20 Juni 2012

Elang dan Kalkun

Artikel ini menceritakan Kisah Elang dan Kalkun.

Dahulu kala, Elang dan Kalkun adalah sahabat baik. Mereka sering terbang bersama, mencari makanan dan menghabiskan waktu dengan melintasi udara.

Zaman dahulu kalkun dapat terbang setinggi elang dan dengan tubuh rampingnya ia dapat mencari makanan dengan gesit bersama elang.

Bukan sesuatu yang janggal bila ada elang pastilah di sana terdapat kalkun menemaninya dan manusia pun merasa hal itu adalah sesuatu yang wajar.

Di suatu hari yang terik saat keduanya sedang asik terbang, kalkun berkata pada elang “Mari kita mencari makan, perutku mulai merasa lapar” dan elang menyetujuinya.

Turunlah elang dan kalkun di sebuh peternakan yang besar milik seorang petani, tiba-tiba ketika sedang mencari makan di rindangnya pepohonan, seekor sapi yang lewat mempersilahkan elang dan kalkun untuk mengambil jagung yang sedang dimakan sapi.

“Silahkan ambil jagung ini jika kalian mau”.

Elang dan kalkun pun terkejut, baru kali ini mereka ditawari makanan, selama ini mereka harus mencari makanan sendiri, terbang bermil-mil jauhnya dan tidak pernah berpikir apa yang akan dimakan besok, karena mereka harus berburu untuk makan.

“Mengapa kau memberikan jagung ini kepada kami?”, tanya elang kepada sapi. “Kami di sini memiliki banyak makanan, petani selalu memberikan kami makanan dan kami tidak perlu mencari apapun, seluruh makanan enak selalu tersedia untuk kami tiap hari”.


Betapa terkejutnya Elang dan kalkun saat mendengar jawaban sapi. Dengan lahapnya elang dan kalkun memakan hidangan yang diberikan sapi.


Keesokan harinya elang dan kalkun datang lagi ke peternakan dan memakan makanan yang disajikan dengan penuh kesenangan.

Hari pun terus berlalu dengan makanan yang berkelimpahan hingga suatu hari kalkun berkata pada elang “Sahabatku, sebaiknya kita tetap di sini, di peternakan ini kita tidak perlu bersusah payah mencari makanan semua tersedia hanya untuk kita”.

Elang pun menjawab dengan penuh pertimbangan, keinginannya untuk berpetualang dan menemukan hal baru serta menerima tantangan baru tiap hari dan menikmati kemerdekaannya untuk terbang bebas membuat Ia enggan untuk menerima ajakan kalkun.

Kalkun tetap dengan keputusannya untuk tetap tinggal dan elang mengucapkan salam perpisahan kepada teman lamanya kalkun, sambil terbang tinggi di angkasa.

Hari berganti hari, kalkun dengan kehidupan di peternakan dipenuhi dengan kenikmatan makanan yang berlimpah dan setiap hari yang santai sehingga tubunya menjadi gemuk, Ia pun tidak pernah terbang lagi karena untuk menemukan makanan ia cukup berjalan menggunakan kakinya.

Hingga di suatu malam, kalkun mendengar istri sang petani akan memasak hidangan kalkun panggang untuk merayakan Thanksgiving, kalkun merasa terancam dan memutuskan untuk pergi dari peternakan tersebut, namun tanpa ia sadari keahliannya untuk terbang sudah leyap, ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya yang terbebani oleh bobot badannya yang berat.

Dan di hari Thanksgiving sang petani pun melahap sajian kalkun panggang yang lezat.

Dari cerita ini , kita dapat menarik pelajaran bahwa saat Anda menyerah terhadap tantangan hidup, terlalu lama berdiam di comfort zone dan mencari keamanan tanpa pernah mencoba meraih yang lebih baik, saat itulah Anda akan terperangkap dalam kenyamanan semu, sampai suatu hari Anda menyadari dan menyesali potensi besar yang Anda sia-siakan dalam hidup Anda dan saat itu tidak ada lagi kesempatan yang tersisa.

Menurutku, tidak ada yang salah dengan menyukai comfort zone. Karena comfort zone itu memang menyenangkan. Dan di tempat seperti itulah kita bisa rehat dari semua kesibukan yang lain. Comfort zone akan menjadi berbahaya ketika comfort zone itu mulai memanjakan kita sehingga kita tidak lagi memiliki tujuan yang jelas akan keberadaannya. Comfort zone itu mulai menjadi berbahaya ketika kita mulai keenakan tinggal di sana. Kita bukan hanya beristirahat, tetapi juga mulai menjadi malas bergerak dan berkembang saking enaknya. Tempat seperti inilah yang dapat membunuh semua potensi yang ada di dalam diri kita.

Kenali comfort zone yang berbahaya itu. Bila kamu ada di dalamnya, cepat-cepatlah bulatkan tekadmu untuk keluar dari sana. Karena hidupmu cuma satu kali dan terlalu berharga untuk disia-siakan begitu saja.


GBU alwayz... ^_^

PS: Thanks to Renee for sharing this story.... =)

5 komentar:

  1. Rudi Tjiptadi21 Juni, 2012 03:37

    acungkan dua jempol.....

    BalasHapus
  2. Rudi Tjiptadi24 Juni, 2012 09:38

    kq jd nya elang dan kalkun..... apa Hilda pingin jd kalkun n bs nikmati indah nya warna ekor burung elang? kan elang nya sndiri ga bs liat dy pny ekor... kalkun yg liat indah nya...ibarat liat indah nya panorama di manca negara yg Hilda kunjungi.. ke mana niy.... oleh oleh crita nya...apa dri Zimbabwe??

    BalasHapus
  3. haha... jadi malu hil.. Thank you...
    muda2an bermanfaat bagi yang baca... :)

    BalasHapus
  4. A nice fable that I think clearly resemble on how most of us feels too comfortable or even too afraid to leave the status quo.
    Thanks for sharing this, Hil. And to Renee, also.
    Hope both of you are doing just fine :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Om Agus... =D

      Suatu hari harus mengikuti langkah lo nih, berani mengejar passion... =D

      Hapus

What do you think about this post?