13 Juli 2011

No Need For A Second Chance

Sudah nonton film "Insidious"? Kalau sudah, pertanyaan yang mengikuti setelah itu pasti: "Bisa tidur ga abis nonton film itu?" Hahaha. Karena film ini super thrilling dan horor abis!! Setelah keluar dari teater pun, rasanya bulu kuduk masih merinding dan jantung masih deg-degan. Fiuh!! Luar biasa. Ini salah satu film horor terbaik yang pernah aku tonton (bersaing ketat dengan "Shutter" dan "Jalangkung 2").

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil yang memiliki kemampuan Astral. Artinya, rohnya bisa keluar dari tubuhnya dan berjalan-jalan ke "dunia lain" sementara tubuhnya tertidur lelap di "dunia ini". Ketika tubuhnya ditinggalkan oleh rohnya, ternyata banyak makhluk jahat dan roh gentayangan yang mengincar tubuhnya karena mereka berebutan ingin bisa merasuki tubuhnya. Kenapa mereka begitu inginnya memiliki tubuh kosong ini? Karena mereka ingin memiliki kesempatan kedua untuk hidup di dunia ini. Wow!!

Sebegitu berharganya kah kesempatan kedua? Well, aku rasa jelas YA! Apalagi bila kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan namun berada dalam kondisi di mana kita tidak memiliki kesempatan untuk memperbaikinya sama sekali. Satu kesempatan lagiiii saja akan menjadi amat sangat berharga. Dari cerita dalam film ini, aku mulai berpikir: "Bagaimana dengan aku ketika nanti aku sudah tidak ada di dunia ini lagi? Akan ke manakah aku pergi? Layakkah aku menghadap St. Petrus di Gerbang Surga? Bagaimana kalau nasibku ternyata menjadi seperti roh-roh gentayangan di film ini? Bingung harus ke mana, tidak tahu arah, tersesat, ingin kembali lagi ke dunia tidak bisa, ingin pulang ke Surga pun tidak tahu jalannya ke mana. Bagaimana bila nanti aku masih memiliki hutang atau menyisakan luka di hati saudaraku? Aku akan pergi dengan penyesalan yang amat dalam! Tapi aku tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk memperbaikinya.." Wah, rasanya mengerikan sekali membayangkan hal-hal ini bukan?!

Namun akhirnya aku menemukan jawabanku: "I will live my life with the best that I can be!!" Aku akan menjadi aku yang TERBAIK selama aku masih diberi kesempatan untuk menginjakkan kakiku di atas dunia ini. Aku akan menggapai semua mimpi-mimpiku selagi aku punya kesempatan sehingga aku tidak perlu menyesali suatu apapun ketika Tuhan memanggil aku nanti. Hey! I won't need any second chance!! Aku percaya saat nanti Tuhan memanggilku, Dia akan datang menjemputku dengan barisan malaikat-Nya untuk mengantarku ke Surga! Kenapa? Karena aku adalah anak-Nya yang sangat Dia sayangi. Thanks, God!!



Aku tidak perlu khawatir akan hal apapun. Yesus berkata,
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." (Yoh 14:2)
Bila kita adalah sahabat-Nya, tentu Dia akan mengenal kita dan menyediakan tempat bagi kita di Surga. Bagaimana cara agar kita bisa menjadi sahabat-Nya? Dengan menjadikan Yesus sebagai juruselamat dan teladan hidup kita. As simple as that!

Tetapi sayangnya masih banyak orang di dunia ini yang hidup seolah-olah mereka tidak akan pernah mati. Mereka terjebak dalam kebahagiaan semu yang ditawarkan dunia: free sex, narkoba, pecandu alkohol, materialistis, korupsi, dan masih banyak lagi. Mungkin mereka pikir setelah mereka hidup di dunia ini tidak ada pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan selama mereka hidup. Padahal dengan cara hidup seperti itu, mereka telah menandatangani kontrak untuk menjadi roh gentayangan yang mendambakan kesempatan kedua untuk hidup lagi di dunia ini ketika mereka mati nanti. Menyedihkan!!

Teman, seorang bijak berkata: "Live as if you are dying!" Hiduplah seolah-olah kamu sedang sekarat! Karena orang yang sekarat adalah orang yang paling tahu betapa berharganya hidup yang dia miliki, betapa berharganya setiap langkah yang masih boleh dia tapaki, betapa berharganya setiap hembusan nafas yang masih boleh dia hirup. Hiduplah sebagaimana Yesus hidup. Setiap langkah-Nya menjadi berkat, setiap ucapan-Nya menjadi firman yang hidup, setiap perbuatan tangan-Nya memulihkan orang lain. Dan ketika Dia wafat, seluruh Surga dan bumi bersorak-sorai menyambut kemenangan-Nya, karena Dia taat kepada Bapa sampai akhir hayat-Nya. Jadilah seperti Dia. Tentu tidak akan se-sempurna Dia. Tapi paling tidak, ketika saatnya tiba nanti, Tuhan kita yang selalu melihat kedalaman hati kita akan tahu bahwa kita layak untuk masuk ke dalam Rumah-Nya yang kudus. Sehingga kita tidak perlu lagi mendambakan kesempatan kedua untuk bisa hidup lagi dan menebus dosa-dosa kita.

God love you all.. ^_^


© hiLda 2011

4 komentar:

  1. Rudi Tjiptadi13 Juli, 2011 20:03

    ya, sy uda tau. dvd nya kan ada...
    hubungan dgn religi yg Hilda tulis, jg TWO THUMBS UP.

    BalasHapus
  2. I think there is a motivational book that talks about how you should live your life like the way you told, as it seems you will not have not much time living or something. Forgot the book's name though hahaha. But nice post, Bu Hilda :))

    BalasHapus
  3. @Pak Rudi: Thanks buat comment-nya, Pak.. Puji Tuhan kalo bisa membangun.. Share ke teman-temannya juga ya, Pak.. Hehehe.. =D

    BalasHapus
  4. @Agus: Yoi, Gus.. Gw dapet kata-kata itu juga dari blog-nya Bo Sanchez sih.. Tapi dia juga dapet dari orang lain, ga tau siapa nya.. =)
    Thanks uda mampir, Om Agus yang supeerr.. =D

    BalasHapus

What do you think about this post?