29 Januari 2010

The Right Thing About Wrong

Minggu kemarin, PD kami pergi ke Bekasi untuk mengadakan bakti sosial. Kebetulan, aku salah satu yang ditugaskan untuk menyetir. Walaupun jauh dari Jakarta, perjalanan berangkat ke sana tidak mengalami masalah apapun. Tapiii... Dalam perjalanan pulang mobilku tersesat sampai ke BSD City. OMG! Bayangkan, Bekasi-BSD... Jakarta nya aja udah kelewat....

Lucunya, setelah dipikir-pikir sebenarnya aku sudah merasa bahwa arah jalan yang diberikan temanku itu salah. Tetapi karena memang aku tidak tahu arah mana yang benar dan temanku itu berkata dengan penuh keyakinan, maka aku percaya padanya. Haha.

Kalau direnungkan, mungkin terkadang kita pun mengalami hal ini dalam kehidupan kita. Kita seolah-olah merasa dan tahu bahwa apa yang kita lakukan itu salah. Tapi dunia terus meyakinkan kita bahwa jalan dunia lah yang benar. Ditambah begitu banyak orang yang meyakini hal itu sehingga semakin menjadikan hal itu seolah-olah benar. Padahal, sudah jelas itu salah. Sudah jelas tidak mungkin benar. Tapi dunia memberikan pembenaran-pembenaran yang semakin menggoyahkan apa yang sebenarnya sudah kita percayai. Dan tahukah apa yang akhirnya terjadi? Akhirnya kita akan tersesat dan kehilangan arah. Kita tidak tahu harus ke mana dan ketika kita sudah terlanjur tersesat, kita tidak dapat lagi menemukan jalan pulang.

Lalu apa yang harus dilakukan? Ketika itu kami sudah tersesat di jalan tol lingkar luar Jakarta. Tidak ada orang di sekitar yang bisa kami tanyai, dan seisi mobil pun tidak tahu ke mana selanjutnya kami harus berjalan. Namun, salah satu temanku akhirnya mengangkat telepon dan bertanya kepada temannya yang tahu jalan-jalan di Jakarta. Dan dengan panduannya, kami bisa kembali menemukan jalan pulang. Whew... Thx God...

Ya... Inilah hal yang benar tentang kesalahan, yaitu bahwa kita selalu bisa berputar balik. Ketika kita tersesat dalam kehidupan kita, tenggelam dalam kesulitan-kesulitan hidup kita, kita seolah tidak menemukan jalan keluar. Malah semakin kita berjalan, semakin kita jauh dari "rumah" kita. Ketika itulah kita perlu seseorang yang tahu ke mana jalan pulang ke "rumah". Dialah Yesus. Dia berkata, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup." Karena memang hanya Dia lah yang tahu ke mana jalan pulang itu.

Mungkin saat itu aku membuat keputusan yang salah dengan mengabaikan kata hatiku. Aku terlambat mengambil jalan memutar sehingga kami harus sampai ke BSD dulu untuk menyadari bahwa kami telah tersesat. Tapi sejauh apa pun aku tersesat, aku selalu bisa memutar balik mobilku untuk bisa kembali ke jalan pulang yang benar. Yang harus aku lakukan hanyalah mencari jalan yang benar itu dengan bertanya pada orang yang tepat.

Jadi ketika aku tersesat dalam kehidupanku, sudah tentu orang pertama yang akan aku tanyai adalah Yesus Penyelamatku. Aku yakin GPS-Nya ke Rumah Bapa pasti selalu akurat. Haha.

GBU always... ^_^
© hiLda



Bookmark and Share


3 komentar:

  1. klo nyasarnya ke karawang, bisa ke rmh gw tuh hehehe ;p

    BalasHapus
  2. Tapi kq sy ga liat mobil mu lwt rmh sy sih, Hil...

    BalasHapus
  3. Huehehehe....
    Thx for all the comment... ^_^

    BalasHapus

What do you think about this post?