31 Agustus 2009

Fokus Pada Ambisimu, Bukan Ketergantunganmu

Apakah kamu punya ketergantungan tersembunyi yang mencuri kehidupanmu?
Bagian 2 dari 8 seri Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk Sekarang!
by Bo Sanchez

Apakah kamu orang yang logis?
Izinkan saya bertanya 4 pertanyaan untuk menguji kekuatan logikamu (Saya yakin kamu sudah pernah melihat pertanyaan ini sebelumnya):
  1. Pertanyaan #1: Bagaimana caramu memasukkan jerapah ke dalam kulkas?
    Jawab: 3 langkah: 1) Buka kulkas; 2) Masukkan jerapah; 3) Tutup kulkas
  2. Pertanyaan #2: Bagaimana caramu memasukkan gajah ke dalam kulkas?
    Jawab: Jika kamu menjawab, 1) Buka kulkas; 2) Masukkan gajah; 3) Tutup kulkas, itu jawaban yang salah. Ini jawaban yang benar. Sekarang ada 4 langkah: 1) Buka kulkas; 2) Keluarkan jerapah; 3) Masukkan gajah; 4) Tutup kulkas.
  3. Pertanyaan #3: Lion King memanggil untuk rapat seluruh hewan. Salah satu dari mereka tidak bisa hadir. Siapakah itu?
    Jawab: Gajah, tentu saja. Dia ada di dalam kulkas.
  4. Pertanyaan #4: Ada sebuah sungai yang dihuni banyak buaya. Bagaimana cara menyebrangi sungai itu dengan aman?
    Jawab: Berenang saja. Karena semua buaya sedang menghadiri rapat dengan Lion King.
Bagaimana jawabanmu? Apakah kamu seorang yang logis?
Izinkan saya membagikan sebuah cerita Alkitab tentang seseorang yang tidak berpikir terlalu logis...


Pemikiran Tidak Logis Yang Kita Semua Lakukan
Yakub dan Isai adalah saudara kembar. Tapi Isai diangkat sebagai anak sulung karena dia keluar dari rahim ibunya lebih dulu. Suatu hari, Yakub sedang memasak sup. Isai pulang dari berburu dan sangat kelelahan dan lapar. Isai berkata kepada Yakub, “Saya lapar. Berikan padaku sedikit dari sup kacang merahmu.”

Sekarang Yakub mengatakan sesuatu yang sangat sangat gila. Dia berkata, “Baiklah, tapi kamu harus melakukan sesuatu terlebih dahulu. Berikan kepadaku hak kesulunganmu.” Kamu pasti menduga betapa irinya Yakub pada saudara kembarnya.

Tapi yang lebih gila lagi adalah reaksi Isai. Dia berkata, “Baiklah! Sekarang berikan padaku sup kacang merah itu.” Yakub berkata, “Kamu harus bersumpah dulu bahwa kamu akan memberikanku hak lahirmu...”

“Yeah, yeah, yeah.... Apapun! Aku bersumpah! Sekarang berikan padaku sup itu...”

Sekarang kenapa Isai mau menukar hak kelahirannya hanya untuk semangkuk sup? Apakah otaknya sedang pergi berlibur hari itu? Apakah otaknya sedang berlayar di Karibia atau sedang berbelanja di Hong Kong? Tidakkah Isai tahu apa arti hak kelahirannya? Menjadi anak sulung berarti sebuah posisi kehormatan. Menjadi anak sulung berarti kehormatan yang besar. Dan ya, menjadi anak sulung berarti warisan yang besar—di mana dia bisa membeli sebuah kolam renang penuh sup jika dia mau.

Tapi mengapa dia membuang semuanya itu hanya untuk sup hari itu?
Teman, ini adalah gambaran besar dari apa ketergantungan itu sebenarnya. (Ngomong-ngomong, saya tidak berkata bahwa Isai kecanduan sup. Saya menggunakan ceritanya hanya sebagai sebuah analogi.)


Pertukaran-Pertukaran Bodoh Yang Kita Lakukan
Saya bertemu dengan seorang pria yang membuang seluruh keluarganya untuk narkoba. Bertahun-tahun yang lalu, dia memiliki pekerjaan yang hebat, rumah yang bagus, dua orang anak, dan istri yang cantik. Hari ini, karena seonggok zat kimia yang dia hirup lewat lubang hidungnya, dia hancurkan hidupnya. Dia kehilangan pekerjaannya dan rumahnya. Anak-anaknya membencinya dan istrinya berkencan dengan pria lain...

Mengapa menukar semua itu untuk menghirup shabu?
Tidak ada logika. Itu adalah pertukaran yang bodoh.

Suatu hari, seorang wanita meminta bantuan saya. Dia berkata, “Suami saya adalah seorang penjudi. Dia mencuri uang dari kantornya dan menggunakannya untuk berjudi. Bosnya mengetahui itu dan menuntutnya. Suami saya akan masuk penjara!”
Mengapa menukar pekerjaan yang baik untuk permainan di meja blackjack? Lagi-lagi, ini adalah pertukaran yang bodoh.

Daftar ini terus bertambah:
  • Seorang perokok, menukar kesehatannya untuk nikotin.
  • Seorang pecandu-pornografi, menukar martabatnya untuk fantasi testosteron.
  • Seorang wanita yang memberikan tubuhnya kepada pria lain, hanya agar dia mencintainya, menukar harga dirinya untuk sebuah pelukan sekilas.
  • Seorang pegawai pemerintahan yang menerima suap, menukar kehormatannya dengan uang. Setelah bertahun-tahun, dia tidak lagi merasa bersalah sedikit pun, hati nuraninya mati.

Satu Keahlian Luar Biasa Orang Dewasa
Pada level awal, permasalahannya adalah ketidaksabaran dan reaksi impulsif. Dan ya ampun, apa yang saya tahu tentang reaksi impulsif.

Seperti Isai, saya menginginkannya sekarang—tak peduli harga apa yang harus saya bayar untuk masa depan saya. Seperti Isai, saya ingin sup saya sekarang, apapun “sup” saya itu. Bagi saya, itu mungkin internet porno, fantasi seksual, dan penerimaan dari orang-orang.
Reaksi impulsif berarti saya memprioritaskan keinginan jangka pendek saya di atas kebutuhan jangka panjang saya.

Ini membawa kita kepada keahlian penting, utama, luar biasa kuat yang semua orang dewasa miliki: Kemampuan untuk menunda kepuasan. Kamu tidak akan bisa dewasa secara emosional dan spiritual tanpa itu. Itu mustahil.

Menunda kepuasan adalah keahlian penting bagi seorang juara. Dalam segala bidang! Karena ada hadiah yang besar di hadapan mereka, para juara mengorbankan hari ini agar mereka mendapatkan hadiah mereka besok.

Apakah kamu ingin menjadi seorang juara?
Hadiah besar apa yang kamu targetkan?
Apakah ambisi sucimu?


Anatomi Ketergantungan
Sebelum saya berbicara lebih banyak tentang ambisi suci, izinkan saya mengulang kembali apa yang sudah kita ulas di artikel saya sebelumnya. Dalam level yang lebih dalam, masalah dari ketergantungan adalah ini:
  1. Kebutuhan yang amat-sangat
  2. Perasaan yang menyakitkan
  3. Ketergantungan
Jauh di dalam, terdapat sebuah (1) kebutuhan yang amat-sangat.
Dan kebutuhan yang amat-sangat itu adalah Bejana Cinta yang kosong. Intinya, pecandu tidak mencintai dirinya sendiri. Pecandu tidak menghargai dirinya sendiri. Pecandu tidak menghormati dirinya sendiri. Terkadang, dia sadar akan kebutuhan yang luar biasa akan cinta. Banyak kali, dia tidak menyadarinya. Semuanya itu di bawah alam sadar.

Interpretasi saya tentang cerita Isai-Yakub di atas adalah bahwa Isai tidak menghargai hak kelahirannya karena dia tidak menghargai dirinya sendiri. Dia tidak menghargai masa depannya.
Sekali lagi, biar saya nyatakan intinya: Saya percaya bahwa setiap ketergantungan adalah kelaparan akan cinta. Itulah kebutuhan sebenarnya di balik setiap ketergantungan. Kelaparanmu akan cinta menghasilkan bagian kedua dari persamaan tadi: (2) perasaan yang menyakitkan—seperti depresi, kemarahan, ketakutan, kekhawatiran, kesepian, dll.

Untuk lari dari perasaan-perasaan menyakitkan ini, pecandu akan mengambil anestesi yang disukainya. Anestesi itu adalah bagian ketiga dari persamaan di atas: (3) ketergantungan. Bisa saja berjudi, narkoba, dan alkohol. Bisa saja workaholism hingga sebuah keluarga hancur. Atau berbelanja hingga lima kartu kredit mencapai batas maksimal. Atau makan hingga kegemukan. Atau diet hingga menjadi sangat sakit.

Agar sebuah ketergantungan bisa disembuhkan, kebutuhan yang nyata harus dipenuhi. Bejana Cinta harus terisi. Syukurlah, kamu dapat melakukannya dengan banyak cara seperti yang kita diskusikan dalam artikel saya yang terakhir. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk, saya membagikan kepada mereka salah satu prinsip yang paling kuat—dan kontroversial...


Jangan Berfokus Pada Ketergantunganmu
Ikuti saya. Lakukan latihan ini untuk saya.
Katakan keras-keras “Saya tidak akan memikirkan seekor Gajah Pink” sebanyak lima kali. Siap? Lakukan...

“Saya tidak akan memikirkan seekor Gajah Pink”
“Saya tidak akan memikirkan seekor Gajah Pink”
“Saya tidak akan memikirkan seekor Gajah Pink”
“Saya tidak akan memikirkan seekor Gajah Pink”
“Saya tidak akan memikirkan seekor Gajah Pink”

Biar saya bertanya kepadamu sebuah pertanyaan: Apa yang kamu pikirkan sekarang? Seekor Gajah Pink, tentu saja.

Orang yang ingin melepaskan ketergantungannya akhirnya malah berfokus pada ketergantungannya, dan itu tidak akan berhasil.

Saat seorang perokok berkata, “Saya tidak akan merokok lagi!” 300 kali sehari, tebak apa yang akan memenuhi pikirannya? Merokok Marlboro favoritnya, apa lagi?
Saat seorang pecandu-makan berkata, “Aku tidak akan makan!” 300 kali setiap hari, tebak apa yang akan memenuhi pikirannya? Memakan cheeseburger favoritnya dan chocholate sundaes.
Saat kamu berfokus pada kebiasaan burukmu, kamu memasuki lingkaran jahat yang menguburmu semakin dalam pada ketergantunganmu. Kamu akhirnya depresi dan tidak tertolong, semakin mengeringkan Bejana Cintamu, membuat dirimu lebih terbuka lagi akan ketergantunganmu.

Lihat. Saya tidak berkata kamu menyangkal kamu memiliki ketergantungan. Faktanya, mengetahui bahwa kamu memiliki sebuah ketergantungan adalah langkah awal untuk menyembuhkannya. Dengan mengakui kamu memiliki masalah, kamu menyelesaikan 50% masalahmu. Tapi kamu lihat, ada perbedaan besar antara mengetahui dan berfokus padanya 24 jam sehari.


Sebuah Prinsip Sederhana Alam Semesta
Biar saya membagikan kepadamu sebuah prinsip sederhana, kuat, umum yang menuntun saya dalam kehidupan sehari-hari saya:
Apa yang saya fokuskan bertumbuh!
Izinkan saya menyimpang sedikit dan menjelaskan prinsip ini kepadamu.
Saya tahu beberapa orang yang berfokus pada hal-hal buruk dalam hari-hari mereka.

Mereka bangun di pagi hari merasa payah. “Ini adalah hari yang buruk,” gerutu mereka. Mereka berangkat ke tempat kerja mengeluh tentang betapa panasnya tempat itu. Mereka mengarungi jalan raya mengeluh tentang para pengemudi gila di jalanan. Mereka sampai di kantor mengeluh tentang banyaknya pekerjaan di meja mereka. Mereka mengeluh tentang bos mereka, gaji yang kecil, internet yang lamban, lembur, makanan yang tidak enak di kantin, dan betapa dinginnya AC.

Saya kasihan kepada mereka. Karena semakin mereka mengeluh, semakin mereka merasa sengsara.

Cepat atau lambat, mereka akan mengalami semakin banyak masalah. (Ingat, apa yang kamu fokuskan bertumbuh.)
Pertama, mereka akan jatuh sakit. Alkitab mengatakan bahwa Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Ams 17:22). Penelitian medis menunjukkan bahwa banyak penyakit fisik merupakan psychosomatic. Jiwa yang negatif dapat menciptakan borok, hipertensi, dan penyakit-penyakit lainnya. Secara sederhana karena tubuh kita merupakan cetakan biru kehidupan emosional kita.

Kedua, mereka akan kehilangan teman. Karena tidak ada orang yang mau berbicara dengan seorang penggerutu. Tentang dia, mereka akan berkata, “Dia membuat depresi dan itu mungkin menular!”

Ketiga, mereka akan kehilangan pekerjaan mereka—atau paling tidak, promosi. Seseorang yang tidak memiliki semangat dalam pekerjaannya tidak akan diberi penghargaan. 200 CEO ditanya apa kemampuan nomor satu yang mereka cari dalam karyawan mereka, dan kebanyakan dari mereka menjawab, “Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain.” Bukan kemampuan teknis, tetapi kemampuan berelasi yang dihargai dalam perusahaan.

Baiklah, penyimpangan saya sudah cukup. Bagaimana ini diterapkan pada ketergantungan tersembunyimu?


Berfokus Pada Ambisimu
Bukannya berfokus pada ketergantunganmu, berfokuslah pada ambisimu.

“Ambisi” memiliki arti yang negatif sekarang ini, jadi biar saya menjernihkan kata ini. Dengan ambisi, maksud saya adalah visimu untuk masa depanmu.

Dengan ambisi, maksud saya adalah mimpi-mimpi yang Tuhan tempatkan dalam hatimu.
Jadi bukannya berkata, “Saya akan berhenti merokok” 300 kali sehari, sebaliknya katakan, “Saya akan menjadi sehat dan berlari marathon” atau “Saya akan menjadi sehat dan menjadi pemain badminton Kelas B”.

Bukannya berkata, “Saya akan berhenti makan”, tetapi katakan, “Saya akan menjadi sehat, memiliki berat badan 60 kg yang sehat, pergi ke gym tiga kali seminggu, bermain badminton dua kali seminggu...”

Bukannya berkata, “Saya akan berhenti belanja setiap hari”, tatapi katakan, “Mulai bulan depan, saya akan menabung P5,000 setiap bulan, menghapus semua kartu kredit pada Desember 2007, dan mulai berinvestasi dalam dana bersama pada Januari 2008, dan mengakumulasikan P200,000 pada Juni 2010.”

Saat kamu berfokus pada ketergantunganmu, itu menekanmu.
Saat kamu berfokus pada ambisimu, itu membakar semangatmu.

Dan apa yang terjadi saat kamu melakukannya? Saat kamu mengambil langkah kecil menuju pemenuhan ambisimu, kamu lebih menghargai dirimu sendiri. Kamu memperoleh kepercayaan diri. Kamu memperoleh penghargaan diri. Sedikit demi sedikit, cinta dituangkan ke dalam Bejana Cintamu. Perasaan-perasaan kebutuhan itu tetap ada, tapi mereka kehilangan kepentingan dan intensitasnya.


Buat Mimpimu Mimpi MAGIC
Setiap Minggu, saya berkhotbah kepada hampir dua ribu orang di Valle Verde Country Club di Pasig, Metro Manla. Setiap minggu, saya mengajar mereka bagaimana bermimpi. Jadi saya menulis Booklet Doa Novena Untuk Cinta Tuhan dan memberikannya kepada setiap mereka.
Dalam novena itu, saya meminta orang-orang menuliskan 7 mimpi yang akan mereka doakan setiap hari. Percayalah, mereka sangat bersemangat menuliskan mimpi-mimpi mereka!
Dan saat mereka mendoakannya, saya minta mereka juga mengambil langkah kecil menuju pemenuhan mimpi-mimpi itu.

Dalam novena itu, saya juga memberi instruksi bahwa mimpi mereka sebaiknya.... MAGIC!
Yang saya maksud dengan MAGIC adalah:
  • M-Measurable (Terukur)
    Jangan hanya menulis, “Memiliki keluarga yang bahagia”; Sebaliknya tulis, “Memiliki keluarga yang bahagia dengan kencan mingguan dengan pasangan hidup saya dan anak-anak mulai Agustus 2007”; Jangan hanya menulis, “Memiliki lebih banyak uang”; Sebaliknya tulis, “Mendapatkan tambahan P10,000 setiap bulan lewat kerja sampingan pada Desember 2007.”
  • A-Ambitious (Ambisius)
    Lagi-lagi, saya menggunakan “ambisi” tanpa artinya yang negatif. Yang saya maksud dengan “ambisi” secara sederhana adalah memimpikan mimpi yang besar! Mimpi yang kecil tidak akan menyemangatimu. Tapi bahkan jika mimpi-mimpi itu ambisius, mimpimu juga harus dapat diraih.
  • G-Godly (Ketuhanan)
    Jangan pernah bermimpi dari keegoisan dan kerakusanmu. Itu akan membuatmu kosong dan sengsara. Sebaliknya, temukan mimpi yang Tuhan telah berikan dalam hatimmu. Pemenuhan mimpi-mimpi ini seharusnya pada akhirnya membantumu untuk lebih mencintai Tuhan dan sesama. (Dan tidakkah kamu sadari? G ada di tengah-tengah. God (Tuhan) seharusnya menjadi pusat dari mimpi-mimpi kita.)
  • I-Imaginative (Imaginatif)
    Berikan detil dalam mimpimu. Jadikan itu sebuah gambaran. Jangan hanya menulis, “Memiliki rumah pada 2009”. Deskripsikan jenis rumah seperti apa yang kamu inginkan. “Memiliki rumah putih dengan 2 kamar tidur dan sebuah taman kecil di Laguna pada 2009”.
  • C-Complete (Lengkap)
    Miliki mimpi yang menyentuh aspek-aspek paling penting dalam hidupmu: Spiritual, Keluarga, Finansial, Fisikal... Dengan sukses dalam segala area, kamu memperoleh keseimbangan hidup.

Pertukaran Bijaksana, Teman-Teman?
Kemarin, saya membaca sebuah cerita yang indah.
Suatu hari, seorang gadis kecil bernama Jenny sedang berada di pasar bersama ibunya. Dia melihat gelang mutiara mainan seharga P20. Dia menjadi begitu bersemangat dan meminta ibunya membelikannya. “Apa kamu yakin kamu menyukainya?”, tanya ibunya.

“Ya, mama! Tolong, tolong, tolong belikan itu untukku!”

Jadi ibunya membeli mutiara mainan itu untuk Jenny kecil.

Ayah Jenny, yang sangat mencintainya, membacakan cerita pengantar tidur setiap malam untuk Jenny. Suatu malam, setelah membacakan cerita untuknya, dia bertanya pada Jenny, “Jenny, apa kamu mencintaiku?”

“Tentu aku mencintaimu, Papa”, katanya.

“Bisakah kamu berikan padaku gelang mutiaramu?”, tanyanya.

Jenny kecil mendelik. “Papa boleh mengambil boneka putriku, tapi tidak gelang mutiaraku. Itu kesukaanku.”

Sang ayah tersenyum, “Tidak apa-apa Jenny, aku mencintaimu.” Dia mengecupnya dan mengucapkan selamat malam.

Tujuh hari kemudian, setelah sesi membaca, sang ayah bertanya lagi, “Jenny, apa kamu mencintaiku?”

“Papa, Papa tahu aku mencintai Papa,” kata si gadis kecil.

“Bisakah kamu berikan gelang mutiaramu?”, tanyanya sambil tersenyum.

“Tidak Papa, tolong. Papa boleh mengambil sisirku, pena unguku, dan bando merahku. Tapi tidak gelang mutiaraku!”

Dia tertawa kecil. “Tidak apa-apa, sayang. Aku mencintaimu,” dan mengecupnya.

Tapi beberapa hari kemudian, Jenny yang menangis datang kepada ayahnya dan berkata, “Papa, aku sangat mencintaimu,” dan menyerahkan ke dalam tangan sang ayah gelang mutiara mainannya.

Ayahnya memeluknya dengan erat dan berkata, “Aku punya hadiah spesial untukmu, gadis kecil.” Dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, sebuah kotak ungu dengan garis emas. Dia membukanya, dan menunjukkan kepadanya sebuah gelang mutiara asli. “Ini milikmu. Tidak ada lagi gelang mutiara mainan untukmu, putriku. Kamu layak mendapatkan yang asli.”

Teman, ini adalah bentuk pertukaran yang bijaksana yang Tuhan ingin berikan kepada kita. Bukan pertukaran bodoh yang “Yakub” dan “Sup Merah” dalam hidup kita tawarkan pada kita.
Sebaliknya, Tuhan ingin mengambil apa yang murah dan palsu dalam kehidupan kita (ketergantungan kita), supaya Dia dapat memberikan kepada kita sesuatu yang jauh, jauh lebih baik (ambisi-ambisi suci kita).

Serahkan ketergantunganmu.
Serahkan apa yang palsu.
Serahkan apa yang menghancurkanmu.
Serahkan apa yang membuatmu menjauh dari Tuhan dan kehidupan dan kebahagiaan.
Seperti Jenny, kamu layak mendapatkan yang lebih baik.


Saya tetap sahabatmu,




Bo Sanchez
-translated by hiLda 2009-

NB:
  1. Judul original artikel karya Bo Sanchez: "Focus On Your Ambition, Not Your Addiction". Untuk membacanya, silakan cari di kotak Google Custom Search di sebelah kanan.
  2. Download PDF-nya di sini. Bila kamu merasa diberkati, bagikanlah tulisan ini ke teman-temanmu. GBU alwayz... ^^



Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think about this post?