


Saya tetap sahabatmu,




Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-


NB:
  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Redefine Yourself". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^




Bookmark and Share

2 komentar:

  1. Hi Hilda!.. I appreciate that you too are a fan of Bo... Keep it up.. God bless

    Paul
    www.felicissima.wordpress.com

    BalasHapus
  2. Hi Paul...
    Thx for your comment...
    And thx again for reading my article...
    I wonder if u actually understand this article... Haha...
    GBU alwayz... ^^

    BalasHapus

What do you think about this post?