01 Februari 2012

Indonesia Tanah Air Beta: The Truth of “Permohonan Paspor Online”

Indonesia adalah negara yang menggoda. Menggoda untuk lebih memilih jalan yang dianggap lazim oleh banyak orang walaupun sebenarnya salah.

Minggu lalu saya benar-benar dijui kesabarannya. Padahal yang saya lakukan sangat-sangat sederhana dan biasa: mengganti buku paspor. Dari awal memang semua orang menyarankan, “Pake calo aja, daripada repot bolak balik. Belum lagi nunggunya.” Well, I was tempted actually, but my heart says, “Let’s try this the right way.”

So, dengan memanfaatkan teknologi informasi yang kian canggih, aku mencoba aplikasi permohonan ganti buku paspor lewat web site (www.imigrasi.co.id). Sempat hampir putus asa untuk memasukkan aplikasi online, karena berkali-kali aku mencoba, selalu putus di tengah. Seolah-olah server-nya tidak memberi respon sama sekali (dan FYI, web site DirJen Imigrasi ternyata menggunakan Joomla. OMG?!?! Can’t they find a REAL PROGRAMMER to create such a public service web site?? *sigh*). Setelah seharian mencoba, akhirnya sukses juga mendaftar online. Dan aku pun mendapat surat bukti permohonan aplikasi online.

Pada hari yang ditentukan, aku sudah sampai di kantor imigrasi sejak pukul 7.30 pagi. Aku mengantri di bagian Customer Care untuk mendapatkan formulir tertulis (karena walaupun kita sudah mendaftar online, kita tetap perlu mengisi formulir tertulis. OMG!! Can’t they find a good consultant to make a more reasonable business process?!?!). Segera setelah selesai mengisi formulir, aku mengambil nomor antrian. Dan ternyata disediakan loket khusus untuk aplikasi online. Aku mendapat antrian no. 10.

Mulai mengantri pukul 8.30, aku baru mendapat giliran menyerahkan berkas ke loket pukul 9.30. Cukup lama ya, padahal cuma menyerahkan berkas saja. Setelah itu aku diminta untuk menunggu lagi hingga dipanggil namanya di loket 5.

Selama menunggu itu, rupanya berkas-berkasku diverifikasi oleh para petugas. Coba tebak, jam berapa namaku baru dipanggil? Namaku baru dipanggil pukul 11.00. Yap, 1,5 jam hanya untuk memverifikasi berkas-berkas yang sebenarnya sudah aku upload secara online beberapa hari yang lalu. OMG?! What are they doing all those days before my appointment day? *sigh again*. And you know the funny part? Selama 2,5 jam menunggu di sana, aku memperhatikan ada beberapa orang calo yang terus datang bolak-balik ke loket. Berbicara sebentar, tahu-tahu diserahi banyak dokumen. Ada orang-orang yang baru saja datang ditemani calonya, langsung melangkah ke loket tanpa mengantri, lalu langsung mendapatkan nomor antrian untuk ke kasir. Dari nomor antrian ke 10, aku mendapat nomor antrian ke-70 untuk membayar di kasir *ngelus dada*.

Luar biasa ya negara kita. Dan coba tebak, pukul berapa aku baru selesai mengurus semuanya? Pukul 13.30. Bayangkan, pukul 8.00 - 13.30, artinya 5,5 jam hanya untuk mengganti buku paspor. Tidak masuk akal!!

Lucu sekali bagaimana negara kita ini beroperasi. DirJen Imigrasi adalah salah satu kantor yang paling ramai didatangi publik. Masa iya membeli web site yang bermutu saja tidak bisa? Dan yang lebih ironisnya lagi adalah spanduk ini:
(Klik pada gambar untuk melihat lebih jelas)
Look how our government do a really terrific job to lick his own a**. Dengan lantang mereka bilang menentang tindak percaloan dan korupsi. Kenyataannya, para calo diberi name tag khusus bahkan disediakan ruangan khusus untuk menunggu dan beroperasi. *ANCUURRRR DAHH*. Honestly, it’s really sad to look at those facts. Bagaimana bangsa Indonesia bisa maju dengan memiliki pemimpin yang bermuka dua. 

Tapi 1 hal yang aku sadari, aku sama sekali tidak menyesal menghabiskan waktu 5,5 jam untuk mengajukan penggantian buku paspor secara legal. Tidak akan ada asap bila tidak ada api. Calo itu seperti asap. Dan kita-kita yang malas menunggu dan melakukan tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik lah yang menjadi apinya. Memang menyebalkan, birokrasi Indonesia (khususnya Jakarta, karena di Bandung tidak separah ini) sudah amat sangat bobrok. Ketika sesuatu sudah amat sangat hancur, perbaikan sekecil apapun pasti akan sangat berarti. Seperti sebuah larutan yang sangat asam, bila diberi air sedikit saja akan langsung terasa perbedaannya.

Aku rasa, bila seluruh warga Indonesia mau melakukan tanggung jawabnya, dan berhenti menjadi api, asap itu lama-kelamaan akan menghilang. Sedikit demi sedikit. Ini hanyalah sebuah cerita kecil tentang betapa rusaknya negara kita. Kalau kamu berharap, bahkan hanya sedikit saja, bahwa Indonesia suatu saat akan menjadi negara yang lebih baik, aku harap kamu bisa belajar juga untuk berhenti menjadi api. 

Mulailah dari sesuatu yang kecil supaya kita bisa melakukan sesuatu yang besar suatu hari nanti. Tidak ada gedung yang indah yang langsung jadi begitu saja. Semuanya harus dibangun sedikit demi sedikit dari pondasinya hingga ke atapnya. Mari kita membangun Indonesia yang lebih baik lagi. Apapun caranya, selama hal itu baik dan benar, walaupun menyebalkan dan mengesalkan, berusahalah melakukannya. Semoga 5 tahun ke depan ketika aku harus mengganti buku paspor lagi, Kantor Imigrasi Indonesia bisa menjadi tempat yang lebih bersahabat bagi warganya yang jujur.


God bless Indonesia... ^_^


© hiLda 2012


7 komentar:

  1. where do U wanna fly again, Hilda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.. Tau aja si Bapak..

      Tunggu aja tanggal mainnya Pak Rudi.. Pasti aku share lagi di sini nanti... =D

      Hapus
  2. cape hil ngomongin bobroknya negara indon ini.. negara kita butuh revolusi birokrasi bukan evolusi lg.. butuh kekuatan massa biar "pay attention" bagi birokrat indon..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang cape Sob.. Tapi kalo tidak dimulai dengan perubahan yang kecil, tidak akan ada perubahan yang besar... =D

      Hapus
  3. Tau dari mana mereka pake joomla?
    Untung gw waktu itu ga jadi daftar online, jadinya daftar di daerah.
    Lewat jalur legal n memang lama, disalip2 calo.. Tapi ga nyampe 5 jam sih, paling 2-3 jam. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu buka-buka web site nya, sempet lagi down trus muncul lambang Joomla plus tulisan "This web page is under construction" ato something like that lah. Hahaha. Kocak abis.

      Emg, di Bandung jg masih disalip2 calo. Tapi ga separah itu sampe 5 jam sih. Makanya gw bilang Jakarta lebih parah daripada kota-kota lain. Padahal dia ibukota. Malu-maluin dah.

      Hapus
  4. mbak, emang gila bgt deh... saya nyoba passpor on line dari oktober 2012 smp detik ini, selalu error message!!! ga dikantor ga dirumah, sya pernah 1x kirim email komplain.... dijawabnya setelah saya lupa, krn sedang ada perbaikan server... helloooo.... lama bgt y servernya diperbaiki?? kayanya sengaja kali ya disuruh pake jasa calo? apa dirjen imigrasi mau peduli?? harusnya diselidikin KPK neh, mereka dah korupsi brp banyak......

    BalasHapus

What do you think about this post?