15 Maret 2011

Thailand Trip Part 1: The King

Thailand
Beberapa waktu yang lalu, aku berkesempatan untuk menengok salah satu negara tetangga kita. Negara itu adalah Thailand. Puji Tuhan buat kesempatan ini karena di sana aku bisa mempelajari banyak hal yang menarik. Salah satunya adalah seberapa besar makna seorang raja.

Kita yang lahir di negara demokratis, tentu tidak pernah merasakan kepemimpinan seorang raja. Seorang presiden, seberapa besar pun kekuasaannya, tetap dapat digulingkan oleh rakyatnya bila kepemimpinannya tidak memuaskan sebagian besar rakyatnya. Lain dengan seorang raja. Kekuasaan seorang raja itu absolut, posisi seorang raja itu paling tinggi dan tidak tergantikan. Seorang raja adalah seseorang yang mengundang decak kagum dan penuh dengan karisma sehingga seluruh rakyatnya rela melakukan apapun bagi rajanya.

Pecahan Uang Baht
Begitulah di Thailand. Negara Thailand dipimpin oleh seorang raja. Dan katanya, raja di negeri ini sangat dihormati sehingga tindakan sekecil apapun yang dianggap menghina raja dapat diberi hukuman penjara. Uniknya, di sepanjang jalanan kota Bangkok, hiasan yang paling utama adalah foto raja (plus foto ratu di beberapa tempat sebagai sedikit variasi. Hehe.). Foto raja ini akan dicetak sebesar papan iklan billboard dan dipajang di tengah kota, di depan gedung pemerintahan, di perempatan jalan, bahkan di toko kelontong (dengan ukuran lebih kecil sebesar foto 12R). Bahkan, gambar raja tercetak di seluruh jenis uang Baht (mata uang Thailand). Mulai dari recehan 1 Baht hingga lembaran 1000 Baht, semuanya bergambar raja. Bahkan, ketika aku berkesempatan menonton  sebuah acara tarian kebudayaan Thailand, sebelum acara dimulai seluruh hadirin diminta berdiri untuk menghormati raja. Padahal sang raja tidak ada di sana waktu itu. Saat itu hanya dimainkan lagu kebangsaan Thailand sambil diputar video tentang kepemimpinan sang raja di layar. Bahkan katanya, gadis-gadis Thailand akan belajar menari dari kecil dengan harapan akan diminta untuk menari di hadapan raja suatu hari nanti, dan itu adalah kehormatan yang paling besar bagi setiap wanita di Thailand. Woow… Aku pikir, luar biasa sekali raja ini. Dia menyentuh setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Aku yang turis saja sampai hafal dengan wajahnya walaupun hanya menghabiskan waktu 1 minggu di sana.

Grand Palace-Bangkok
Lebih luar biasanya lagi, aku berkesempatan mengunjungi istana-istana raja Thailand di jaman dahulu. Di sana, dibangun beberapa istana dengan desain dan keunikannya masing-masing. Semua gedung dibangun dengan detail yang begitu indah. Ada yang bergaya arsitektur China, Barat, bahkan ada yang bergaya arsitektur Thailand lengkap dengan kuil-kuilnya dan tidak kalah indahnya. Setiap istana tersebut begitu besar dan megah. Beberapa kompleks istana yang boleh dimasuki oleh turis bahkan memamerkan interior yang megah dan indah. Semuanya kelihatan kuno, tapi megah dan indah. Karena di tempat itulah seorang raja pernah tinggal. Semua yang ada di sana adalah yang terbaik dan terindah. Bahkan karpet yang hanya menghiasi lantainya pun sangat indah dan tertata dengan begitu apik dan bersih. Indah sekali. Itulah persembahan para rakyat bagi rajanya. Pengagungan yang begitu tinggi dilambangkan lewat setiap benda yang ada di dalam istana-istana tersebut.

Seorang raja pasti adalah seorang yang sangat berwibawa. Seorang raja adalah orang yang nomor satu yang ada di negeri tersebut. Segala titah raja adalah kewajiban. Dapat bertemu dengan raja adalah suatu kehormatan yang tiada bandingnya. Dapat memberikan persembahan yang berkenan di hati raja dan menyenangkan hati raja merupakan kehormatan yang paling tinggi bagi setiap rakyatnya. Seorang abdi rela melakukan apapun demi setia melayani Sang Raja. Menentang raja adalah kejahatan yang paling keji dan pasti mendapat hukuman mati.

Bagi kita yang tinggal di negara demokratis, apakah kita pernah benar-benar mengerti apa makna kata “Raja”? Kita sering memanggil Tuhan kita “King of kings” (Raja di atas segala raja). Tapi pujian itu hanya keluar dari mulut kita begitu saja tanpa kita sadari apa maknanya. Benarkah kita sudah menempatkan Tuhan dalam posisi “Raja” di hidup kita?

Buatku, Tuhan memang pantas disebut “King of kings” karena Dia adalah Raja yang tidak pernah menyalahgunakan kekuasaannya dan mencintai rakyat-Nya sedemikian besar sehingga rela melakukan apa saja agar rakyat-Nya bahagia. Dia tidak menghukum mati kita bila kita melakukan kesalahan, melainkan memeluk kita dengan penuh kasih dan mengampuni kita. Dia tidak meminta kita menghormati-Nya, karena tanpa penghormatan kita pun Tuhan tetap agung dan mulia. Dia tidak memaksa kita untuk melayani-Nya, tetapi Dia mengajak kita menjadi teman sekerja-Nya, kolega-Nya, sahabat-Nya, bukan kacung, bukan pembantu.

Kalau memang raja di Thailand, yang hanya seorang manusia, saja bisa dicintai dan mendapatkan penghargaan yang sedemikian besar dari rakyatnya, bagaimana dengan kita kepada Tuhan? Tuhan jauh lebih baik, jauh lebih agung, jauh lebih berjasa di dalam hidup kita. Sudahkah kita mencetak foto Tuhan di setiap sudut hati kita supaya kita selalu mengingat-Nya? Sudahkah kita menghormati-Nya dengan tidak mengotori Bait-Nya (baca: tubuh dan pikiran kita)? Sudahkah kita menghayati kebesaran-Nya sehingga merasa begitu tersanjung bila kita dipilih untuk melayani-Nya?

Summer Palace-Ayutthaya
Tuhan adalah Raja di atas segala raja. Seharusnya aku dapat menghormati-Nya dengan cara yang lebih daripada cara masyarakat Thailand menghormati rajanya. Seharusnya aku dapat membangunkan tahta yang lebih indah lewat pujianku bagi-Nya. Tahta yang jauh lebih indah daripada semua istana raja di dunia. Seharusnya aku dapat melayani-Nya dengan hati yang lebih setia. Jauh lebih setia dari abdi raja mana pun di dunia. Tapi kenyataannya, aku belum menempatkan Tuhan sebagai Raja di dalam hidupku. Dan aku hanya menganggap-Nya sebagai “seorang raja”, bukan sebagai “Sang Raja” dalam hidupku.

Tuhan tidak akan minta dipuja seperti raja-raja dunia. Tetapi Dia memang layak dipuja melebihi semua raja-raja dunia. Tuhan tidak akan memaksa kita melakukan perintah-Nya. Tetapi Dia ingin kita melakukan segala perintah-Nya dengan cinta, bukan sebagai kewajiban. Maka kita sebagai rakyat-Nya, seberapa jauhkah kita mampu mengungkapkan pemujaan kita kepada-Nya? Seberapa besarkah keagungan Tuhan di mata kita sehingga kita patut memberi-Nya penghormatan? Seberapa tinggikah posisi Tuhan di hati kita sehingga kita mau melayani-Nya dengan setia? Ya, Dia memang Raja, tapi dia tidak akan bertingkah laku seperti raja di dunia. Itulah yang membuat-Nya sungguh mulia dan layak ditinggikan.

© hiLda 2011

Bookmark and Share
Baca selengkapnya...